Jumat, November 15, 2024
33.8 C
Jakarta

Bacaan Injil Hari Senin 14 Maret 2022; PEKAN PRAPASKAH II

Bacaan I: Dan. 9:4b-10

AH, Tuhan, Allah yang Mahabesar dan dahsyat, yang memegang perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu, kami telah berbuat dosa dan salah; kami telah berlaku fasik dan telah memberontak; kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu. Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri.

Ya Tuhan, Engkaulah yang benar! Patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem, dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri ke mana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad kepada Engkau.

Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau.

Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan, walaupun telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.

Mazmur Tanggapan: Mzm 79:8.9.11.13

Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.

  • Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
  • Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
  • Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.
  • Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.

Bacaan Injil: Luk. 6:36-38

“Ampunilah, dan kamu akan diampuni.”

YESUS berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” “Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi.

Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

Demikianlah Injil Tuhan.

KEMURAHAN HATI

TIDAK tanggung-tanggung nasihat TUHAN YESUS kepada kita hari ini melalui Bacaan Injil: “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti BAPA-mu adalah murah hati” (Luk. 6: 36). Dan panutan ideal yang disodorkan-NYA adalah Pribadi Yang Sangat Luar Biasa, bahkan Sangat Maha Luar Biasa, yaitu ALLAH BAPA. Bagaimana mungkin kita menyamai ALLAH BAPA?

Ternyata untuk menjadi murah hati tidak terlalu sulit. Ini hanya tergantung pada  ego dan kemauan kita saja! Menjadi orang yang murah hati ditandai oleh tindakan memberi dan mengampuni (memaafkan). Tindakan memberi dan mengampuni atau memaafkan merupakan cara menabur kebaikan, dan mereka yang suka menabur kebaikan akan menuai berkat yang berkelimpahan! Mengapa tidak? TUHAN YESUS sudah memberikan jaminan-NYA. DIA sendiri yang menjanjikan, dan janji-NYA itu akan dipenuhi-NYA asal kita tulus melaksanakannya dilandasi oleh sikap yang tetap percaya dan menyandarkan hidup kita kepada-NYA: “Berilah, maka kamu akan diberi, suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab, ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (ayat 38).

Memberi dan mengampuni (memaafkan) merupakan realisasi dari kemurahan hati yang tulus: Tindakan itu lahir dari iman, pengharapan dan kasih. Setiap orang yang percaya akan kemurahan Hati ALLAH, ia juga berharap bahwa ALLAH akan memelihara hidupnya. Ketika pengharapan itu terpenuhi, ia yakin bahwa ALLAH mengasihinya. Pengalaman kasih itu mendorong seseorang untuk membagi kasih kepada sesama melalui perbuatan memberi dan mengampuni atau memaafkan. Dengan demikian memberi itu penting, sebab masih banyak orang yang membutuhkan pertolongan dan perhatian kita. Bila kita suka memberi, maka kita juga akan banyak menerima. Jangan beranggapan bahwa dengan banyak memberi, kita akan bangkrut dan jatuh miskin! Pemberian yang dilakukan secara sukarela dan ikhlas – entah berupa uang, materi, tenaga atau pemikiran – pasti akan mendapatkan balasan dari TUHAN, bahkan sering berlipat-ganda. Maka sebaiknya kita tidak pelit untuk memberi sesuatu kepada mereka yang lemah, miskin, terlantar atau sangat membutuhkan bantuan kita – siapa pun mereka.

Orang yang murah hati tidak suka memvonis atau menghakimi orang lain. Ia tidak akan ikut-ikutan untuk mem- bully, menyebarluaskan kekurangan dan kelemahan seseorang, apalagi menfitnahnya. Sebab, dalam dirinya sudah timbul kesadaran untuk memaafkan kekeliruan atau kesalahan orang itu. Memberikan maaf atau pengampunan merupakan realisasi dari Perintah YESUS sendiri yaitu untuk mengasihi musuh kita dan mendoakannya (lihat Luk. 6: 27). Dan hari ini ditegaskan kembali oleh YESUS: “Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum, ampunilah dan kamu akan diampuni.” (ayat 37).

Dalam Bacaan Pertama, Nabi Daniel memberikan teladan yang indah tentang hal ini. Dalam doa dan keluh kesahnya kepada ALLAH, ia sungguh menyadari bahwa ALLAH sangat berbelas kasih, murah hati dan mengampuni dosa-dosa kita, sekalipun kita banyak berbuat dosa.

Ia memang sadar akan dosa dan kesalahannya serta orang-orang sebangsanya. Kesadaran itu yang menghantar pada pertobatan dan pembaharuan diri. Doanya: “Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-MU, dan kami tidak taat kepada hamba- hamba-MU, para nabi yang telah berbicara atas nama-MU kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri.” (Dan.9: 5,6)

Dalam Masa Prapaskah ini sejauh mana tindakan nyata kemurahan hati kita realisasikan? Apakah kita masih pelit perhatian atau enggan berbagi kepada orang lain, terutama kepada yang membutuhkannya? Apakah kita juga rela memaafkan atau mengampuni kesalahan orang lain yang merugikan dan menyakiti hati kita? Atau masihkah kita menyimpan perasaan dendam dan benci kepada seseorang sekalipun ia sudah tidak tinggal se kota atau se kampung lagi bahkan sudah lebih dulu meninggal dunia?

Doa

Ya Hati YESUS yang lemah lembut, murah hati dan rendah hati, ajarilah aku untuk mampu bermurah hati kepada sesamaku. Bantulah aku agar mampu memaafkan kesalahan atau kekeliruan orang lain. Bunda Maria dan Bapa Yusuf, doakanlah aku. Amin.

PK/hr.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini