Ribuan orang berjanji untuk menentang sinode Ritus Timur India

0
880
Perayaan Ekaristi di Gereja Ritus Timur Siro Malabar. IST

MANILA, Pena Katolik – Perselisihan liturgi di Gereja Ritus Timur Siro-Malabar tampaknya semakin dalam. Kaum awam bersama dengan para imam dan suster dari keuskupan agung itu berjanji untuk memenuhi tuntutan mereka untuk merayakan Misa Kudus dengan imam menghadap jemaat (sesuai dengan Liturgi dalam Misale Romanum).

Lebih dari 40.000 umat Katolik yang mewakili sekitar 360 paroki di Keuskupan Agung Ernakulam-Angamaly berkumpul di sebuah stadion besar di Kochi pada 7 Agustus secara terbuka menentang rumusan liturgi yang diamanatkan oleh sinode tertinggi Gereja Siro Malabar, yang mengamanatkan pemimpin Misa menghadap ke altar selama doa Syukur Agung.

Akibat keputusan sinode itu, Vatikan melalui Nunsius Vatikan untuk India, Mgr. Leopoldo Girelli, yang sebelumnya pernah menjadi Nunsius untuk Indonesia, meminta Uskup Agung Antony Kariyil, Uskup Siro-Malabar sebelumnya untuk mundur dari jabatannya. Perintah Vatikan itu lalu diiikuti oleh Mgr. Kariyil dengan mengundurkan diri sebagai ketaatannya kepada Paus.

Tindakan umat Keuskupan Agung Ernakulam-Angamaly ini muncul seminggu setelah Vatikan menunjuk Uskup Agung Andrews Thazhath sebagai Administrator Apostolik Gereja Ritus Timur Siro-Malabar pada 30 Juli 2022, setelah pencopotan Mgr. Kariyil. Mgr. Kariyil disuruh mengundurkan diri setelah ia gagal mengadopsi struktur liturgi yang dirumuskan oleh sinode. Penggantinya dilaporkan telah diberi mandat untuk mewujudkan kesatuan liturgi di Gereja.

Perbedaan Liturgi

Pertemuan di Kochi, dapat semakin meningkatkan perselisihan liturgi yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Beberapa peserta di stadion mengatakan mereka diingatkan akan janji bersejarah oleh nenek moyang mereka di abad ke-17, yang dikenal sebagai “Sumpah Salib Miring” yang menolak untuk tunduk pada hierarki Yesuit dan Katolik Latin, sehingga memecah belah umat Kristen Santo Thomas dari Pantai Kerala. Komunitas kuno ini sekarang dibagi menjadi tujuh gereja yang terpisah, salah satunya adalah Gereja Siro-Malabar.

Mereka berjanji untuk tidak menyerah pada tekanan apa pun dan dengan teguh berpegang pada permintaan mereka untuk melanjutkan Ordo Misa yang telah mereka ikuti selama lebih dari lima dekade. Mereka juga menuntut keadilan dilakukan terhadap Mgr.  Kariyil yang digulingkan.

Instruksi Paus

Paus Fransiskus, dalam sepucuk surat pada bulan Maret 2022, telah berbicara kepada keuskupan agung dan memproklamirkan, dengan sikap kebapakan, pelaksanaan Misa sesuai dengan tata cara liturgy resmi Gereja. Mgr. Kariyil diinstruksikan untuk menunjukkan keberanian apostolik dan melaksanakan Misa terpadu. Tetapi prelatus itu mengeluarkan dispensasi khusus yang memungkinkan para imam dan awam yang membangkang untuk melanjutkan misa tradisional, yang dipandang tidak mematuhi instruksi Paus yang jelas.

“Vatikan melihat ini sebagai tindakan pembangkangan yang serius,” kata Kuria Gereja Siro-Malabar.

Mgr. Kariyil, bagaimanapun, menegaskan bahwa dia bertindak demi kepentingan keuskupan agung dan umat beriman meskipun “tekanan terus-menerus dari para petinggi.”

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here