DILI, Pena Katolik – Pemerintah Timor-Leste dan Konferensi Waligereja negara itu telah memperbarui perjanjian kerja sama yang memperluas ketentuan antara negara mayoritas Katolik dan Vatikan. Perdana Menteri Taur Matan Ruak dan presiden konferensi Mgr. Norberto do Amaral dari Maliana, menandatangani perjanjian baru pada 17 Mei 2022.
Para menteri kabinet, termasuk Menteri Keuangan, Rui Augusto Gomes, juga hadir, serta Uskup Agung VirgÃlio do Carmo da Silva dari Dili, Monsignor Marco Sprizzi, kuasa usaha di Nunsiatur Apostolik di Dili dan beberapa pejabat Gereja lainnya.
Perjanjian tersebut melanjutkan konkordat yang ditandatangani antara Vatikan dan Timor-Leste selama kunjungan Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin pada tahun 2015. Saat itu, negara mayoritas Katolik itu merayakan 100 tahun evangelisasi.
Perjanjian itu menetapkan kerangka hukum untuk hubungan bilateral antara Vatikan dan Timor-Leste dan menjadi dasar untuk kesepakatan yang mencakup periode lima tahun (2017-2022), yang menetapkan kontribusi tahunan, tergantung pada ketersediaan keuangan pemerintah, untuk kegiatan sosial, pendidikan, dan pemerintahan gerejawi.
Jumlah dan cara pemberian subsidi diatur setiap tahun oleh kesepakatan terpisah antara pemerintah dan Konferensi Waligereja. Penandatanganan perpanjangan perjanjian yang akan berlaku lima tahun lagi (2022-2027) itu disertai penyerahan US$15 juta untuk tahun ini, jumlah yang sama dengan tahun lalu.
Sekitar 50 persen dari total dana ini akan digunakan untuk pendidikan, 25 persen untuk tujuan sosial, 15 persen untuk keperluan Gerejawi dan 10 persen akan digunakan untuk mengelola dana. Mgr Da Silva, yang juga wakil presiden konferensi para uskup, mengatakan anggaran tahun ini difokuskan pada sekolah, termasuk pembangunan ruang kelas dan bantuan sosial untuk anak-anak yang belum tercakup oleh bantuan tersebut pada tahun-tahun sebelumnya. Perdana Menteri Ruak mengatakan pembaruan perjanjian itu terjadi pada acara khusus ketika negara itu bersiap untuk merayakan ulang tahun ke-20 pemulihan kemerdekaan pada 20 Mei.
“Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk dapat menandai ulang tahun ke-20 pemulihan kemerdekaan dengan penandatanganan perjanjian ini yang bertujuan untuk memperbarui kerangka hukum hubungan kita, tetapi juga untuk mengakui, sekali lagi, sosial, budaya dan aspek kemanusiaan yang selalu dimainkan oleh Gereja Katolik dalam masyarakat Timor,” katanya.
Timor-Leste memiliki populasi 1,3 juta, 97 persen di antaranya Katolik.