Kamis, Desember 26, 2024
25.4 C
Jakarta

Bacaan Injil dan Renungan Harian Katolik Jumat 4 Februari 2022

Bacaan Pertama: Sirakh 47:2-11

“Dengan segenap hati Daud memuji-muji Tuhan dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta.”

SEPERTI lemak disendirikan untuk kurban penghapus dosa, demikianlah Daud dipungut dari orang-orang Israel. Singa dipermainkan olehnya seolah-olah kambing jantan saja, dan beruang seakan-akan hanyalah anak domba. Bukankah di masa mudanya ia membunuh seorang raksasa dan mengambil nista dari bangsanya dengan melemparkan batu dari pengumban dan mencampakkan kecongkakan Goliat? Karena berseru kepada Tuhan Yang Mahatinggi, yang memberikan kekuatan kepada tangan kanannya, maka Daud merebahkan orang yang gagah dalam pertempuran, sedangkan tanduk bangsanya ia tinggikan.

Itulah sebabnya ia disanjung-sanjung karena “laksaan” dan dipuji-puji karena berkat-berkat dari Tuhan, ketika mahkota mulia dipersembahkan kepadanya. Sebab ia membasmi segala musuh di sekelilingnya, dan meniadakan orang-orang Filistin, lawannya, serta mematahkan tanduk mereka hingga hari ini. Dalam segala tindakannya Daud menghormati Tuhan, dan dengan kata sanjungan kepada Yang Kudus, Yang Mahatinggi. Ia bernyanyi-nyanyi dengan segenap hati, dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta.

Di depan mezbah ditaruhnya kecapi, dengan bunyinya ia memperindah lagu dan kidung. Ia memberikan kemeriahan kepada segala perayaan, dan hari-hari raya diaturnya secara sempurna. Maka orang memuji-muji Nama Tuhan yang kudus, dan mulai pagi-pagi benar suara orang bertalu-talu di tempat kudus-Nya. Tuhan mengampuni segala dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya. Tuhan menjanjikan kerajaan yang lestari, dan menganugerahkan kepadanya takhta yang mulia di Israel!

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 18:31.47.50.51

Ref. Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan. Hidupku ‘kan menjadi aman dalam lindungan-Nya

  • Jalan Allah itu sempurna, janji Tuhan adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
  • Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku dan mulialah Allah Penyelamatku! Maka aku akan menyanyikan syukur bagi-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan; aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.
  • Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya; Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, yakni Daud dan anak cucunya, untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil: Lukas 8:15

Ref. Alleluya

Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya. Alleluya.

Bacaan Injil: Markus 6:14-29

“Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi.”

PADA waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan, “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.”

Waktu Herodes mndengar hal itu, ia berkata, “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan kini bangkit lagi.” Memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!”

Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk para pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu puteri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka raja berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!”

Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes.

Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu dalam sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus

Di Balik Kisah Dramatis Herodes dan Herodias

“SIAPA Yesus itu?” itulah pertanyaan yang muncul di kalangan orang banyak setelah Yesus berkarya di depan umum dengan mukjizat serta ajaran-Nya yang memesona. Orang mengenal Yesus sebagai Guru yang luar biasa dari Nasaret. Selanjutnya orang menganggap Dia reinkarnasi dari nabi zaman dulu, atau nabi baru pada zaman itu.

    Waktu mendengar hal itu, Herodes dengan yakin mengatakan, “Bukan, Dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.” (Mrk 6:16). Dari ucapannya itu dapat diduga, Herodes masih dihantui rasa bersalah atas Yohanes Pembaptis.

    Dalam Bacaan Injil hari ini dikisahkan, Yohanes dimasukkan penjara karena ia menegor Herodes, “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu!” Herodes takut, kritik ini akan memicu kemarahan rakyat dan akan menimbulkan pemberontakan. Herodias istrinya pun “menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia,” tetapi tidak bisa karena sikap Herodes.

    “Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.” (Mrk6:20). Waktu Yohanes di penjara, Herodes senang mendengarkan dia, dan hatinya terus bertanya-tanya.

    Namun, dalam suatu acara pesta, Herodes terpaksa menyuruh pengawal untuk memenggal kepala Yohanes, atas permintaan Herodias lewat putrinya. Putri itu tampil menari dan begitu memesona Herodes serta para tamunya sehingga Raja bersumpah bahwa apapun permintaan anak itu akan dituruti. Atas perintah ibunya, si anak minta kepala Yohanes di atas talam. Peristiwa ini terus menghantui Herodes.

   Dalam Injil diperlihatkan, apa yang dialami Yohanes terlihat sejajar dengan apa yang akan dialami Tuhan Yesus. Yohanes maupun Yesus dihukum oleh penguasa, yaitu Herodes maupun Pilatus, yang sebenarnya sama-sama tidak menghendakinya; keduanya mengakui, orang yang mereka hukum itu “benar dan suci.” Kematian Yohanes maupun Yesus direkayasa oleh Herodias maupun para pemuka agama Yahudi; mereka melakukan itu karena mendapat kritik yang tidak dapat mereka bantah.

    Sesudah Yohanes dieksekusi, “murid-murid Yohanes mengambil jenazahnya untuk membaringkannya dalam makam”. Kisah ini sejajar dengan kisah Yusuf Arimatea dan murid-murid Yesus yang meminta jenazah Yesus dan membaringkan-Nya dalam makam. Selanjutnya, kata Herodes bahwa “Yesus itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya dan yang bangkit lagi” seakan mewartakan bahwa Yesus nanti akan dihukum mati (oleh Pilatus), dan akan bangkit dari kematian.

    Kisah dramatis Herodes merupakan pewartaan awal mengenai siapa Yesus itu: Dialah Mesias yang akan menderita, wafat, dan bangkit mulia.

    Yohanes menyiapkan jalan untuk Sang Mesias bukan hanya dengan pewartaannya, tetapi juga dengan penderitaan dan kematiannya. Iman Yohanes sebagai utusan Allah menjiwai seluruh hidupnya, sehingga dengan tabah ia menjalani hukuman mati karena menyampaikan pesan Allah.

    Sebagai orang Kristiani, kita pun diutus untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan, juga untuk mereka yang belum mengenal Kristus. Kita dapat melakukannya dengan mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diterima oleh masyarakat umum. Nilai-nilai itu meliputi berbagai wilayah kehidupan, seperti pendidikan, politik, informasi dan komunikasi sosial, pelayanan kesehatan, bantuan bagi yang terkena dampak pandemi Covid-19, dan banyak lainnya. Dengan mewujudkan nilai Kristiani pada bidang-bidang kehidupan umum, kita membuka jalan untuk warta Injil bagi semua kalangan.

Berbeda dengan Herodes yang terus dihantui rasa bersalah, Daud langsung mengakui dosanya dan bertobat ketika ditegor oleh Nabi Natan. Allah pun merehabilitasi Daud. Dalam Bacaan Pertama disebutkan, “Tuhan mengampuni segala dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya.” (Sir 47:11).

    Kita para murid Kristus jangan sampai terus dihantui oleh dosa kita. Kita percaya bahwa kasih Tuhan melampaui segalanya, dan bila kita bertobat secara mendalam, terutama lewat Sakramen Rekonsiliasi, Tuhan menghapus dosa kita, dan selanjutnya mengutus kita untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan agar karya keselamatan-Nya dialami oleh semua orang.

Hari ini kita memperingati St. Yohanes de Britto (1647-1693). Ia lahir dari keluarga perwira tinggi dan bersahabat baik dengan Don Pedro, yang kemudian menjadi Raja Portugal. Tetapi ia tidak tertarik pada gaya hidup istana yang germelap. Suatu ketika ia jatuh sakit, tetapi segera sembuh berkat doa ibunya lewat perantaraan St. Fransiskus Xaverius. Maka ia bercita-cita menjadi misionaris seperti Santo itu.

    Tahun 1662 ia masuk novisiat Serikat Yesus di Lisabon. Ia berdoa agar diutus sebagai misionaris ke Jepang. Tetapi Tuhan mempunyai rencana lain. Oleh pimpinannya ia ditempatkan di India, sebuah wilayah misi yang sulit dan rawan. Ibunya segera menghubungi Duta Sri Paus dan pembesar lainnya untuk membatalkan keputusan itu. Tetapi Yohanes menjelaskan kepada ibunya, bahwa ia harus taat kepada panggilan Allah dan berangkat ke India untuk mewartakan Injil Kristus. Ibunya pun akhirnya merelakan dia pergi ke India.

   Karena keteguhan imannya, Yohanes dengan penuh semangat berkarya di sana selama 20 tahun di tengah aneka hambatan. Keberhasilannya mempertobatkan orang-orang India membawa kematiannya sebagai seorang martir. Ia ditangkap, dianiaya dan dipenjarakan. Pada tanggal 4 Februari 1693 ia mati dipenggal kepalanya.

Doa

Ya Yesus Sang Mesias, aku menyesali dosa-dosaku. Kuatkan imanku agar aku tabah dan kreatif dalam mewujudkan ajaran-Mu. Kuatkan juga hati mereka yang ditindas karena memperjuangkan hal-hal yang baik, adil dan benar. St. Yohanes Pembaptis, doakanlah aku. St. Yohanes de Britto, doakanlah aku. Amin.

RS/PK/hr.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini