Zaman dahulu kala, hiduplah seorang raja yang terkenal baik hati dan bijaksana. Namun, ia hanya memiliki satu mata dan satu kaki. Suatu hari, saat raja berjalan-jalan di Galeri Istana ia melihat lukisan-lukisan para raja pendahulunya. Ia pun ingin lukisan dirinya dipajang disitu, supaya anak cucunya dapat melihat dan mengenangnya.
Sang Raja lalu memanggil semua pelukis yang ada di negerinya. Ia meminta mereka untuk dibuatkan lukisan yang indah dan terlihat gagah untuk dipajang di Galeri Istana. Pelukis yang berhasil melukisnya dengan baik akan diberi imbalan sesuai dengan keindahan lukisannya.
Para pelukis pun menjadi bingung dan ragu, karena menurut mereka tidak mungkin bisa membuat lukisan yang indah sebab Sang Raja hanya punya satu mata dan satu kaki. Mereka takut jika nanti hasilnya buruk, mereka malah dihukum karena dianggap menghina raja.
Pelukis-pelukis itu pun satu per satu mengundurkan diri dengan berbagai alasan. Akan tetapi, ada seorang pelukis yang mengajukan diri untuk melukis Sang Raja, dan Sang Raja sangat senang dengan keberanian pelukis itu.
Berminggu-minggu si pelukis itu mengerjakan lukisan yang diminta Raja. Sampai akhirnya tiba hari dimana lukisan itu dipamerkan kepada publik. Para pelukis yang mengundurkan diri juga datang ke istana. Mereka sangsi jika pelukis itu berhasil membuat lukisan yang indah.
Tapi, anggapan para pelukis itu pun sirna manakala kain penutup lukisan itu dibuka. Sebab, hasil lukisan itu sangatlah indah dan Sang Raja terlihat gagah. Di lukisan, Sang Raja digambarkan sedang menunggangi kuda menghadap ke samping, dan sambil bersiap memanah. Sehingga kakinya yang cacat tidak terlihat dan matanya yang buta terpejam nampak seperti sedang membidik.
Sang Raja sangat puas dengan hasil lukisan tersebut, ia menghadiahi sebuah puri untuk si pelukis. Sahabat terkasih, cerita singkat diatas ingin menyampaikan sebuah pesan bahwa kita semua ini ibarat Sang Raja yang mempunyai baik kelebihan maupun kekurangan/ kelemahan. Semua tergantung bagaimana kita menempatkan diri kita sehingga kekurangan/ kelemahan kita bisa ditutupi dengan sisi baik yang ada di dalam diri kita.
Syukur pada Allah karena kita mempunyai seorang Pelukis Agung, yaitu Yesus Kristus. Yesus senantiasa menerima diri kita apa adanya, dan Ia pasti sanggup untuk mengubah kekurangan kita menjadi sesuatu yang indah.
Dimana, pesan yang sama juga dapat kita renungkan di dalam bacaan Injil hari ini (Markus 3: 13-19), yaitu yang mengisahkan tentang Yesus menetapkan 12 rasul untuk menyertai-Nya, untuk diutus-Nya memberitakan Injil, dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan.
Dalam hal ini, 12 Rasul melambangkan 12 suku Israel yang mewakili semua umat pilihan Allah. Sungguh kita semua merupakan umat pilihan Allah dan kita pun dipanggil demi tugas yang sama, yaitu untuk mewartakan Injil dan menyembuhkan penyakit.
Kini, yang menjadi pertanyaannya ialah; “apakah diri kita ini sudah sempurna?” Sama seperti Petrus yang menyangkal Yesus 3 kali, Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus yang haus akan kekuasaan, Matius yang adalah mantan pemungut cukai, Tomas yang meragukan kebangkitan Yesus dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus, kita semua pun masih belum sempurna, dan masih punya kekurangan.
Namun kabar baiknya, Tuhan Yesus tetap memilih dan memanggil kita untuk menyertai-Nya. Sebab, Ia sangat mengasihi kita dan Ia percaya bahwa kita masih memiliki sisi baik yang bisa menutupi kekurangan yang ada.
Semoga, semua ini dapat menginspirasi agar dalam hidup ini kita mau terus berjuang bersama Yesus untuk mengembangkan hal-hal baik yang ada di dalam diri kita, dan memperbaiki apa yang masih kurang.
Dan, janganlah berkecil hati, sebab sekalipun dimata manusia tampak buruk, tetapi di tangan Sang Pelukis Agung (Tuhan Yesus), semua akan menjadi indah tepat pada waktu-Nya.
Frater Agustinus Hermawan, OP