Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada Yesus dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini.”
Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!”
Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?”
Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!”
Sesudah memeriksanya mereka berkata: “Lima roti dan dua ikan.”
Sahabat terkasih, sepenggal percapakan antara Yesus dan murid-murid-Nya yang terdapat dalam bacaan Injil hari ini (Markus 6: 34-44) kembali ingin mengingatkan kita bahwa hidup kita ini harus menjadi berkat bagi orang lain.
Dalam hal ini, Tuhan Yesus mengundang kita untuk ‘memberi makan’ mereka yang lapar akan kasih Tuhan. Namun, sebelum itu Ia pun mengajak kita untuk mengintropeksi diri kita terlebih dahulu agar kita bisa menyadari ‘berapa banyak roti yang ada pada diri kita.’
Dengan mengintropeksi diri, kita akan menyadari bahwa Allah telah begitu baik dan memberkati hidup kita dengan banyak hal. Harapannya, kita pun akan terhindar dari sikap iri hati. Sebab, iri hati hanya akan membuat kita sibuk menghitung berkat orang lain, dan membuat kita lupa akan berkat yang Allah berikan pada kita.
Dan, seperti kata St. Thomas Aquinas; ‘kita tidak dapat memberi apa yang tidak kita punya”, maka kita hendaknya dapat selalu bersyukur atas berkat yang Allah anugrahkan pada kita. Sekecil apapun itu asalkan kita mau menyerahkannya kepada Tuhan, semua itu pasti akan berlipat ganda dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Secara pribadi, bacaan Injil hari ini juga mengingatkan saya akan kebaikan dan penyertaan Tuhan dalam setiap study dan pelayanan yang dipercayakan kepada saya selama di seminari. Saya menyadari setiap talenta dan apa yang punya memang masih sedikit dan belum sempurna, tetapi ketika saya mau berserah dan berbagi, saya percaya bahwa setiap keberhasilan, kesuksesan dan prestasi yang boleh saya raih, semua itu tidak terlepas dari campur tangan Tuhan.
Semoga, semua ini dapat menginspirasi agar kita semua pun mau membawa setiap ‘roti dan ikan’, yaitu setiap berkat dan talenta yang ada pada diri kita untuk kita serahkan pada-Nya.
Tentu semua ini tidaklah mudah, karena kita harus bekorban dan melepas apa yang kita sukai. Namun, seperti kabar gembira-Nya hari ini: “Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu.”
Sungguh, Yesus adalah Roti Hidup yang diberkati, dipecah, dibagikan, dan kita sambut dalam Komuni Kudus, serta memberikan hidup yang kekal. Semua itu dapat terjadi karena Yesus mau taat dan rela mengorbankan diri-Nya secara total hingga wafat di kayu salib. Maka, “berapa banyak ‘roti’ yang ada pada kita, dan berapa banyak yang sudah kita persembahkan demi kemuliaan nama Tuhan?”
Have a nice day & God bless
Frater Agustinus Hermawan, OP