Senin, Desember 23, 2024
26.1 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Jumat 24 Juni 2022; HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS

Bacaan I: Yeh. 34:11-16

BEGINILAH firman Tuhan, “Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan.

Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu.

Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka dan di atas gunung-gunung Israel yang tinggi di situlah tempat penggembalaannya; di sana di tempat penggembalaan yang baik mereka akan berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya di atas gunung-gunung Israel.

Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan Allah.

Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,

Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.

  • Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: ‘ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. ‘Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
  • Sekalipun aku harus berjalan, di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
  • Kausiapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
  • Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.

Bacaan II: Rm. 5:5b-11

SAUDARA-saudara terkasih, kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.

Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar–tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.

Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!

Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.

Bait Pengantar Injil: Yoh 10:14

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

Bacaan Injil: Luk. 15:3-7

Sekali peristiwa Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?

Dan kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkannya di atas bahu dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan.

Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”

Demikianlah Injil Tuhan

Pengalaman Dikasihi: Membentuk Pribadi Kita

Kita sering mendengar bahwa anak yang kurang mendapat kasih sayang dari orangtua akan mengalami kesulitan dalam hidupnya, terutama dalam menentukan sikap dan berinteraksi dengan orang lain. Sebaliknya, curahan kasih sayang pada seorang anak akan membentuk pribadinya untuk hidup dengan baik dan menampilkan perilaku yang menyenangkan.

    Hari ini adalah Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus.  Hati Yesus melambangkan Allah yang penuh kasih sayang pada manusia.  Devosi dan perayaan liturgi ini sudah sangat lama ada dalam Gereja, tetapi tetap relevan dan diperlukan hingga sekarang.

    Mungkin selama ini kita lebih banyak didorong untuk berdoa dan berbelarasa, untuk  membuktikan bahwa kita berbakti, taat dan mengasihi Allah.  Akibatnya, kita kurang menghayati sisi yang lain, yaitu bahwa kita sudah lebih dulu dikasihi oleh Allah.  Pengalaman “dikasihi Tuhan”  inilah yang kita perlukan agar  hidup kita bahagia,  sehingga kita tidak menjadi seperti  “anak bermasalah (asosial) karena tidak mengalami kasih sayang.”

    Dalam  Bacaan Injil  hari ini Tuhan Yesus mengajarkan,  seperti apa sikap Tuhan pada manusia.  Ajaran ini untuk menjawab orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka mencibir Yesus:  “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama mereka.”  Yesus menjawab dengan sebuah perumpamaan.

    Tuhan menggambarkan Diri sebagai seorang Gembala yang mempunyai kawanan domba.  Jika dari seratus dombanya ada satu yang hilang, Ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan di padang dan pergi mencari yang sesat itu sampai ketemu. Sesudah menemukannya, ia akan memanggulnya dengan gembira, lalu memanggil para sahabat dan tetangganya dan berkata: “Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.” (Lih. Lk. 15:4-6).

    Dari sabda Yesus itu menjadi jelas bahwa Allah itu bukan Penguasa yang siap menghukum  bila orang melanggar perintah-Nya. Tuhan itu Gembala yang menyayangi setiap domba-Nya; setiap orang berharga di mata Tuhan. Ia ingin supaya kita selamat. Domba yang sesat dicari oleh Yesus; sesudah ketemu, domba itu Ia panggul di bahu-Nya dengan gembira.

    Kita adalahpendosa yang dicari oleh Yesus.  Hukuman atas dosa kita ialah kematian kekal. Tetapi kita telah dibebaskan dari hukuman itu.  Yesuslah yang menanggung hukuman kita dengan mati di salib.  Tuhan  mengasihi aku, bukan karena aku orang baik.  Paus Fransiskus pun mengatakan dirinya “orang berdosa yang dipanggil untuk diutus.”  Allah seperti itulah yang kita jumpai dalam Hati Yesus Yang Mahakudus.  Mari kita renungkan kasih Tuhan ini.  Apakah setiap hari aku mengalami kasih-Nya?

Allah sebagai  Gembala yang penuh kasih  telah diwartakan oleh Nabi Yehezkiel ketika bangsa Israel  diperbudak di negeri asing  karena dosa mereka.  “Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku … Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel.” (Yeh. 34:12-13).

    Janji Allah untuk bertindak sebagai Gembala yang membebaskan umat-Nya dari perbudakan  itu dilaksanakan secara lebih luas dan lebih mendalam oleh Yesus Kristus Putra-Nya. Dialah Sang Gembala Baik yang telah datang untuk mengurbankan Diri agar manusia dilepaskan dari perbudakan dosa.

Dalam suratnya kepada umat di Roma, St. Paulus menegaskan peranan Yesus Kristus sebagai satu-satunya Pengantara dalam rencana keselamatan Allah. Kita orang berdosa yang percaya pada Kristus telah “dibenarkan” dan diperdamaikan dengan Allah.  Karena itu, kita hidup dalam “damai sejahtera” (shalom) yang tidak akan terguncang oleh penderitaan dan kesulitan apapun. Kita  mempunyai pengharapan  yang tidak akan mengecewakan, berbeda dengan pengharapan atas dasar perhitungan manusiawi biasa; kita teguh percaya bahwa kita akan  menerima keselamatan;  kita  tidak akan dipermalukan  oleh pengharapan itu, bahkan kita boleh  bangga  atasnya. (Lih. Rm. 5:1-4).

    Dalam Bacaan hari ini, St. Paulus menjelaskan bahwa pengharapan itu tidak akan mengecewakan, sebab rahmat keselamatan sudah dicurahkan:  “kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Rm. 5:5).  Curahan Roh Kudus membuktikan bahwa kasih Allah dilimpahkan pada kita; melalui Roh Kudus Allah hadir dalam diri kita.

    Anugerah itu kita terima bukan karena kita orang baik.  Kita orang berdosa dan tidak sanggup melakukan sesuatu yang membuat kita dibenarkan oleh Allah.  ”Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka.” (Rm 5:8 dan 6).  Itulah misteri Hati Yesus Yang Mahakudus.

     Setelah mengalami kasih Tuhan, kita pun diharapkan memiliki hati yang sama seperti Hati-Nya: hati yang rela berkorban, mudah mengampuni, sabar dan bersimpati pada “domba yang hilang”, yaitu “orang sesat” yang tersingkir dan dianggap hina oleh komunitas dan masyarakat.

Doa

Ya Tuhan Yesus yang penuh kasih dan pengampunan, Engkau telah rela berkorban demi keselamatanku orang berdosa. Semoga aku dapat mengalami kasih-Mu yang meneguhkan. Kobarkan semangatku untuk meneruskan kemurahan hati-Mu kepada sesama saudaraku. Amin.

Paulus Krissantono

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini