Kamis, Desember 26, 2024
26.2 C
Jakarta

Peringatan 50 tahun FABC: Gereja Asia dalam Perjalanan Penuh Rahmat dan Syukur

Umat Katolik di Bangkok saat kunjungan Paus Fransiskus ke Thailand pada tahun 2019. IST

KITAMRUNG, Pena Katolik – Presiden Federasi Konferensi Waligereja Asia (FABC), Kardinal Charles Bo menyoroti pencapaian penting Gereja-Gereja di Asia selama lima dekade terakhir. Ia menyerukan perubahan komprehensif dan pembaruan yang kuat untuk mengatasi tantangan baru yang mendesak di zaman kita.

FABC membuka perayaan Yubileum emasnya yang menandai 50 tahun berdirinya. Kardinal Bo yang juga Uskup Agung Yangon dan Presiden FABC menyoroti perlunya perubahan dan “pembaruan yang kuat” di Gereja di Asia untuk mengatasi tantangan baru Milenium Ketiga.

Rangkaian perayaan 50 tahun FABC dirayakan Senin, 22 Agustus 2022 di Gereja Beato Nicholas Bunkerd di Kitamrung, Thailand. Perayaan ini berlangsung hingga akhir Oktober ketika para Uskup Asia akan berkumpul di Bangkok untuk Konferensi Umum FABC 50 yang akan diadakan pada 12-30 Oktober 2022.

Identitas yang Hidup

Dalam pidato pelantikannya, Kardinal Bo memuji pencapaian besar Federasi dan Gereja-Gereja anggotanya, dengan mengatakan bahwa lima dekade ini telah menjadi “perjalanan rahmat dan rasa syukur” yang telah memberi Gereja Asia “identitas yang hidup”. Prelatus Myanmar itu menyoroti kontribusi Gereja di Asia bagi Gereja universal, karena Gereja berusaha menjadi wajah Kristus bagi orang-orang Asia. “Dengan kreativitas, FABC membentengi tiga dialog dengan budaya, agama, dan kaum miskin di Asia,” katanya.

Kardinal Bo juga mencatat bahwa dengan Kekristenan memainkan peran penting di negara-negara Asia, yaitu dalam pendidikan, kesehatan dan pembangunan manusia, negara-negara menjadi lebih percaya diri secara ekonomi dan politik. “Gereja hidup di Asia dan Afrika dengan panggilan yang meningkat. Ini adalah kesempatan dan tantangan besar,” katanya.

Pada saat yang sama, Kardinal Bo mencatat bahwa Gereja Katolik di Asia sedang menghadapi masa-masa penuh tantangan baru yang ditandai dengan konflik, kemiskinan, perubahan iklim, dan keruntuhan ekonomi, dan meminta semua yang berkumpul untuk merenungkan “bagaimana Gereja-Gereja Asia dapat menjadi nabi perdamaian di dunia yang semakin cemas.”

“Kita berkumpul di tengah awan konflik dan pengungsian yang mencekik, runtuhnya ekonomi, perubahan iklim yang menakutkan, pandemi, dan jutaan orang kelaparan. Sekularisme sedang naik daun di dunia tradisional Kristen. Demokrasi menghadapi tantangan berat. Fundamentalisme dan kekerasan agama mengancam perdamaian global. Kita dipanggil untuk memeriksa diri kami sendiri tentang apa yang bisa menjadi peran gereja-gereja Asia,” ujarnya

Sejarah FABC

FABC adalah organisasi konferensi waligereja dalam Gereja Katolik yang mencakup wilayah Asia Selatan, Tenggara, Timur, dan Tengah. Federasi ini bertujuan membentuk solidaritas dan tanggung jawab bersama untuk kesejahteraan Gereja dan masyarakat di wilayah tersebut.

Konferensi ini terdiri atas 16 (atau 19) Konferensi Waligereja dari Bangladesh, Timor Leste, India (baik CBCI maupun masing-masing dari Ritus Siro-Malabar, Siro-Malankar, dan Ritus Romawi), Indonesia, Jepang, Kazakhstan, Korea, Laos-Kamboja, Malaysia-Singapura-Brunei, Myanmar, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Taiwan (Republik Tiongkok), Thailand, dan Vietnam. Terdapat juga keanggotaan dari Hong Kong, Makau, Mongolia, Nepal, Novosibirsk (Rusia), Kirgizstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.[2]

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini