Bacaan: Mazmur 31:10-11, 15
“Kasihanilah aku, ya TUHAN, sebab aku merasa sesak; karena sakit hati mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku. Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah; kekuatanku merosot karena sengsaraku, dan tulang-tulangku menjadi lemah. Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: “Engkaulah Allahku!”
Renungan:
Pada tahun 60-an ada kisah nyata yang sangat mengerikan yang disebabkan oleh rasa sakit hati. Di new York ada seorang remaja yang melakukan pembunuhan dengan sadis terhadap seorang tua. Saat itu orang tua tersebut sedang duduk santai di sebuah bangku di taman sambil membaca koran. Tiba-tiba seorang remaja berumur 16 tahun mendekatinya, mencabut sebilah pisau pemotong daging yang besar dan menikamkan pada orang tua tersebut sebanyak 130 kali.
Ketika polisi menarik remaja itu dari mayat orang tua tersebut, dia masih menikamnya. Polisi menangkapnya dan berusaha mencari tahu apa penyebabnya sehingga remaja ini nekat berbuat jahat seperti itu. Pada akhirnya remaja itu menjawab semua pertanyaan polisi. Remaja itu berkata, “Kalian betul-betul ingin tahu? Aku mempunyai seorang kakak laki-laki yang benar-benar pandai, seorang atlet besar, tampan dan berbakat. Ya, pokoknya dia segala-galanya bagi keluarga. Sedang aku tidak. Ibuku selalu berkata, ‘Mengapa kamu tidak menjadi orang yang terkenal seperti kakakmu?’ Kakakku selalu menunjukkan diri sebagai orang yang dibanggakan oleh ibuku dan semakin meremehkanku. Aku tahu aku tidak memiliki kepandaian atau bakat yang membuatku terkenal. Lalu aku membayangkan jika aku tidak terkenal dengan cara seperti kakakku, aku akan terkenal dengan cara lain. Maka aku memikirkan kemungkinan terburuk yang dapat kulakukan. Sebab itu aku keluar dan melakukannya dan hal seperti inilah yang bisa aku lakukan untuk menjadi terkenal. Setidak-tidaknya ibuku akan mengingatku sekarang.” Itulah kisah sakit hati seorang remaja yang karena tidak bisa mengatasi rasa sakit hatinya akhirnya nekat berbuat sesuatu yang mencelakakan orang lain.
Mungkin kita pernah atau sedang merasa sakit hati terhadap orang lain. Ingatlah, itu akan menghancurkan hidup kita dan bisa mencelakakan orang lain. Pemazmur juga pernah menghadapi hal itu, tetapi ia datang kepada Tuhan untuk mengatasinya. Ada dua hal yang ditulis oleh pemazmur untuk mengatasi rasa sakit hatinya, yaitu pertama memohon belas kasih Tuhan. “Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab aku merasa sesak; karena sakit hati mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku. (Mzm 31:10). Kedua, meyakini bahwa Tuhan akan menolong. “Tetapi aku, kepadamu aku percaya, ya Tuhan, aku berkata: ‘Engkaulah Allahku!” (Mzm 31:15). Datanglah kepada Tuhan yang akan mengatasi rasa sakit hati kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, berikan aku hati yang lapang untuk menerima kenyataan pahit yang menimpaku. Berikanlah aku kemampuan untuk mengalahkan rasa sakit hatiku terhadap orang yang telah menyakitiku. Amin. (Dod).
Selamat pagi dan berkiprah dihari Kamis.Tuhan Yesus Yang Maharahim dn Sang Raja Damai membentengi kita sekeluarga dn umat manusia dimuka bumi yang berserah padaNya dengan para malaikat yang kudus dan menutup bungkus dengan DarahNya Yang Mahakudus serta melindungi kita sekel dan manusia diseluruh dunia yang berserah padaNya dari pandemi Covid 19 dan mendamaikan peperangan di Ukraina dn dunia serta memberi kesejahteraan dn kesehatan prima sepanjang tahun 2022.Amen.
Michael Utama OP