27.3 C
Jakarta
Thursday, May 2, 2024

RIP Romo Martinus Hadiwijoyo, Pendiri THS-THM: Mencari Iman Sebesar Biji Sesawi

BERITA LAIN

More

    JAKARTA, Pena Katolik – Kabar duka datang dari Keuskupan Agung Jakarta dan Komunitas Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria (THS-THM) atas kepergian Romo Martinus Hadiwijoyo. Romo Hadi meninggal dunia di RS Sint Carolus, Jakarta pada pukul 14.35 WIB, Senin 29 Agustus 2022. Saat ini, jenazah Romo Hadiwijoyo disemayamkan di Pusat Pastoral Samadi dan Misa Requim akan dilaksanakan pada Senin (29/8) pukul 19.00.

    Romo Hadi dikenal luas karena ialah yang menjadi pendiri dan inisiator awal Komunitas THS-THM. Komunitas ini dapat dikatakan sebagai sebuah “padepokan” pencak silat/bela diri yang lahir dalam Gereja Katolik di Indonesia.

    Bagi komunitas THS-THM, Romo Hadiwijoyo adalah seorang pendekar gereja yang rendah hati dan konsen terhadap penggemblengan Orang Muda Katolik (OMK) agar makin militan, serta setia kepada Kristus, kepada Gereja Katolik Roma dan kepada orang tua.

    Selain olahraga bela diri, dalam THS-THM para peserta akan diajak juga untuk semakin akrab dengan kitab suci dan doa. Melalui olah fisik dan kegiatan pendalaman iman dalam THS-THM ini, diharapkan OMK semakin bersemangat dan memiliki kegiatan positif yang beragam. THS-THM adalah sebuah arus dari bela-diri Indonesia, pencak silat yang bernafaskan agama.

    Pribadi yang Rendah Hati

    Romo Hadi lahir di Yogyakarta, 26 Februari 1947. Sebagai imam, ia ditahbiskan di Jakarta, 4 Juli 1984. Perjalanan panggilan imamat Romo Hadi unik. Setelah lulus dari Seminari Menengah Mertoyudan tahun 1966, ia masuk ke biara MSF. Namun, pada tahun 1974, ia keluar dari biara MSF untuk bekerja membantu orang tua. Baru tahun 1981, Hadi melanjutkan pendidikannya pada STFT Kentungan, Yogyakarta, hingga selesai tahun 1984.

    la memiliki motto imamat, yaitu “supaya kamu pergi dan menghasilkan buah (Yoh 15: 16b)”. Kekhusuan Romo Hadi adalah kemampuannya untuk ‘menjaring’ anak-anak muda untuk menjadi imam atau suster melalui organisasi anak muda Tunggal Hati Seminari (untuk panggilan imamat), dan organisasi anak muda Tunggal Hati Maria (untuk panggilan suster).

    Selama mendampingi THS-THM, Romo Hadi dikenal sebagai pribadi yang ramah dan rendah hati. Ia membangun dan membesarkan THS-THM dengan penuh kelembutan. Hal ini dikenang salah satunya oleh Yohanes Bayu Samudro. Mantan Dirjen Bimas Katolik ini adalah angkatan ke-3 THS-THM. Sebagai angkatan awal THS-THM, Bayu merasakan betul tangan dingin almarhum dalam mendidik anak-anak muda Katolik yang tergabung dalam komunitas THS-THM di pelbagai kota di tanah air. Kepada putra-putrinya (THS-THM) kata Bayu,  Romo Hadi — sapaan akrab almarhum, selalu mengatakan kata-kata di bawah ini.

    “Bukan sombong yang aku cari, melainkan iman sebiji sesawi yang kupersembahkan bagi Allah Tritunggal Mahakudus. Senantiasa menjadi pribadi yang rendah hati. Kokoh dalam prinsip namun luwes dalam mencapainya (Fortiter in Re, Suaviter in Modo).”

    Ungkapan ini, ujar Bayu, kerap diulang-ulang oleh Romo Hadi di hadapan putra-putrinya THS-THM di mana pun berada.

    “Itu terus berulang-ulang. Hingga mendasari prinsip hidup setiap anggota THS-THM di mana pun perannya,” ujar Bayu.

    Romo Hadi dikenal sebagai pendiri THS-THM. Menurut Bayu, THS dirintis sejak di Seminari Mertoyudan tahun 1983 dan dideklarasikan di Jakarta tahun 1985. THM menyusul kemudian pada tahun 1986. “ Saya ikut hahun 1985, ketika beliau bertugas di Paroki Tanjung Priok, “ tambah Bayu.

    Menurut Bayu, ada tiga uskup yang merupakan anggota THS-THM.  “Mgr. Antonius Bunjamin (Uskup Bandung), Mgr. Ewaldus Sedu (Uskup Maumere) dan Mgr. Paulinus Yan Ola (Uskup Tanjung Selor) adalah anggota THS-THM,” kata Bayu.

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI