Kamis, Desember 19, 2024
31.3 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Senin 22 Agustus 2022; Minggu Biasa ke-XXI

Bacaan I: 2 Tes 1:1-5,11b-12

Nama Tuhan kita dimuliakan dalam kamu dan kamu dalam Dia. Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus Kristus Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.

Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu, sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita: suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu.

Semoga Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 96:1-2a.2b-3.4-5

Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.

  • Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
  • Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
  • Sebab Mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya.

Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Bacaan Injil: Mat 23:13-22

Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!

Pada suatu hari Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kalian sendiri tidak masuk dan kalian merintangi mereka yang berusaha masuk. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian menelan rumah janda-janda sementara mengelabui indra orang dengan doa yang panjang-panjang.

Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kalian sendiri.

Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata, ‘Bila bersumpah demi bait suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas bait suci, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang bodoh dan orang-orang buta, manakah yang lebih penting, emas atau bait suci yang menguduskan emas itu?

Dan kalian berkata, ‘Bila bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci, ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Mengkritik dengan Cara Yesus

Kritikan Yesus kepada orang Farisi sebenarnya juga menjadi kritikan bagi kita masing-masing. Allah itu selalu mencurhkan rahmat kasih dan kebaikannya bagi kita manusia. Demikian juga rahmat keselamatan Allah selalu mengalir di dalam Gereja. Tetapi mungkin saja bahwa rahmat Allah itu terhambat oleh karena Gereja itu sendiri dengan segala peraturan dan dinamikanya.

Seorang teolog mengibaratkan bahwa kalau tidak hati-hati, Gereja itu seperti helicopter yang suaranya justru membuat penumpangnya tidak mampu mendengar suara Allah sendiri. Kencenderungannya Gereja mempunyai suara yang lebih dominan dari pada suara Allah. Maka umatnya yang didalam Gereja hanya mendengar suara gereja, bukan suara Allah. Ini menjadi bahaya besar, Gereja menjadi penghambat rahmat Allah.

Maka, kebijaksaan menjadi syarat penting agar gereja berjalan di jalur yang benar. Sering terjadi jika hanya mengacu pada peraturan dan hukum, Gereja menjadi Gereja yang kaku dank eras, hanya suka menghukum, bukan membebaskan. Orang dihukum pastilah tidak mengalami sukacita dan kegembiraan. Jika hanya bertumpu pada karya karitatif, penuh belas kasihan, gereja bisa terjebak pada lembaga sosial saja.

Yang dipentingkan hanyalah karya keluar dan karya sosial. Jika yang dipentingkan hanyalah kebijakan pastoral (pastor=imam), maka kencenderungan otoriter dan sesuai pemahaman sendiri menjadi dominan dan bisa menghambat banyak hal.

Keseimbangan antara pastoral, hukum dan rahmat Allah menjadi sangat penting. Tidak mudah untuk menjadi yang ideal, namun bukan berarti tidak bisa. Terbuka akan kehendak Allah, yang diwujudkan dalam peraturan yang meringkan dan kebijakan pastoral yang berdaya guna akan menjadi dinamika yang indah dalam Gereja.

Meski di dalam helicopter, namun mesinnya itu nyaris tak terdengar. Kita bisa mendengarkan suara keindahan alam, suara orang yang berada di luar, dan bisa dengan bebas bercerita dengan sesama penumpang tanpa harus berteriak.

Doa

Allah Bapa yang Mahamurah, kami bersyukur dan berterima kasih atas segala penyelenggaraan-Mu atas kurnia hidup dan atas rahmat yang berlimpah setiap saat dan atas perlindungan-Mu sampai saat ini. Sadarkanlah kami untuk selalu bersyukur dan berani mempersatukan suka-duka dengan derita-Mu dan mempersembahkan sebagai korban silih bagi sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://renunganhariankatolik.org/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini