Senin, Desember 23, 2024
26.7 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Hari Selasa 26 April 2022; Hari Biasa Pekan Paskah II

Bacaan I: Kis 4:32-37

Mereka sehati dan sejiwa.

KUMPULAN orang yang telah percaya akan Yesus sehati dan sejiwa. Dan tidak ada seorang pun yang berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.

Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus, dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Di antara mereka tidak ada seorang pun yang berkekurangan.

Karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.

Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

Mazmur Tanggapan: Mzm 93:1ab.1c-2.5

Ref. Segala bangsa bertepuk-tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.

  • Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
  • Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah! Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
  • Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil: Yoh 3:14b.15

Ref. Alleluya, alleluya.

Anak Manusia harus ditinggikan supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Bacaan Injil: Yoh 3:7-15

Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia.

DALAM percakapannya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Janganlah engkau heran karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau; engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu darimana ia datang atau ke mana ia pergi.

Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Nikodemus menjawab, katanya, “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Jawab Yesus, “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui, dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.

Kamu tidak percaya waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia.

Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”

Demikianlah Injil Tuhan

Gila Hormat

SIKAP gila hormat dan ingin diperlakukan secara istimewa, bisa membuat hati orang menjadi panas serta melakukan tindakan yang tidak benar jika ia tidak diperlakukan sebagaimana yang ia harapkan. Inilah yang terjadi pada Haman. Seorang yang diberi kedudukan di atas semua pembesar raja Ahasyweros. Ia dikaruniai kebesaran oleh raja dan semua pegawai raja harus berlutut dan sujud kepadanya. Tetapi karena Mordekhai, Paman Ester, tidak mau berlutut dan bersujud, maka ia menyetujui untuk membuat tiang gantungan bagi Mordekhai. Dengan berbagai cara ia berusaha untuk dapat menyulakan Mordekhai. Namun pada akhirnya, ia sendiri yang disulakan pada tiang gantungan yang dibuatnya, sedangkan Mordekhai dipermuliakan.

Sehubungan dengan cerita ini kita dapat belajar dua hal. Pertama, jangan rencanakan yang jahat bagi sesama. Kebencian atau iri hati dapat mendorong orang merencanakan yang jahat atau yang merugikan sesamanya. Tetapi ketahuilah bahwa Tuhan tidak akan pernah tinggal diam. Mungkin tidak seorang pun yang tahu rencana jahat apa yang ada di dalam hati kita, tetapi Tuhan Yang maha tahu mengetahui segala yang tersembunyi dalam hati kita.

Firman Tuhan berkata, “Siapa menggali lobang akan jatuh ke dalamnya, dan siapa menggelindingkan batu, batu itu akan kembali menimpa dia.” (Amsal 26: 27). Ketika kita mulai merencanakan yang jahat bagi sesama, maka sebenarnya saat itu juga kita sedang merencanakan yang jahat bagi diri kita sendiri. Kejahatan yang kita rencanakan ataupun perbuat kepada sesama, itu akan menimpa diri kita sendiri pada akhirnya. Oleh karena itu jangan pernah merencanakan yang jahat bagi sesama, sementara sesamamu itu sendiri tidak curiga apa-apa terhadapmu (Amsal 3:29).

Kedua, perbuatlah seperti yang kau ingin orang lain perbuat terhadapmu. Salah satu kelemahan kita sebagai manusia adalah selalu memikirkan diri sendiri. Hampir di setiap pembicaraan kita selalu terdorong untuk membicarakan permasalahan, cita-cita, kepentingan dan kelebihan diri sendiri. Sikap yang berpusat pada diri sendiri inilah yang kemudian mendorong orang untuk melakukan apa yang akan mendatangkan kebaikan dan keuntungan bagi dirinya sendiri, tanpa memikirkan kebaikan atau keuntungan bagi orang lain. Perbuatan yang merugikan bahkan menghancurkan sesama juga dihalalkan, yang penting ‘aku untung’. Tetapi firman Tuhan mengingatkan kita, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Matius 7:12 a). 

Jangan pernah lupa bawa apa yang ditabur orang itu juga yang akan dituainya. Jika seseorang menabur yang baik maka ia pun akan menuai yang baik. Sebaliknya, jika orang tersebut menabur yang jahat, maka ia akan menuai yang jahat pula. Itu sebabnya, selama masih ada waktu untuk menabur yang baik, taburlah yang baik agar kita menuai yang baik. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, jadikanlah hatiku seperti hati-Mugg, hati yang selalu merancangkan yang baik untuk kehidupan anak-anak-Mu. Amin

+BDGY.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini