Kamis, Desember 19, 2024
26.4 C
Jakarta

Bacaan Injil Hari Rabu 13 April 2022; Santo Martinus I, Paus dan Martir

Bacaan I: Yes 50:4-9a

TUHAN Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.

Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.

Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku.

Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda.

Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku aku tidak akan mendapat malu.

Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku beperkara?

Biarlah ia mendekat kepadaku! Sungguh, Tuhan Allah menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?

Mazmur Tanggapan: Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34

Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar, ya Tuhan, jawablah aku pada waktu Engkau berkenan.

  • Karena Engkaulah ya Tuhan, aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi orang asing bagi anak-anak ibuku; sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.
  • Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belaskasihan, tetapi sia-sia, dan waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.
  • Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur; Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bacaan Injil: Mat 26:14-25

Sekali peristiwa, pergilah seorang dari keduabelas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.

Ia berkata, “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.

Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, “Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?

Jawab Yesus, “Pergilah ke kota, kepada Si Anu, dan katakan kepadanya: Beginilah pesan Guru: Waktu-Ku hamper tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.”

Lalu murid-murid melakukan seperti apa yang ditugaskan Yesus kepada mereka, dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama dengan keduabelas murid itu.

Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.”

Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya, “Bukan aku, ya Tuhan?” Yesus menjawab, “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.

Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!

Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!” Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut, “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya, “Engkau telah mengatakannya.”

Demikianlah Injil Tuhan

Orang yang Membawa Damai

SAYA memiliki dua orang sahabat ketika mereka masih kuliah. Sebut saja namanya Helen dan Yudit. Mereka bertiga selalu bersama-sama setiap hari. Maya dapat merasakan pengaruh yang berbeda dari kedua temannya. Perbedaan itu terletak pada kebiasaan mereka. Jika Helen sudah masuk ke kamarnya suasananya pasti selalu memanas. Melihat dia berjalan dari kejauhan, Maya sudah dapat memastikan bahwa kedatangannya pasti disertai dengan berita-berita yang akan membuat kuping dan hatinya menjadi panas. Helen suka bercerita sehingga seringkali Maya merasa terganggu ketika sedang belajar atau mengerjakan tugas-tugas kuliah. Topik ceritanya berkisar pada kelemahan dan kejelekan orang lain.

Helen juga tidak pernah lupa menyampaikan perkataan-perkataan negatif orang lain terhadap Maya, yang kalau ditanggapi pasti menimbulkan pertengkaran dan perselisihan antara Maya dengan orang yang mengatakannya. Setiap kali Maya memberikan reaksi negatif terhadap Helen, seperti marah, Helen kelihatannya senang. Maya melihat ini sebagai satu sikap dan kebiasaan yang tidak baik di dalam diri Helen, sehingga ia pernah menegurnya mengenai hal ini. Lain halnya dengan Yudit. Dia mempunyai kebiasaan yang jauh berbeda dengan Helen. Kata-kata Yudit seperti aliran air yang menyejukkan. Yudit selalu berusaha menciptakan suasana yang penuh damai dengan perkataan-perkataannya, “Ya sudahlah …mungkin dia tidak sengaja,” atau “Barangkali ia tidak bermaksud seperti itu.” Mendengar kata-kata Yudit yang demikian, mau tidak mau hati Maya merasa lebih tenang. Melalui persahabatannya dengan Yudit, Maya belajar bagaimana menjadi pembawa damai bagi orang-orang di sekelilingnya.

  Matius 5:9 berkata, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Orang yang suka membawa damai menyatakan kepada dunia bahwa mereka memiliki damai Allah di dalam diri mereka dan mereka juga menunjukkan bagaimana caranya menjadi alat perdamaian bagi dunia ini. Sadar atau tidak sadar, kita sering menjadi provokator dan bukan pembawa damai. Kita senang menciptakan suasana yang tidak mengenakkan dan membuat damai sejahtera hilang. Mungkin juga kita merasa puas ketika yang satu membenci yang lain dan kita tidak berusaha menengahi serta meredam masalah yang ada.

   Marilah kita belajar menahan diri, mengendalikan setiap tutur kata bahkan seluruh tindak-tanduk kita dan tidak perlu menjadi pembawa berita yang hanya menciptakan perselisihan dan perseteruan. Tuhan menginginkan kita menjadi alat pendamaian yang senantiasa memancarkan damai Kristus melalui sikap hidup dan tindakan kita. Tuhan Yesus memberkati.

Doa

Tuhan Yesus, aku rindu menjadi pembawa damai-Mu di tengah-tengah dunia ini agar di manapun aku berada, semua orang merasa tenang dan damai. Amin. (Dod).

+BDGY

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini