Sabtu, Juli 27, 2024
30.6 C
Jakarta

Bacaan Injil dan Renungan Harian Katolik Minggu 27 Februari 2022

Bacaan I: Sir. 27:4-7

Mzm: 92:2-3.13-14.15-16

Bacaan II: 1Kor. 15:54-58

Bacaan Injil: Luk. 6:39-45

“Yang diucapkan mulut meluap dari hati.”

SEKALI peristiwa Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Dapatkah seorang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang telah tamat pelajarannya akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?

Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, ‘Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu’, padahal balok yang dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.

Tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah yang tidak baik. Dan juga tidak ada pohon tidak baik yang menghasilkan buah baik. Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara, dan dari duri-duri orang tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hati yang baik. Tetapi orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hati-Nya yang jahat. Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

MEMASUKI MASA PRAPASKAH

MINGGU ini – tepatnya mulai Rabu Abu tanggal 2 Maret 2022 – Gereja akan memasuki masa Prapaskah. Di gereja-gereja pada hari ini biasanya dibacakan “Surat Gembala Prapaskah 2022” dari Bapak Uskup masing-masing. Misalnya, di Keuskupan Agung Jakarta, “Surat Gembala Prapaskah 2022” dengan tema “Menjunjung tinggi martabat manusia” – semakin mengasihi, semakin peduli, semakin bersaksi.

Keuskupan Agung Semarang mengambil tema: “Tinggal dalam KRISTUS, berbelarasa dan berpengharapan.” Masa Prapaskah adalah masa yang penuh Rakhmat dan mendorong kita untuk dengan rendah hati datang kepada TUHAN, membuka hati dan mensyukuri atas kasih karunia-NYA berupa Rakhmat Keselamatan. Masa Prapaskah adalah saat dan kesempatan yang baik untuk selalu mengadakan “refleksi diri” atau mawas diri. Melalui Bacaan-bacaan Suci hari ini, TUHAN mengundang kita untuk dengan jujur melihat hati dan perilaku diri kita sendiri. Dan hasil dari mawas diri itu, kita diajak untuk bertobat dengan menjalankan puasa dan pantang dengan diikuti doa dan matiraga serta berbagai latihan rohani lainnya.

Melalui pertobatan itu kita songsong Paskah sebagai hari kemenangan KRISTUS bersama kita atas maut dan dosa. Dalam Bacaan Pertama, Putera Sirakh mengingatkan kita bahwa “ujian manusia terletak dalam bicaranya. Nilai ladang ditampakkan oleh buah pohon yang tumbuh di situ, demikian pula bicara orang menyatakan isi hatinya” (Sir. 27: 5b, 6). Maka sungguh diingatkan agar kita “jangan memuji seseorang, sebelum ia bicara, sebab justru itulah batu ujian manusia” (ayat 7).

Peringatan senada juga ditekankan oleh TUHAN YESUS dalam Bacaan Injil. YESUS mengingatkan: “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik, dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” (Mrk. 6: 45). Bagaimana dengan upaya kita baik perorangan maupun berkelompok untuk dapat “menghasilkan buah yang baik”?

Pertama, kita harus mempunyai pikiran yang positif, hingga pandangan kita terhadap orang atau pihak lain juga tetap positif, bukan kesan negatif yang pertama-tama dimunculkan.

Kedua, hendaknya kita dapat “menjaga lidah” atau “menjaga mulut” kita sehingga yang diucapkan adalah kata-kata yang meneguhkan, membawa damai serta berpengharapan. Dengan demikian,

tidak mudah mengeluarkan kata-kata kasar, umpatan, hujatan, kutukan, ujaran kebencian, fitnah dan maki-maki karena tidak mampu mengendalikan emosinya. Sadarkah kita bahwa lidah kita itu lebih tajam dari pada mata pedang yang terhunus? Melalui lidah kita bisa memuji dan meluhurkan TUHAN ALLAH. Namun dengan lidah yang sama kita juga bisa mengumpat, memaki, mengutuk serta menyebar luaskan kebencian kepada orang atau kelompok yang tidak kita sukai. Maka jangan lupa “jamu” (= jaga mulutmu!).

Selain itu TUHAN YESUS juga mengajak agar kita menanggalkan watak sombong kita yang kadang berlebihan, merasa “sok tahu” dan “sok benar” serta “sok bisa”. Orang yang bersikap seperti itu diumpamakan YESUS dalam ungkapan yang berupa pertanyaan retorik dan reflektif: “Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?” (Ayat 39).

Karena itu TUHAN juga mengajarkan agar kita rendah hati dan berani dengan jujur memeriksa batin setiap hari sehingga kita jauhi sikap munafik yang merasa suci, jujur dan bersih padahal nyatanya sebaliknya! “Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?“ (ayat 41). Maka “balok” di mata sendiri itu perlu dikeluarkan dulu sebelum mengeluarkan “selumbar benang” yang ada di mata orang! Dengan kata lain, kita perlu segera bertobat lebih dahulu sebelum menganjurkan orang lain untuk pergi bertobat.

Rasul Paulus dalam Bacaan Kedua, dengan optimis mengajak kita untuk “berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan TUHAN! Sebab, kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan TUHAN jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Kor. 15: 58). Maka selain puasa dan pantang, selama masa Prapaskah yang akan datang, marilah kita sering berdoa, matiraga dan banyak berbuat baik dengan melakukan tindakan kasih sebagai wujud nyata dari kepedulian kita kepada yang miskin, lemah, sakit, tertinggal dan dilupakan oleh masyarakat; terutama dalam masa pandemi saat ini belarasa dan kepedulian kepada sesama terbuka lebar untuk kita lakukan dengan berbagai cara yang kreatif. Sudahkah kita mencoba melaksanakannya?

Doa:

Ya YESUS, ajarilah aku untuk rendah hati mengakui segala kelemahanku dan berilah aku keberanian untuk bertobat. Jauhkanlah sikap munafik dan kesombongan dalam diriku. Biarlah ROH KUDUS-MU menuntun aku agar aku terbuka dan mempunyai belas kasih hingga banyak berbuat kebaikan. Amin.

PK/hr.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini