ROMA, Pena Katolik – Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo menerima Gereja Kanonik (tituler) atas keterpilihannya sebagai Kardinal. Gereja yang menjadi Gereja Kanonik untuk Kardinal Suharyo adalah Gereja Spirito Santo alla Ferratella, di wilayah Eur, Roma timur.
Misa sebagai penanda serah terima Gereja Kanonik ini dipimpin oleh Kardinal Suharyo di gereja itu pada 28 Agustus 2022. Di awal Misa, Monsignore Boiardi, sebagai perwakilan dari Vatikan, membacakan surat penetapan Gereja Spirito Santo alla Ferratella, sabagai Gereja kanonik untuk Kardinal Suharyo. Pada kesempatan ini, Kardinal Suharyo kembali mengingatkan pentingnya umat Katolik Indonesia untuk menerapkan prinsip 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia sebagaimana dicetuskan mantan Uskup Keuskupan Agung Semarang Almarhum Mgr Albertus Soegijapranata, SJ.
“100 persen Katolik, 100 persen Indonesia harus dilakukan dengan pendekatan sejarah dan situasi kekinian di Indonesia. Selain itu diibutuhkan tanggungjawab dan kepedulian untuk menjaga dan merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita inginkan,” ujar Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) ini.
Menurut Kitab Hukum Kanonik, setiap kardinal yang terpilih akan mendapat gereja Kanonik (tituler). Gereja ini adalah gereja paroki di Kota Roma yang berada di bawah Keuskupan Roma. Seorang kardinal kemudian akan terikat kepada Gereja ini sebagai Gereja tituler untuknya. Hal ini sebagai gelar kehormatan yang melambangkan hubungan di antara kardinal dan Paus sebagai Uskup Roma.
Namun, meski namanya kemudian terkait dengan gereja ini, namun seorang kardinal tidak memiliki kekuasaan untuk mengatur atau mencampuri urusan administrasi parokinya.
Dalam upacara hari itu, Kardinal Suharyo memimpin perayaan Ekaristi dalam Bahasa Latin di paroki itu yang berbasis di Roma.
Kardinal Suharyo berada di Roma untuk mengikuti Konsistori Luar Biasa yang diadakan di Vatikan Minggu ini. Dalam kotbahnya Kardinal Suharyo memperkenalkan Indonesia dan Gereja Katolik Indonesia kepada umat setempat.
“Walaupun mengalami banyak tantangan (Gereja Indonesia) tetapi sangat aktif dan berkembang dengan baik. Eropa yang dilanda badai sekularisme, rasanya penting mendengar kabar baik seperti ini,” kata Uskup Agung Jakarta ini.
Staf Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama Takhta Suci Vatikan, Pastor Markus Solo Kewuta, SVD yang berkesempatan memberi sambutan menggarisbawahi pentingnya 100 persen umat Katolik, 100 WNI. Hal ini mengingat sejarah kolektif bangsa Indonesia. Selain itu, Suster Claren, PRR juga tampil membagi pengalaman Tarekat Putra-Putri Reinha Rosari (PRR) menjadi misionaris di Italia. Kemudian sharing pengalaman juga disampaikan Ketua IRRIKA Pastor Polce Berek, imam SVD asal Keuskupan Atambua, Pulau Timor. Seluruh rangkaian acara sangat berkesan meski di bawah terik matahari Roma, kota Abadi yang lumayan panas membakar ubun-ubun.
Kardinal Suharyo sebagai selebran utama didampingi Nuncio Apostolik untuk Indonesia Uskup Agung Piero Pioppo dan Pastor Paroki setempat, misa ini dirayakan dalam bahasa Italia. Ada juga beberapa imam asal Indonesia yang menghadiri Misa ini.
Gereja Spirito Santo alla Ferratella terletak di sebelah timur Roma. Gereja ini hanya berjarak 2,5 km dari Kedutaan Besar Indonesia untuk Vatikan. Hadir dalam acara santap siang sejumlah anggota Ikatan Rohaniwan-Rohaniwati Se-Kota Abadi (IRRIKA), DCM KBRI untuk Italia Lefianna Hartati Ferdinandus, Kepala Atase Pertahanan Kolonel Laut Aminuddin Albek dan Assistennya, Mayor Sus Isran Anshari serta Sekretaris Dua Agnes Rosari Dewi.