Sabtu, Juli 27, 2024
26.1 C
Jakarta

Bacaan Injil Hari Sabtu 26 Maret 2022; PEKAN PRAPASKAH III

Bacaan I: Hos. 6:1-6

Umat Allah berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita.

Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.

Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.”

Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar.

Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi, Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang.

Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.

Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab

Ref. Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan.

  • Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
  • Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
  • Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.

Bacaan Injil: Luk. 18:9-14

“Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang Farisi itu tidak.”

SEKALI peristiwa Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi, dan yang lain pemungut cukai.

Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini!

Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

Demikianlah Injil Tuhan

Janganlah Tawar Hatimu

Kevin beberapa kali bergabung dalam kegiatan kelompok, namun jika seseorang mengkritik dan tidak cocok dengannya, maka dia akan segera menarik diri dari kelompok tersebut. Kevin pasti tidak akan pernah bisa menjadi seorang salesman yang berhasil jika itu menjadi cita-citanya. Seorang salesman harus berjuang gigih dan tidak cepat putus asa meskipun berulang-ulang dikritik, dimaki, diprotes. Ia akan tetap mendatangi toko yang sama sampai pelanggan mau membeli barangnya. Seorang salesman harus kebal dengan kata-kata penolakan bahkan olok-olok.

Tetapi bagi Kevin yang cepat tawar hati, ia tidak mungkin akan kembali ke toko yang sama di mana si pemilik pernah menolaknya. Jadi, karena begitu takut kalau hatinya terluka atau tersinggung, maka sebisa mungkin ia pasti menghindari situasi-situasi dan pergaulan yang membahayakan keamanan perasaannya.

Alkitab mengingatkan kita, “Janganlah tawar hatimu.” Memang benar, cepat tawar hati dapat menyebabkan kita tidak bisa mencapai apa yang sedang kita kejar dan cita-citakan. Orang yang cepat tawar hati adalah orang yang cepat putus asa, tidak bersemangat lagi, tidak bergembira, tidak berani, menjadi dingin dan pesimis. Jika keadaan di sekeliling sesuai dengan keinginannya dan tidak ada masalah apapun, maka saat itu ia dapat berlari kencang. Tetapi begitu ada sedikit saja persoalan yang menyinggung perasaannya, maka dengan segera ia akan berhenti. Sifat cepat tawar hati menjadi kelemahan banyak orang yang dapat membelenggu mereka dan akibatnya mereka berhenti berjuang dan malah menarik diri jauh-jauh dari pergaulan.

   Tidak terhitung betapa besarnya kerugian yang kita alami karena sifat cepat tawar hati dan cepat tersinggung. Meskipun dalam hal-hal tertentu kita telah berusaha sampai berhasil, tetapi tidak banyak yang suka bertahan di dalam situasi yang menyinggung perasaan. Kita lebih baik memilih untuk meledak atau mengundurkan diri dan bukan bertahan untuk mengatasinya. Kegagalan untuk mengatasi perasaan yang tawar hati sesungguhnya jauh berbeda dengan apa yang Tuhan inginkan bagi anak-anak-Nya. Kita akan terhambat untuk maju dan berhasil. Banyak peluang sukses yang berlalu begitu saja karena kita takut dikecewakan. Kita tidak berani menyambut kesempatan dan menatap masa depan. Untuk mengatasi sikap tawar kita dapat memohon kepada Tuhan agar Ia memampukan kita untuk menjadi orang yang optimis, percaya diri, percaya kepada Tuhan dan tidak cepat patah hati atau patah semangat. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, ampunilah ketidakpercayaan ku kepada-Mu dan kebiasaan yang cepat tawar hati dan putus asa. Bukalah mata hatiku untuk melihat tangan-Mu yang berkuasa dan siap menopangku di setiap keadaan. Amin.

+BDGY.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini