Home BERITA TERKINI Yang Utama itu, Apa?

Yang Utama itu, Apa?

0

Pena Katolik- Dalam Katekismus Gereja Katolik nomor 18 dikatakan bahwa Allah sendirilah pengarang Kitab Suci. Atas alasan itu, Kitab Suci disebut “terinspirasi” dan tanpa kesalahan dalam konteks pengajaran kebenaran dan kitab suci sendiri adalah keperluan dalam ungkapan keselamatan. Roh Kudus, lanjutnya, mengispirasikan para pengarang yang menuliskan apa yang Dia inginkan untuk mengajar kita. Hal yang paling penting untuk kita lihat kembali yakni “Iman Kristen bukanlah ‘agama kitab’, tetapi agama Sabda Allah – dengan kata lain “bukan kata-kata yang tertulis dan bisu, melainkan Sabda yang menjadi manusia dan hidup”.

Hidup manusia setiap harinya selalu ditandai dengan masalah yang kian merenggut pikiran, fisik bahkan mental. Jika ditilik kebelakang  sejak awal mula Covid-19 ada di Indonesia banyak aspek yang menjadi sasaran utama baik dari kesehatan, ekonomi, bahkan hidup sosial. Dalam kasus ini mungkin awalnya sebagian manusia merasa cemas ada juga yang merasa biasa-bisaa saja.

Yang pasti manusia itu normal jika sikap takut dan cemas ada dan dialami oleh si subjek (dia yang mengalami secara personal). “Biasa saja, kalau memang hal itu terjadi yaa setidaknya ada upaya  untuk kita mengantisipasi sebelum kena ataupun saat terkena covid19 itu sendiri”.

Hal yang wajar menjadi tidak wajar lagi kalau pandemi19 merenggut banyak jiwa, bahkan orang-orang hebat yang pernah saya kenal Alm Errol Jhonathan Errol Jonathans, Direktur Utama Suara Surabaya Media dan Alm Paul C Pati, Pemimpin Redaksi Pena Katolik, sungguh serasa tak percaya, ditahun yang sama dua orang yang saya kenal sehat-sehat saja akibat terdampak Covid-19 akhirnya pergi dari dunia fana ini.

Dua orang yang sekaligus menjadi guru terbaik yang mengajarkan banyak trik dalam mewartakan dengan media harus pergi dan tidak akan pernah lagi kembali.

“Pak Errol dan Pak Paul, ilmu yang pernah engkau berikan akan terus bersinar lewat tulisan-tulisan tangan yang pernah engkau latih” Jasa dan ilmu akan terus terkorbar damai dari tangan dan pikiran yang sudah engkau asah.

Tulisan ini sebenarnya sudah saya tulis pada bulan Oktober 2021 dengan tulisan untuk kata pengantar Verbum Veritatis dengan harapan untuk mengajak pembaca agar menyatukan doa-doa dengan Bunda Maria.  Perantaraan devosi kepada Bunda Maria terlebih khusus umat Katolik pasti tidak asing lagi dengan sosok Ibu Tuhan yang kapan-pun bersedia mendengarkan doa umatnya. Harapan dari tulisan ini yaitu agar kebahagiaan hidup yang penuh harapan bersatu dan terbebas dari tekanan psikologis (mental) hidup sehingga tidak terkungkung dengan masa lalu dalam menghadapi realitas hidup saat ini.

Bulan Berkat dan hari berkat

“Bulan Oktober sebagai bulan Rosario seperti yang kita tahu bertalian erat dengan bulan September yang adalah bulan arwah. Sementara itu covid19 tetap ada di tahun 2021 dan tetap saja ada korban karena covid-19, maka dari itu kekuatan devosikan para Bunda Maria salah satu alternatif logis untuk membangkitkan harapan keluarga yang dirundung ketakutan. Keyakinan yang bersifat privasi itu kini menjadi gerakan serentak karena dorongan dari dalam untuka berdoa lewat perantaraan-Nya yaitu Bunda Maria pasti mendengarkan dan menyampaikan doa-doa mereka kepada Putranya, sehingga dimampukan untuk menjalani hari dan menantikan kedatangan Tuhan melalui peristiwa Natal yang dirayakan para bulan Desember 2021 (suasana covid-2021). “

Kasus dari cerita diatas jelas menunjukkan keteguhan hati mengalahkan ketakutan masal. Kejadian itu telah membeberkan dengan jelas bahwa saat-saat manusia tidak ada harapan, ketika tenaga medis tidak mampu mencari solusi, ketika pemerintah juga harus menyerah bahkan orang yang mengklaim dirinya ‘kebal’-pun tertunduk, disitulah kekuatan harapan lahir. Harapan itu lahir saat tidak ada jalan lagi untuk mencari solusi duniawi (yang logis dan ilimah katanya), semua tergantikan dengan sikap menarik diri dan tertuju kepada realitas yang tak terhingga itu. Karena cinta manusia dengan realitas tinggi itu- menjadi alasan yang pasti bagi- sang manusia itu untuk merasakan lembutnya- ‘cinta kasih’ kekal secara personal dan masuk wilayah privatnya. 

Cinta kasih

Cinta kasih bisa diterangkan dalam artian luas dan artian sempit. Dalam artian luas, kata ini melukiskan tindakan-tindakan atau perasaan-perasaan yang baik terhadap orang lain. Kalau begitu, kata ini diterapkan kepada keputusan-keputusan yang baik mengenai orang lain; atau dipergunakan untuk kecenderungan menetap yang baik dalam diri manusia demi kemakmuran, peringanan derita. Sedangkan dalam artian khusus, kata ini menunjuk pada cinta ilahi, yaitu cinta Allah bagi manusia atau cinta manusia bagi Allah. Di sini kita mempertimbakan cinta kasih sebagai keutamaan, yang dengannya ciptaan mencintai Allah demi kepentingan-Nya.

Umumnya cinta kasih adalah kecenderungan yang tertuju kepada kebaikan yang pantas dan ini menjadi akar dari seluruh keinginan jiwa, dan karena itu adalah penting bahwa cinta adalah suatu kebaikan yang benar (S. Th. IIa-IIae, qq. 23-27).

Thomas Aquinas meyakini bahwa cinta kasih adalah bentuk penggerak dan akar segala keutamaan (De Caritate 3). Berbeda dari keutamaan moral lain, obyek cinta kasih bukan hanya kesejahteraan umum namun kebaikan tertinggi (De Caritate 5, ad.4). Sebagai penutup saya mengutip, Kitab Ibrani 11: 1- berbunyi: “ Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Samuel/Pena Katolik

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version