Senin, Desember 23, 2024
29.1 C
Jakarta

Bacaan dan Hari Katolik Selasa 1 Februari 2022

Bacaan Pertama: 2 Samuel 18:9-10.14b.24-25a.30-19:3

“Daud meratapi kematian Absalom.”

WAKTU melarikan diri, Absalom bertemu dengan anak buah Daud. Saat itu Absalom sedang memacu bagalnya. Ketika bagal itu lewat di bawah jalinan dahan-dahan pohon tarbantin yang besar, tersangkutlah rambut kepala Absalom pada pohon tarbantin itu, sehingga ia tergantung antara langit dan bumi, sedang bagal yang ditungganginya berlari terus. Seseorang melihatnya, lalu memberitahu Yoab, katanya, “Aku melihat Absalom tergantung pada pohon tarbantin.”

Lalu Yoab mengambil tiga lembing dalam tangannya, dan ditikamnya ke dada Absalom! Waktu itu Daud sedang duduk di antara kedua pintu gerbang sementara penjaga naik ke sotoh pintu gerbang itu, di atas tembok. Ketika ia melayangkan pandangnya, dilihatnyalah orang datang berlari, seorang diri saja. Berserulah penjaga memberitahu raja. Lalu raja berkata kepada Ahimaas, “Pergilah ke samping, berdirilah di situ.” Ahimaas pergi ke samping dan berdiri di situ.

Kemudian tibalah orang Etiopia itu. Kata orang Etiopia itu, “Tuanku Raja mendapat kabar yang baik, sebab Tuhan telah memberi keadilan kepadamu pada hari ini! Tuhan melepaskan Tuanku dari tangan semua orang yang bangkit menentang Tuanku.” Tetapi bertanyalah Raja Daud kepada orang Etiopia itu, “Selamatkanlah Absalom, orang muda itu?” Jawab orang Etiopia itu, “Biarlah seperti orang muda itu musuh Tuanku Raja dan semua orang yang bangkit menentang Tuanku untuk berbuat jahat.” Maka terkejutlah raja!

Dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan, “Anakku Absalom, anakku! Ah, anakku Absalom, sekiranya aku boleh mati menggantikan engkau! Absalom, Absalom, anakku!” Lalu diberitahukan oranglah kepada Yoab, “Ketahuilah, raja menangis dan berkabung karena Absalom.” Pada hari itulah kemenangan menjadi perkabungan bagi seluruh tentara, sebab pada hari itu tentara mendengar orang berkata, “Raja bersusah hati karena anaknya.” Maka pada hari itu tentara Israel masuk kota dengan diam-diam, seperti tentara yang kena malu karena melarikan diri dari pertempuran.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 86:1-2.3-4.5-6

Ref. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku.

  • Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan dan jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku ini orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
  • Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
  • Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Bait Pengantar Injil: Matius 8:17

Ref. Alleluya

Yesus memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita.

Bacaan Injil: Markus 5:21-43

“Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!”

Sekali peristiwa, sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.

Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.

Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

DALAM IMAN, HARAPAN DAN KASIH:  YESUSLAH ANDALAN SATU-SATUNYA!

DALAM Bacaan-bacaan Suci hari ini kita bisa mendapatkan essensi mendalam yang selayaknya menjadi ciri utama yang menandai para pengikut KRISTUS, yaitu iman, harapan dan cinta kasih.

Dalam Bacaan Pertama dikisahkan tentang Absalom, anak Raja Daud, masih muda belia, yang sangat ambisius dan punya nafsu kekuasaan yang besar. Ia tega memberontak melawan pasukan Raja Daud, ayah kandungnya sendiri. Meskipun Daud tahu dan sadar akan perilaku jahat anaknya itu, tetapi perhatian dan rasa kasih sayangnya terhadap anaknya itu tetap besar. Sikap ini secara jelas dinyatakan kepada Yoab, panglima perangnya: “Perlakukanlah Absalom, orang muda itu dengan lunak karena aku” (2 Sam. 18: 5). Akan tetapi sebagai perajurit sejati yang taat pada Raja dan tahu bahwa Absalom mau membunuh atasannya itu, Yoab dalam hatinya tidak bisa menerima perlakuan Daud itu. Dan sikap batin Yoab itu terbukti ketika ia mendengar bahwa Absalom yang semakin terpukul itu, rambut kepalanya tersangkut di dahan pepohonan tarbantin. Kesempatan baik ini tidak disia-siakannya. Yoab mengambil lembing dan melemparkannya tepat mengenai sasaran. Absalom mati terbunuh. Daud sangat  terpukul dan merasa sedih sekali sambil meratapi anaknya yang terbunuh: “Anakku Absalom, anakku, anakku Absalom. Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!” (ayat 33b).

Demikianlah kontras yang terjadi saat itu: Kemenangan pasukan Raja harusnya disambut dan dirayakan rakyat dengan penuh antusias dan gegap gempita, tetapi hari kemenangan justru diwarnai dengan kesedihan! Cinta kasih sejati seorang ayah kepada anaknya – meskipun anaknya seorang pemberontak – jauh lebih besar dari pada kemenangan perang yang menewaskan pemberontak itu!

Inilah cerminan Cinta Kasih ALLAH BAPA kepada manusia, walaupun manusia sudah sering berbuat dosa, tetapi Kasih BAPA tidak akan pernah luntur sedikit pun juga!

Penginjil Markus hari ini juga mengangkat sisi kemanusiaan TUHAN YESUS yang sangat peka dan penuh belas kasih. Dua mukjizat dikerjakan-NYA dalam waktu  bersamaan. Di tengah kerumunan orang yang selalu menyertai YESUS, datanglah kepada-NYA seorang kepala rumah ibadat bernama Yairus. Di depan kaki-NYA ia tersungkur berserah sambil berharap agar YESUS mau menumpangkan tangan-NYA pada anak perempuannya yang sedang sekarat. Iman Yairus pada YESUS sangat besar, mampu mengatasi rasa “rikuh”, malu atau gengsi! Kepala sinagoga itu jabatan terhormat, tapi ia rela menyembah YESUS!

Dalam perjalanan ke rumah Yairus, ada seorang perempuan yang sudah 12 tahun menderita perdarahan.  Sebenarnya ia tidak boleh berada di tengah keramaian karena ia seorang “najis”! Ia tidak boleh bersentuhan dengan orang lain, dan orang lain pun tidak boleh menjamahnya! Namun harapan akan kesembuhannya sangat besar dan imannya yang mendalam melampaui rasa “najisnya.” Ia berkata dalam hati: “Asal kujamah saja jubah-NYA, aku akan sembuh” (Mrk. 5: 28). Buah dari iman dan harapan yang besar dan mantap serta disambut oleh Hati YESUS yang lemah lembut dan  penuh belas kasih, menghasilkan penyembuhan dan pemulihan raga dan jiwanya. YESUS tidak marah kena jamah dari seorang najis. Malah IA berkata kepada perempuan yang gemetar ketakutan karena menyadari dirinya seorang najis: “Hai anak-KU, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” (ayat 34).

Sementara itu anak perempuan Yairus ternyata sudah meninggal. Sebenarnya YESUS tidak perlu bersusah payah lagi datang ke rumahnya. Tetapi terdorong oleh belas kasih-NYA yang tanpa batas dan apresiasi-NYA atas iman Yairus yang begitu percaya pada-NYA, maka YESUS disertai tiga murid kepercayaan-NYA, segera masuk ke kamar anak perempuan itu, memegang tangannya sambil berkata: “Talita kum”, yang berarti ‘Hai anak, AKU berkata kepadamu: bangunlah!’“ (ayat 41).

Dalam hidup ini kita kerap kali menghadapi permasalahan-permasalahan yang berat, kritis dan mencekam seperti masa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Kondisi ini semua bisa menyebabkan kita stress yang mengundang berbagai penyakit, takut, cemas, bingung, suka marah disertai penyesalan dan akibatnya menderita lahir maupun batin yang berkepanjangan. Permasalahan itu bisa terjadi dalam keluarga karena faktor ekonomi atau komunikasi yang tidak harmonis antara suami-isteri dan anak; bisa terjadi di tempat kerja atau urusan bisnis karena kena tipu atau bangkrut; bisa karena dilengserkan dari jabatan politik; bisa juga terjadi frustrasi di ranah politik karena tidak masuk dalam daftar calon kepala daerah atau wakil rakyat serta seribu satu permasalahan hidup lainnya. Nah, teladanlah Yairus dan perempuan najis itu: datanglah pada YESUS, yang murah hati, rendah hati dan penuh belas kasih. DIA lah Andalan satu-satunya yang terpercaya. YESUS-lah jawabannya atas segala permasalahan itu! Masalahnya: percayakah kita? Yakinkah kita dengan sepenuh hati dan berani pasrah total kepada-NYA?

Doa

Ya YESUS, terima kasih atas teladan dari Yairus dan perempuan najis itu. Semoga aku selalu memiliki iman, pengharapan dan cinta kasih yang besar, tulus dan teguh hanya kepada-MU satu-satunya Andalanku. Kuserahkan segala permasalahan pelik yang kuhadapi saat ini khususnya pada masa pandemi ini. Terangilah aku dengan ROH KUDUS-MU. Amin.

PK/hr.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini