MEMPAWAH, Pena Katolik – Terdapat depalan visi Ibu Kota Negara baru yang ingin menjadikan IKN sebagai Kota Berkelas Dunia. Visi IKN ini menjadi pembahasan dalam seminar yang diadakan Keuskupan Agung Pontianak di Rumat Retret St Johanes Paulus II Anjongan, 19-23 April 2022. Pada hari pertama, Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Chairil Abdini menjelaskan visi di balik desain IKN.
Pertama, Ibu Kota didesain sesuai dengan bentuk alam. Jadi lebih besar >75% dari 256k HA area untuk ruang hijau (65% area dilindungi dan 10% produksi makanan). Kemudian 100% penduduk dapat mengakses ruang hijau rekreasi dalam 10 menit. Dan 100% penggantian ruang hijau untuk setiap bangunan bertingkat institusional, komersial, dan hunian (bangunan >4 lantai).
Kedua adalah tentang konsep Bhinneka Tunggal Ika, 100% ruang publik dirancang menggunakan prinsip akses universal, kearifan lokal dan desain inklusif. Sedangkan prinsip ketiga adalah prinsip yang terhubung, aktif dan mudah diakses. Dari 80% perjalanan dengan transportasi publik atau mobilitas aktif 10 menit ke fasilitas penting dan simpul transportasi publik lebih kurang <50 menit Koneksi transit ekspres dari KIPP ke bandara strategis pada tahun 2030.
Prinsip keempat ada Rendah Emisi Karbon, Instalasi kapasitas energi terbarukan akan memenuhi 100% kebutuhan energi IKN, 60% penghematan energi untuk konservasi energi dalam gedung Net Zero emission untuk IKN (saat beroperasi) di 2045 di kawasan 256K Ha.
Selanjutnya ada prinsip Sirkuler dan Tangguh. Maksudnya lebih besar >10% dari lahan 256K Ha tersedia untuk kebutuhan produksi pangan 60% daur ulang semua timbulan limbah di tahun 2045 100% air limbah akan diolah melalui sistem pengolahan pada tahun 2035.
Lanjut lagi yaitu ada prinsip Aman dan Terjangkau. Pemukiman di kawasan 256k memiliki akses terhadap infrastruktur penting di 2045. Perumahan yang adil dengan perbandingan 1:3:6 (mewah, menengah dan sederhana).
Poin ke tujuh yaitu prinsip Kenyamanan dan Efisiensi melalui Teknologi. Very High dalam peringkat E-Governmen Development Index (EGDI) oleh UN 100% konektivitas digital dan ICT untuk semua penduduk dan bisnis lebih besar >75% Business Satisfaction dengan peringkat Digital Services.
Dan yang terakhir yaitu prinsip Peluang Ekonomi untuk Semua. Dari 0% kemiskinan pada populasi IKN pada tahun 2035 PDB per kapita negara berpendapatan tinggi. Rasio GINI regional terendah di Indonesia di 2045.
Mesin penggerak ekonomi
Menambahkan penjelasannya Chairil Abdini mengatakan, untuk Mesin Penggerak Ekonomi Untuk Indonesia Masa Depan maka dibutuhkan Kerjasama 3 Kota yaitu Ibu Kota Nusantara, Balikpapan, dan Samarinda.
Adapun sejumlah tantangan yang Chairil Abdini sampaikan yakni dimulai dari Pembangunan IKN yang inklusif. Bagaimana mewujudkan pembangunan IKN yang inklusif bagi semua (penduduk yang sudah ada dan penduduk baru) dan bagaimana menggerakkan partisipasi semua unsur masyarakat.
Pembangunan kehidupan yang harmonis dan merawat keberagaman yang selama ini sudah terjalin baik di Kalimantan Timur. Dibutuhkan pemahaman dan perencanaan pembangunan yang komprehensif (sosial-budaya-ekonomi) yang komprehensif.
Rehabilitasi dan restorasi lingkungan hidup yang selama ini telah mengalami degradasi akibat kegiatan pertambangan dan deforestasi yang sudah terjadi sehingga cita-cita mewujudkan forest city yang berkelanjutan dapat direalisasikan.
Pendanaan dan pembiayaan pembangunan IKN. Bagaimana pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha berkolaborasi dalam pembangunan IKN termasuk pendanaan dan pembiayaan yang berasal dari investasi luar negeri.
Pembangunan IKN menjadi kota sesuai dengan 8 prinsip (kota yang tangguh, sirkuler, net zero emission, serasi dengan alam, nyaman, mudah diakses, terjangkau, ekonominya berkembang, bhinneka tunggal ika) dan 24 indikator kinerja utama.
Kerja sama antar wilayah baik di wilayah Kalimantan Timur (Ibu Kota NusantarSamarinda-Balikpapan) maupun kerja sama dengan wilayah mitra provinsi lainnya (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat).
Samuel – Pena Katolik