Minggu, Desember 22, 2024
28.6 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Hari Selasa 18 Januari 2022

Bacaan Pertama: 1 Samuel 16:1-13

“Samuel mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya dan berkuasalah Roh Tuhan atas Daud.”

SETELAH Raja Saul ditolak, Tuhan bersabda kepada Samuel, “Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.” Tetapi Samuel berkata, “Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku.”

Maka Tuhan bersabda, “Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Kemudian undanglah Isai ke upacara pengurbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu.” Samuel berbuat seperti yang disabdakan Tuhan, dan tibalah ia di Kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata, “Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?”

 Jawab Samuel, “Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengurbanan ini.” Kemudian Samuel menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki, dan mengundang mereka ke upacara pengurbanan itu. Lalu mereka itu masuk. Ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.”

Tetapi bersabdalah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah terpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Allah melihat hati.” Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel. Tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Dia ini tidak dipilih Allah!” Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata, “Orang ini pun tidak dipilih Tuhan!” Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.”

Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah semua anakmu?” Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan domba.” Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang kemari.” Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan bersabda, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.”

Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 89:20.21-22.27-28

Ref. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku.

  • Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang Kaukasihi. Engkau berkata, “Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu.
  • Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.”
  • Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.” Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi Yang Tertinggi di antara raja-raja bumi.

Bait Pengantar Injil: Efesus 1:17-18

Ref. Alleluya

Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita. Alleluya.

Bacaan Injil: Markus 2:23-28

“Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.”

PADA suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan?

Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

PENILAIAN ALLAH JAUH BERBEDA DENGAN MANUSIA.

Dalam Bacaan Pertama dikisahkan bahwa Saul hanya sebentar menjadi raja, karena ALLAH sudah tidak berkenan kepadanya. Saul mulai kompromi dalam sikapnya, ia mau menyenangkan hati rakyatnya sehingga ia membiarkan rakyatnya menjarah barang rampasan dari musuh, dan ia tidak taat kepada Perintah TUHAN. Karena itu DIA memerintahkan Samuel untuk mengurapi raja baru yaitu salah seorang anak Isai, orang dari Betlehem. Samuel masih ragu, jangan-jangan Saul akan kecewa, marah dan bahkan bisa membunuh dia. Tetapi TUHAN meneguhkan dia.

Dan ketika Samuel mau mengurapi siapa di antara anak-anak Isai yang ditentukan oleh ALLAH, maka satu persatu anak-anak itu lewat di depannya. Mata Samuel terpukau pada Eliab, dan ia merasa inilah yang akan diurapinya. Tetapi ALLAH segera menegurnya: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab AKU telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat ALLAH; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1Sam. 16: 7).

Satu per satu melewati Samuel, tetapi tidak seorangpun yang dipilih oleh ALLAH. Dan ketika si bungsu, Daud, yang saat itu sedang menggembalakan domba, dipanggil pulang ke rumah, barulah ALLAH menunjukkan pilihan-NYA pada Daud. Maka segera diurapilah Daud. Dan sejak hari itu berkuasalah ROH TUHAN atas Daud.

TUHAN memang tidak mengutamakan pandangan-NYA terhadap diri seseorang berdasarkan kondisi pisiknya atau kepandaiannya, melainkan IA akan melihat dari kedalaman dan kemurnian hatinya.

Cara pandang yang berbeda dengan TUHAN, juga terjadi dalam diri orang-orang Farisi. Ketika pada suatu hari Sabat para murid TUHAN YESUS berjalan melewati ladang gandum, nampaknya mereka sudah merasa kelaparan, hingga mereka mulai memetik bulir-bulir gandum dan memakannya. Orang-orang Farisi segera mengajukan protes kepada YESUS, mengapa DIA membiarkan murid-NYA melanggar hukum Taurat dan tidak menghormati hari Sabat, sebab yang dilakukan para murid-NYA sudah dapat dikategorikan sebagai pelanggaran berat! Memetik bulir gandum itu sama saja dengan melakukan panen gandum dan hal ini merupakan jenis pekerjaan berat yang dilarang oleh hukum Taurat pada hari Sabat.

TUHAN YESUS segera mengoreksi pandangan dan sikap orang-orang Farisi yang kurang tepat itu dengan mengemukakan pengalaman Daud bersama anak buahnya ketika kelaparan makan roti sajian dalam Bait ALLAH, yang hanya boleh diambil dan dimakan oleh para imam. Mengapa tingkah laku Daud dan anak buahnya tidak mereka persoalkan?

Karena itu, YESUS menegaskan: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.” (Mrk.2: 27).

Dalam hal mematuhi aturan atau hukum pada umumnya, manusia jangan dianggap sebagai obyek, melainkan sebagai subyek. Aturan itu dibuat untuk kepentingan, kesejahteraan dan ketertiban hidup manusia. Bukan sebaliknya, aturan dibuat dengan mengorbankan hak-hak asasi manusia atau nilai kemanusiaan, serta meniadakan prinsip cinta kasih. Pandangan yang legalistik seperti orang-orang Farisi yang menganggap aturan yang tertulis itu harus mutlak dilakukan secara harfiah – apa pun akibatnya dan bagaimana pun kondisi seseorang – jelas sangat merugikan manusia dan dapat menafikan prinsip cinta kasih.

Dengan kejadian itu, TUHAN YESUS tidak mengajak kita untuk melawan atau melanggar aturan, tetapi kita diajak untuk menggali makna terdalam dari aturan itu. Kita diajak untuk melihat “hati, esensi, jiwa”  dari aturan itu, jadi jangan hanya yang tertulis belaka. TUHAN YESUS mengajak bahwa keselamatan hidup manusia dan cinta kasih harus diutamakan! Janganlah dibalik! – Bagaimana pandangan kita terhadap hal ini?

Ya YESUS, ajarilah aku untuk dengan bijaksana mengelola hidupku, sehingga aku mampu untuk memilih dan memilah mana yang esensi, dan mana yang asesori. Amin.

PK/hr.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini