Jumat, November 22, 2024
31 C
Jakarta

Bacaan dan Hari Senin 31 Januari 2022; Peringatan Wajib St. Yohanes Bosco, Imam

Bacaan Pertama: 2 Samuel 15:13-14.30;16:5-13a

“Daud melarikan diri dari Absalom, dan Simei mengutuk dia sesuai dengan perintah Tuhan.”

WAKTU itu Absalom, putera Daud memberontak. Maka datanglah seseorang kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.” Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem, “Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, jangan sampai kita tidak dapat luput dari tangan Absalom.

Pergilah dengan segera, supaya ia tidak dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita serta memukul kota ini dengan mata pedang!” Maka Daud mendaki bukit zaitun sambil menangis. Ia mengenakan selubung kepala, dan mereka mendaki sambil menangis. Ketika Raja Daud sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus menerus mengutuk.

Daud dan semua pegawainya ia lempari dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya. Beginilah perkataan Simei pada waktu itu mengutuk, “Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! Tuhan telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja. Tuhan kini menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sungguh, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah.” Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja, “Mengapa bangkai anjing ini mengutuki Tuanku Raja?”

Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya.” Tetapi kata raja, “Tak usahlah campur tangan, hai anak Zeruya! Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila Tuhan bersabda kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?” Kata Daud pula kepada Abisai dan kepada semua pegawainya, “Sedangkan anak kandungku saja ingin mencabut nyawaku, apalagi si orang Benyamin ini!

Biarkanlah dia, dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhanlah yang telah bersabda kepadanya demikian. Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini, dan Tuhan membalasku dengan sesuatu yang baik sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.” Demikianlah Daud melanjutkan perjalanan bersama orang-orangnya.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 3:2-3.4-5.6-7

Ref. Bangkitlah, ya Tuhan, selamatkanlah aku.

  • Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, “Baginya tidak ada pertolongan dari Allah.”
  • Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
  • Maka, aku dapat membaringkan diri dan tertidur; dan kemudian bangun lagi, sebab Tuhan menopang aku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru. Bangkitlah, ya Tuhan! Tolonglah aku, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil: Alleluya

Ref. Alleluya

Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Bacaan Injil: Markus 5:1-20

“Hai roh jahat, keluarlah dari orang ini!”

Sekali peristiwa, sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang Danau Galilea, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah kepada-Nya seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan. Orang itu diam di sana dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya, dengan rantai sekalipun!

Sudah sering, ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu. Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya. Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!”

Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?” Jawabnya, “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana, di lereng bukit, sekawanan babi sedang mencari makan. Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, dan biarkanlah kami memasukinya!”

Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu, dan memasuki babi-babi itu. Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu! Mereka menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang telah terjadi.

Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk; orang yang tadinya kerasukan legion itu, kini berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceritakan apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya. Yesus berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat Tuhan atasmu, dan ceritakan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala yang telah diperbuat Yesus atas dirinya, dan mereka semua menjadi heran.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus

ROH JAHAT BERGENTAYANGAN: MAMPUKAH KITA USIR?

DIKISAHKAN dalam perikop Injil hari ini, bahwa TUHAN YESUS naik perahu bersama para murid-NYA dan sampai ke seberang danau Genesaret, di daerah orang Gerasa, bukan Yahudi. YESUS disambut oleh seorang yang kerasukan banyak setan dalam dirinya. Dalam kondisi yang dekil, kotor dan berbau, siang dan malam ia tinggal di kuburan. Tak ada seorang pun yang berani mendekat dan mampu mengusirnya.

Setiap kali diborgol dengan rantai, selalu dijebol juga. Namun, ketika melihat TUHAN YESUS dari kejauhan, berlarilah orang yang kerasukan setan Legion itu, datang menyembah DIA sambil berteriak: “Apa urusan-MU dengan aku, hai YESUS, ANAK ALLAH Yang Mahatinggi? Demi ALLAH, jangan siksa aku!” (Mrk. 5: 7). Sebelumnya, YESUS memang mengusir roh jahat dari orang itu: “Hai, engkau roh jahat, keluar dari orang ini!” (ayat 8).

Setan-setan saja “mengakui” YESUS sebagai ANAK ALLAH Yang Mahatinggi, dan mereka menyembah-NYA. Hal ini suatu kejadian yang menarik untuk dijadikan bahan refleksi bagi kehidupan iman kita.

Kalau roh jahat saja mengakui kekuasaan YESUS dan tunduk kepada-NYA, kiranya merupakan suatu kebodohan dan hal yang tidak masuk akal, jika kita justru “tunduk dan mengabdi” kepada roh jahat dengan jalan menuruti apa yang dimaui setan itu. Melalui godaan-godaannya yang licik dan menggiurkan, kita akhirnya “menyerah kalah dalam penguasaan setan”. Sangat ironis, kalau setan saja menyembah TUHAN, mengapa kita justru “menyembah setan”?

Tidak menyembah TUHAN? Bukankah kita dengan menuruti segala keserakahan, kebohongan dan berbagai bentuk manipulasi serta korupsi, berarti kita tunduk, menyerah kalah pada setan! Bukankah setan dengan segala pengaruh dan antek-anteknya harus kita usir dari hati kita? Rasanya malu diri kita kalau selama ini hidup kita lebih banyak jauh dari TUHAN serta tidak hormat dan bakti kepada-NYA.

Dengan menyadari bahwa roh jahat masih bergentayangan mencari mangsanya di dunia ini, maka mari kita perkuat pertahanan diri kita dengan memantapkan kehidupan iman kita kepada-NYA melalui banyak doa, puasa dan matiraga serta menerima sakramen-sakramen, dan demi atau atas nama YESUS KRISTUS kita usir setan-setan itu dari kehidupan kita! Kita percaya dan mengandalkan kekuatan hidup ini bukan kepada kekuatan manapun selain ALLAH saja! Ingatlah bahwa manusia diciptakan TUHAN menurut citra atau gambaran-NYA! Dengan demikian badan kita adalah Bait ALLAH! Apakah kita rela membiarkan badan dan jiwa kita – yang merupakan Bait ALLAH – dikendalikan oleh roh jahat?

Orang Geresa yang menyaksikan mukjizat YESUS bersikap mendua: Sebagian orang merasa terancam dengan kehadiran YESUS. “Mereka mendesak YESUS supaya IA meninggalkan daerah mereka” (ayat 17). Padahal maksud YESUS agar melalui mukjizat itu orang-orang yang masih “kafir” itu menjadi percaya dan beriman pada TUHAN. Tetapi ternyata lain hasilnya! Sikap penerimaan atas Diri-NYA diwakili oleh orang yang telah disembuhkan dari kerasukan setan dan menjadi “manusia baru”. Ia telah mengalami karya kasih ALLAH dalam dirinya. Sebenarnya ia ingin mengikuti YESUS, tetapi ia diperintahkan-NYA untuk pulang ke rumah dan bersaksi kepada orang sekampungnya tentang karya agung ALLAH itu. (lihat ayat 19).

Sadarkah kita bahwa diri kita pun sering mengalami mukjizat ketika kita menerima dan mengalami kasih karunia-NYA? Maukah kita bersaksi tentang hal itu?

Benci dan dendam melahirkan perang, menyulut api permusuhan yang tak terputuskan. Sebaliknya, cinta dan damai menjadi senjata pemutus mata rantai permusuhan yang paling ampuh. Dalam Bacaan Pertama, dikisahkan Absalom memberontak dan ingin mencelakakan Daud, Raja dan ayahnya sendiri. Namun, Daud menanggapinya dengan memaafkannya dan menyerahkannya kepada ALLAH untuk menghukumnya. Ia memilih pergi dari istana dan mengungsi untuk menyelamatkan diri. Dalam seluruh hidupnya, bahkan ketika jatuh dalam dosa, Daud selalu mengandalkan ALLAH. Ia yakin ALLAH selalu besertanya. Walaupun ia seorang pendosa, tetapi yang lebih utama ia adalah seorang yang percaya pada ALLAH, karena ALLAH adalah Maharahim, IA Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Bagaimana dengan kita sendiri? Apakah sikap kita sama dengan Daud?

Ketika seseorang mengalami suatu musibah, ia cenderung menyalahkan pihak ketiga, bahkan kadang berani melontarkan kutukan. Orang itu sulit untuk menerima keadaan atau perlakuan semacam itu. Daud telah memberikan teladan kepada kita untuk menyerahkan penderitaan dan kemalangan itu kepada ALLAH. DIA pasti akan membebaskan kita. Sudahkah kita punya keyakinan seperti itu?

Hari ini Gereja merayakan peringatan Santo Yohanes Bosco (1815-1888), seorang imam yang terkenal sebagai “Bapak kaum muda”. Kedekatannya dengan anak-anak terutama mereka yang miskin dan terlantar sangat menonjol. Don Bosco dengan sabar dan tekun menerima serta mendidik anak-anak jalanan yang berpakaian lusuh, bicaranya kasar dan perut keroncongan. Semakin hari semakin banyak anak-anak terlantar datang kepadanya. Dengan setia ia menekuni pendidikan anak-anak terlantar. Maksud baik dan tindakan kasih ini ternyata tidak disukai oleh orang-orang kaya dan beberapa polisi  serta pembunuh bayaran yang merasa “risih” akan kehadiran anak-anak miskin dan nakal itu. Tetapi Don Bosco tetap sabar menghadapi semua rintangan itu. Kekagumannya pada Santo Fransiskus de Sales, yang dengan tekun dan setia berkarya dalam mempertobatkan kembali kaum Kalvinis, menginspirasi dirinya untuk mendirikan Serikat Salesian Don Bosco (SDB – Societas Sancti Francisci Salesii) yang kini tersebar di seluruh dunia yang banyak berkarya di bidang pendidikan dan rumah sakit. Di kalangan gadis-gadis terlantar ia juga mendirikan Kongregasi Suster Puteri Maria Penolong Umat Kristiani (Figlie di Maria Ausiliatrice).

Doa

Ya YESUS, ajarilah aku untuk menyandarkan diriku hanya pada kekuatan dan perlindungan-MU saja. Teguhkanlah imanku yang masih lemah ini. Doronglah aku untuk berani bersaksi tentang kasih karunia-MU. Santo Yohanes Bosco, doakanlah aku. Amin.

PK/hr.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini