KUPANG, Pena Katolik – Tak terasa, sudah 25 tahun Kongregasi Suster Misionaris Karmelit (Carmelite Missionaries) Indonesia melayani di Indonesia, khusunya di Keuskupan Agung Kupang. Misa syukur perak pelayanan mereka diadakan di Aula Gereja St. Maria Assumpta, Kupang, Jumat 15 Juli 2022. Misa ini dipimpin Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang.
Suster Maricel M. Humpay CM mensnyukuri momen 25 tahun pelayanan ini. Ia menilai, momen ini menjadi saat untuk bersyukur atas berkat dan penyertaan Tuhan bagi keluarga besar Kongregasi Carmelite Missionaries. Pemimpin Delegasi Provincial Carmelite Missionaries Indonesia ini menambahkan, karena berkat Tuhan, karya serikatnya mampu bertahan dan memberi sumbangan bagi Gereja lokal di Keuskupan Agung Kupang (KAK).
“Awalnya tahun 1996 suster yang datang pertama hanya dua orang tetapi sekarang sudah banyak, sudah ada 26 suster yang berkaul kekal, 21 kaul sementara, dan 26 aspiran, ” ungkapnya.
Sr. Maricel menyampaikan Kongregasi Carmelite Missionaries di Indonesia nantinya akan berdiri sendiri menjadi delegasi provincial. Ia berharap, tahap ini akan segera dicapai mengingat capaian-capaian karya yang selama ini telah berjalan. Menjadi delegasi provincial sendiri berarti bahwa Kongregasi CM Indonesia bisa mengambil keputusan sendiri terkait misi dan kehidupan karya di Indonesia. Saat ini, Kongregasi CM masih berada di bawah Provinsial Filipina.
“Kami juga berkeinginan untuk membuka asrama untuk membimbing anak-anak di jaman modern ini, mereka tidak hanya tinggal tetapi dibentuk mulai dari karakter, mengenal diri mereka, dan tahu apa tujuan hidup mereka, ” tuturnya.
Mgr. Turang dalam perayaan Ekaristi berpesan kepada para Suster CM agar lebih mengedepankan pelayanan.
“Pengorbanan pengabdian diri benar-benar seperti Yesus yang dia minta karena anda telah meninggalkan segala-galanya, anda tidak menjadi anggota biara untuk ekonomi gaining tetapi spiritual daining, itu yang harus dikembangkan sehingga kehadiran anda menjadi berkat untuk semua orang, ” pesan Uskup Petrus Turang. Kesiapsiagaan dalam pelayanan juga perlu diperhatikan, lanjut Mgr. Turang.
“Walaupun dengan tugas yang besar kita harus menomorsatukan untuk bertemu dengan orang-orang yang membutuhkan kehadiran kita bukan hanya soal bantuan material tetapi kehadiran kita sebagai sesama,” ucapnya. Mgr. Turang berharap, para suster CM semakin bersemangat dalam karya.