Kamis, Desember 19, 2024
27.1 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Hari Rabu 06 April 2022; Santo Selestinus

Bacaan I: Dan 3:14-20.24-25.28

SEKALI peristiwa berkatalah Nebukadnezar, raja Babel, kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, “Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?

Sekarang, jika kamu bersedia, demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah kamu menyembah patung yang kubuat ini! Tetapi jika kamu tidak menyembah, seketika itu juga kamu akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab, “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada Tuanku dalam hal ini.

Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu.”

Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar. Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa orang yang sangat kuat di antara tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.

Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar, lalu bangun dengan segera. Berkatalah ia kepada para menterinya, “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?” Jawab mereka kepada raja, “Benar, ya Raja!” Kata raja, “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu.

Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!” Maka berkatalah Nebukadnezar, “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh, dan Abednego!

Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya tetapi melanggar titah raja, yang menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.”

Mazmur Tanggapan: Dan 3:52.53.54.55.56

P. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.

U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

P. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.

U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

P. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.

U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

I. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.

U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

P. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.

U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

P. Terpujilah Engkau di bentangan langit.

U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Bacaan Injil: Yoh 8:31-42

SEKALI peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”

Jawab mereka, “Kami adalah keturunan Abraham, dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak.

Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.

Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, seperti halnya kamu melakukan apa yang kamu dengar dari Bapamu.” Jawab mereka kepada-Nya, “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.

Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku: Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah! Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.”

Jawab mereka, “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.” Kata Yesus kepada mereka, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Mengabaikan

SESEORANG berkata, “Abaikan tubuhmu maka ia akan memburuk, abaikan mobilmu maka ia akan rusak, tontonlah televisi di setiap jam senggang maka daya pikirmu akan menurun.” Apapun yang secara sadar tidak dirawat dan diperbaharui akan rusak, menjadi tidak teratur dan memburuk. Artinya, jika kita ingin hidup dan dibentuk menjadi pribadi yang efektif, kita harus keras pada diri sendiri, yaitu membiasakan diri melakukan hal-hal yang berguna.

   Ada 7 kebiasaan baik di bawah ini yang bisa kita lakukan: Pertama, setiap hari memberi makanan yang segar bagi jiwa dan roh kita. Secara khusus kita mengambil waktu untuk berbincang-bincang dengan Tuhan di dalam doa dan pembacaan firman. Kita pun dapat meluangkan waktu untuk membaca buku, koran atau majalah untuk memperluas wawasan kita. Semua itu menjadi jendela untuk melihat dunia luar.

Kedua, kita memelihara tubuh setiap hari. Makanlah makanan yang sehat sesuai dengan kebutuhan kita. Kita juga dapat beristirahat secukupnya dan berolahraga.

Ketiga,  kita belajar memprioritaskan keluarga. Luangkan waktu untuk bersenda-gurau, berbincang-bincang dari hati ke hati, makan atau membaca bersama anggota keluarga akan menjadi pilihan terbaik yang dapat kita jalani setiap hari.

Keempat, kita akan bekerja seefektif mungkin. Bekerja akan membuat kita berusaha untuk menggali dan menggunakan kemampuan serta keahlian yang kita miliki. Bekerja membuat hidup kita lebih berarti dan kemalasan hanya mendatangkan kemiskinan.

Kelima, kita berhati-hati dengan perkataan kita. Ketika berkomunikasi dengan orang lain, kita dapat mengendalikan kata-kata kita dan meyakinkan diri untuk tidak terlibat dalam hal gosip. Dengan kesungguhan hati kita akan meminta Tuhan untuk berjaga-jaga di pintu bibir kita, karena tanpa penguasaan diri yang dari Tuhan, lidah kita pasti terpeleset, “Awasilah mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku!’ (Mazmur 141:3).

Keenam, kita tidak membalas perbuatan jahat yang dilakukan orang lain. Bila seseorang yang kita jumpai hari ini berlaku kasar, tidak sabar atau tidak ramah, kita tidak akan berlaku demikian kepadanya. Kita dapat berdoa agar Tuhan memberkati musuh kita dengan perubahan sikap. Hal ini akan menyehatkan tubuh dan jiwa kita.

Ketujuh, kita dapat memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Kita belajar melakukan golden rule, yaitu memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan (Matius 7:12). Kita dapat mendukung dan memotivasi orang yang kita temui. Dengan sikap senyum dan kata-kata yang membangun, kita dapat mendukung orang-orang di sekitar kita untuk maju. Dengan demikian kita akan membuat perbedaan bagi mereka di dalam menjalani hidup yang penuh dengan pergumulan ini. Tuhan Yesus memberkati.

Doa

Tuhan Yesus, hari ini ada banyak hal baik yang bisa aku kerjakan untuk kemajuan hidupku, sesama dan pekerjaanku. Mampukanlah aku untuk melakukan semuanya itu. Amin. (Dod).

+BDGY.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini