Minggu, November 24, 2024
26.3 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Jumat 26 Agustus 2022; Santa Teresia Yornet dan Santo Zepherinus

Bacaan Pertama: 1 Korintus 1:17-25

Kami memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi kebanyakan orang, tetapi bagi mereka yang terpanggil, merupakan hikmat Allah. Saudara-saudara, Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, melainkan untuk memberitakan Injil; dan ini pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.

Sebab pemberitaan tentang salib memang suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis, ‘Aku akan membinasakan hikmat orang-orang arif dan melenyapkan kearifan orang-orang bijak.’

Di manakah terdapat orang berhikmat? Di manakah si ahli Taurat? Di manakah orang cerdik pandai dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Sebab hikmat Allah telah menentukan bahwa dunia dengan hikmatnya tidak mengenal Allah. Oleh karena itu Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya berkat kebodohan pemberitaan Injil.

Orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat. Tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi orang Yahudi, dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi.

Tetapi bagi mereka yang dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah! Karena yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia, dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 33:1-2,4-5,10ab,11

Ref. Kita memuji Allah kar’na besar cinta-Nya.

  • Bersorak-sorailah, dalam Tuhan, hai orang-orang benar, dalam Tuhan! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
  • Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
  • Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.

Bait Pengantar Injil: Matius 24:42a.44

Ref. Alleluya.

Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.

Bacaan Injil: Matius 25:1-13

Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!

Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak. Sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya.

Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, ‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’ Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.

Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, ‘Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.’ Tetapi yang bijaksana menjawab, ‘Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian.

Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.’ Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah.

Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, ‘Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!’ Tetapi tuan itu menjawab, ‘Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.’ Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.’

Demikianlah Injil Tuhan

Gadis Bodoh

Ada sepuluh gadis, lima bijaksana dan lima lagi bodoh. Gadis-gadis yang bodoh tidak membawa persediaan minyak untuk pelitanya, sebagaimana dilakukan oleh gadis- gadis yang bijaksana itu. Ketika pengantin pria terlambat datang, gadis-gadis yang bodoh tidak siap, karena sangkanya tidak datang pada saat tengah malam, sedangkan gais-gadis yang bijaksana senantiasa siap dengan membawa pelitanya dan persediaan minyak; meski pun tengah malam.

Seorang beriman hendaknya meneladan gadis-gadis yang bijaksana, yang selalu siap sedia, kapan pun juga. Kebijaksanaan dinilai dari sikap orang, ketika menghadapi tugas atau pekerjaan penting dan itu tergantung pada keputusan yang diambilnya.

Sikap gais-gadis yang bijaksana pantas dan perlu kita teladani. Mereka bersikap serius, penuh perhatian dan perhitungan. Sebaliknya gadis-gadis yang bodoh menggambarkan sikap yang tidak bisa menilai penting tidak- nya suatu tugas.

Orang-orang bijak berhati-hati dengan mempersiapkan minyak ekstra untuk pelita mereka. Orang-orang yang bodoh dan ceroboh tidak mempertimbangkan keadaan yang tidak terduga. Jadi, menjadi bijak adalah berhati-hati dan bersiap untuk hal yang tidak terduga.

Menjadi bodoh adalah ceroboh dan tidak peduli dengan situasi yang tidak terduga. Tetapi apakah bijaksana atau bodoh, ada konsekuensi yang lebih baik atau lebih buruk, seperti yang dikatakan oleh perumpamaan Injil kepada kita. Tetapi menjadi bijak bukan hanya tentang berhati-hati dan siap untuk situasi apa pun.

Seperti yang dikatakan Santo Paulus pada bacaan pertama, hikmat adalah tentang memahami salib sebagai kekuatan Tuhan untuk menyelamatkan. Salib mungkin tampak seperti kebodohan, bagi orang Yahudi rintangan yang tidak dapat mereka lewati, dan orang Yunani mencari hikmat, tetapi bagi mereka yang dipanggil untuk beriman, itu adalah kekuatan dan kebijaksanaan Tuhan. Belum terlambat bagi kita untuk memahami makna salib, kekuatan dan hikmat yang Tuhan berikan melalui-Nya, sehingga kita akan berhati-hati dan siap menghadapi tantangan hidup.

Doa

Allah yang Mahakuasa, Engkaulah sumber dan asal segala yang baik. Bangkitkanlah dalam diri kami kasih akan Dikau dan tambahkanlah iman kami. Semoga Engkau memupuk benih-benih yang baik dalam diri kami dan memeliharanya sampai menghasilkan buah. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.

Sumber https://renunganhariankatolik.org/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini