Bacaan I: Yes. 48:8-15
BEGINILAH firman Tuhan: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah! kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah!
Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundulpun tersedia rumput bagi mereka. Mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air.
Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan. Lihat, ada orang yang datang dari jauh, ada dari utara dan dari barat, dan ada dari tanah Sinim.”
Bersorak-sorailah, hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung! Sebab Tuhan menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas.
Sion berkata: “Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.” Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
Mazmur Tanggapan: Mzm 145:8-9.13c-14.17-18
Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang.
- Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
- Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua yang tertunduk.
- Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
Bacaan Injil: Yoh. 5:17-30
“Seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati, dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya.”
SEKALI peristiwa, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” Karena perkataan itu, orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh Yesus, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri, dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.
Maka Yesus menjawab mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.
Sebab Bapa mengasihi Anak, dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.
Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa.
Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Aku berkata kepadamu: Sungguh, saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.
Dan Bapa telah memberikan kuasa kepada Anak untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suara Anak, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan
Kasih Tuhan Tak Mungkin dihalangi
DI hati kecil kita sebagai orang berdosa ini masih terselip rasa percaya bahwa TUHAN itu ada. Dan keberadaan-NYA pasti menguntungkan manusia. Namun, manakala kita mengalami kegagalan demi kegagalan, kesusahan satu diganti dengan kesedihan yang lain: usaha bangkrut dan hutang makin bertumpuk; kena PHK; orang yang dicintai meninggal karena Covid-19, sementara anak terlibat narkoba dan masih seribu satu macam persoalan yang dihadapi selama masa pandemi ini, di situlah terjadi “ujian iman yang sebenarnya”. Keadaan seperti itulah yang dialami oleh bangsa Israel ketika dalam masa pembuangan di Babilon. Mereka mengalami kesengsaraan demi kesengsaraan. Hidup tertindas seperti binatang. TUHAN seolah-olah tega hati dan membiarkan umat-NYA menderita.
Pada masa-masa kritis seperti itu ALLAH mengutus Nabi Yesaya untuk meyakinkan kembali umat-NYA yang sudah mulai melemah imannya. Yesaya menghibur umat Israel bahwa mereka itu ibarat domba yang tidak pernah kelaparan atau kehausan. Sang Gembala sebagai “Penyayang mereka akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air….. Sebab, TUHAN menghibur umat-NYA dan menyayangi orang-orang-NYA yang tertindas.” (Yes. 49: 10b, 13b). Apa pun dan siapa pun tidak akan pernah bisa menghalangi apalagi menghentikan Kasih TUHAN. DIA selalu mencari cara untuk menyatakan Kasih-NYA. Yesaya lebih menekankan lagi bahwa ALLAH tidak pernah meninggalkan umat-NYA: “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, AKU tidak akan melupakan engkau.” (ayat 15).
Raja Daud mengungkapkan kasih dan kemurahan hati ALLAH dalam Mazmur hari ini: “TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-NYA… TUHAN itu adil dalam segala jalan-NYA dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-NYA. TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-NYA dalam kesetiaan.” (Mzm. 145: 8, 17, 18). Bagaimana sikap iman kita kepada TUHAN, bila sedang menghadapi berbagai problema hidup ini? Cepat menyerah dan gampang frustrasi? Atau tetap konsisten dan setia pada-NYA?
Kasih TUHAN itu tidak terbatas dan berhenti pada zaman Yesaya atau ketika YESUS datang saja. Sampai hari ini, jam dan detik ini serta untuk selamanya Kasih dan Kemurahan Hati ALLAH itu tetap berlangsung. “BAPA-KU bekerja sampai sekarang, maka AKU pun bekerja juga” demikian penegasan YESUS KRISTUS ketika menyatakan kesaksian tentang Diri-NYA dalam Bacaan Injil hari ini. TUHAN YESUS mengidentifikasikan Diri-NYA dengan BAPA di Surga, teristimewa pada bidang yang menyangkut kepentingan dan keselamatan manusia. YESUS bekerja terus seperti BAPA-NYA, “sebab apa yang dikerjakan BAPA, itu juga yang dikerjakan ANAK….. Barangsiapa tidak menghormati ANAK, ia juga tidak menghormati BAPA yang mengutus DIA…. Barangsiapa mendengar perkataan-KU dan percaya kepada DIA yang mengutus AKU, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” (lihat Yoh. 5: 17, 19b, 23b, 24).
Identitas Diri YESUS yang tidak bisa dipisahkan dari BAPA-NYA! Inilah yang menyebabkan kemarahan besar orang-orang Yahudi. YESUS bukan hanya dituduh mengecilkan arti hari Sabat, tetapi sudah dianggap menghujat ALLAH, maka mereka mau membunuh-NYA. Dan justru di sini pula ujian iman bagi kita para pengikut-NYA: Apakah kita tetap konsisten dan setia kepada-NYA atau mulai goyah? Ingat, bahwa YESUS seperti BAPA-NYA tetap bekerja terus sampai sekarang. DIA tetap memperjuangkan keselamatan manusia yang telah diciptakan dan dikasihi-NYA, sekali pun manusia mulai berpaling dari pada-NYA. Iman berarti respon aktif kita terhadap Kehendak, Rencana dan Karya ALLAH. Karena ALLAH berkehendak, berencana dan bekerja sampai sekarang, berarti sampai sekarang pun kita dipanggil untuk menanggapi ALLAH melalui sikap dan penghayatan iman kita. Apakah kita telah “hidup bagi ALLAH”? Marilah kita periksa batin kita secara jujur pada masa Prapaskah ini. Inilah saatnya untuk memulihkan kembali, menguatkan dan meneguhkan iman dan kesetiaan kita pada TUHAN! Dan saat inilah waktunya yang tepat untuk berbalik dan bertobat serta bersimpuh kembali di hadapan-NYA! Jangan ditunda-tunda lagi! Sekarang dan detik ini juga!
Doa
Ya TUHAN, puji syukur kepada-MU atas penyertaan dan kelimpahan rakhmat-MU dalam hidupku. Ampunilah kekerdilan imanku yang kadang meragukan ENGKAU. Jadikanlah hidupku sebagai alat-MU untuk menyalurkan karya keselamatan-MU. Amin.
PK/hr.