Senin, Desember 23, 2024
28.5 C
Jakarta

Paus Fransiskus Telah Menghidupkan Kembali Gereja di Irak

Suster Ibtisam Habib Gorgis. Vatican News

BAGDAD, Pena Katolik – Dalam sebuah wawancara, seorang Suster Misionaris Fransiskan dari Hati Maria yang Tak Bernoda, menceritakan dampak dari kunjungan Apostolik Paus Fransiskus pada tahun 2021 ke Irak. Suster Ibtisam Habib Gorgis adalah seorang biarawati kelahiran Irak. Ia mengenang bagaimana kunjungan Apostolik Paus begitu bersejarah dan telah mengubah wajah Gereja di Irak.

Sr. Gordis lahir dan besar di Qaraqosh, sebuah kota Asyur di Irak utara, yang hanya berjarak 30 km dari Mosul, dan dekat dengan reruntuhan kota kuno Niniwe. Dialek yang digunakan di sana adalah turunan dari bahasa Aram.

“Kami berbicara dengan bahasa Yesus”, katanya dengan bangga.

Awalnya, Sr. Gordis menceritakan awal panggilannya. Ia hidup di lingkungan patriarki dan tradisional, ia bergabung dalam kelompok mahasiswa Katolik saat ia belajar biologi. Pada saat itu, ia harus mengatakan, setelah Perang Teluk pertama, negaranya terisolasi dari dunia.

“Kami tidak mengerti apa yang terjadi di luar perbatasan kami, tetapi kami hidup dalam damai,” ujarnya. Ia mengenang, Tāreq ‘Azīz, Menteri Luar Negeri — yang sebenarnya adalah Perdana Menteri — adalah seorang Kristen Kasdim dan berasal dari Tel Keppe, yang sangat dekat dengan Qaraqosh.

 Namun, kecintaan Sr. Gordis pada panggilannya karena ia ingin berbuat sesuatu untuk orang miskin. Ada satu hal yang sangat ia sukai dari keterlibatannya di antara kaum muda Katolik saat itu, yaitu membantu orang miskin.

“Saya menemukan kesenangan dalam berbuat baik. Itu bukan pemuasan egosentris; sebaliknya, itu memberi saya kedamaian batin, itu memberi saya kembali rasa kemanusiaan yang sebenarnya: hidup bersama orang lain dan untuk orang lain.”

Di sinilah, panggilannya berkembang. Perjumpaan dengan dua biarawati Italia datang dalam hidupnya mengubah sepenuhnya perjalanan. Ia lalu mengunjungi biara mereka di Yordania. Saat itu, ia berada di usia pernikahan, tapi ia masih ingin bebas.

“Ketika keluarga saya merasakan bahwa saya mencari di tempat lain, mereka tidak senang.”

Awalnya, keinginan Sr. Gordis untuk menjadi biarawati dilarang orang tuanya.

“Ini putriku, bukan putrimu”, kata ayahku kepada para biarawati di ambang pintu, mencegah mereka masuk. Akhirnya, setelah banyak desakan, dia menyerah dan membiarkan Sr. Gordis pergi ke Yordania.

Kunjungan Paus

Setelah lama berkarya di Yordania dan juga Israel. Kini Sr Gordis bertugas di Irak. Ia bekerja bersama dengan dua saudara. Ia mengelola taman kanak-kanak dengan lebih dari 500 anak.

Sr. Gordis menceritakan bagaimana kunjungan Paus Fransiskus tahun lalu merupakan langkah mendasar dalam pengalaman imannya. Menurutnya, Paus memberi kepada umat Katolik di Irak udara segar; untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun.

“Setelah bertahun-tahun, kami merasa ada seseorang yang benar-benar peduli dengan kami, seseorang yang mencintai kami. Dia membuat kami merasa bahwa kami adalah nilai yang berharga bagi Gereja. Kami hidup dan kami memiliki iman,” ujarnya.

Sr. Gordis menceritakan, bahwa Paus membuat umat merasa bangga berada bersama umat lain terutama dengan umat Muslim yang juga melarikan diri dari kekejaman Daesh. Kunjungan Paus Fransiskus membawa kesadaran bahwa semuanya 9perang) telah berakhir.

“Itu benar-benar berakhir, dan sekarang kita bisa membalik halaman baru. Paus Fransiskus tidak hanya ‘mengunjungi’; dia menghidupkan kami kembali.”

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini