Selasa, November 26, 2024
27.7 C
Jakarta

Bacaan Injil Hari Senin 02 Mei 2022; Santo Athanasius Agung

Bacaan I: Kis. 6:8-15

Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.

TETAPI tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria.

Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.

Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.”

Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama.

Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.”

Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 119:23-24,26-27,29-30

Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.

  • Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
  • Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
  • Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Bait Pengantar Injil: Mat 4:4

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Bacaan Injil: Yoh. 6:22-29

SETELAH Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus.

Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.

Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.”

Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”

Demikianlah Injil Tuhan

ADA sepucuk surat yang merupakan ungkapan isi hati seseorang yang sudah lanjut usianya. Isinya demikian: “Aku yang sekarang berbeda dengan aku yang dahulu. Bukan hanya kulitku yang keriput, tenagaku pun rasa-rasanya mulai melemah. Aku tidak lagi sekuat dahulu. Ingatanku pun tidak setajam dahulu. Untuk itu aku minta maaf karena telah merepotkanmu. Maafkan aku karena mengganggu waktu makanmu bersama keluarga kecilmu, ketika tanpa sengaja aku mengotori pakaianku dengan makanan yang kumakan, sehingga kamu harus membersihkannya.

Maafkan aku karena telah membuang waktumu yang berharga itu untuk menjawab pertanyaan yang kuulang-ulang. Maafkan aku telah menambah pekerjaan rumahmu untuk memandikan aku. Belum lagi setiap kali aku susah untuk berdiri dari tempat tidurku, maka aku akan memanggilmu. Maafkan aku, karena sudah merepotkanmu, Nak.” Ketika saya berkunjung ke salah satu panti jompo, dan melihat kondisi para lansia yang tinggal di sana mungkin seperti itulah isi hati mereka seperti yang tertulis dalam surat tersebut.   

   Memasuki usia senja yang hampir malam, tidak banyak orang dapat menebarkan senyum kebahagiaan di wajahnya. Rasa khawatir dan takut ada di benak mereka. Banyak lansia menjadi khawatir dan takut membebani orang-orang terdekat karena keberadaan mereka. Mereka mungkin takut menjadi sedih jika suatu saat mendengar keluh kesah dari orang-orang terdekat karena lelah mengurusi mereka yang telah menua. Oleh karenanya, ada di antara mereka yang akhirnya memilih panti jompo sebagai solusi terbaik.

   Sebagai seorang anak mungkin kita akan menganggap reaksi ini sebagai sesuatu yang berlebihan. Pikir kita, tidaklah mungkin kita akan berlaku kasar kepada orang tua yang telah membesarkan kita. Namun, cobalah untuk memahami perasaan orang tua kita yang telah lanjut usianya. Untuk itu kita harus menjaga, merawat dan memperhatikan mereka dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Jika kita sungguh-sungguh yakin dapat menjadi anak yang berbakti kepada mereka hingga ujung usia mereka, maka yakinkanlah mereka akan hal itu. Dengan demikian, hati mereka pun akan menjadi tenang, sehingga mereka dapat menikmati masa tua mereka dengan berbahagia bersama kita dan juga keluarga kecil kita. Tidaklah rugi jika kita diberi kesempatan untuk merawat orang tua kita yang telah lanjut usia. Ingatlah bagaimana pengorbanan mereka. Telah banyak keringat dan air mata yang mereka cucurkan dalam merawat dan membesarkan kita. Apa yang kita berikan kepada mereka saat ini, tidaklah sebanding dengan apa yang telah mereka berikan kepada kita. Jadi, sayangilah dan berikanlah pelayanan terbaik kita kepada mereka. Tuhan Yesus memberkati.

Doa

Tuhan Yesus, ampunilah aku karena selama ini, baik ku sadari maupun tidak ku sadari, aku telah menyakiti hati kedua orang tuaku. Amin.

BDGY

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini