“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya. Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah. Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa.
Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Sahabat terkasih, puisi atau penggalan ayat diatas yang dapat kita jumpai dalam bacaan Injil hari ini (Lukas 1: 46-56) merupakan doa atau kidung pujian yang dilantunkan oleh Bunda Maria setelah ia bertemu dan menerima salam dari Elisabet.
Dalam hal ini, Bunda Maria meminjam kata-kata yang berasal dari doa syukur Hana (dalam Bacaan I). Waktu itu, Hana memuji kebesaran karya Tuhan karena telah memberinya seorang putra (Samuel) yang sangat ia harapkan.
Dan, tidak hanya dalam ucapan syukur saja, sebab baik Bunda Maria dan Hana sama-sama menyerahkan hidup putra mereka (Yesus dan Samuel) Tuhan demi kemuliaan Kerajaan Surga.
Kini, jika boleh sejenak kita renungkan; “perbuatan besar apa yang telah Tuhan nyatakan dalam hidup kita, dan sudahkah kita mensyukurinya?” Syukur pada Allah, karena hari ini (22 Des) juga bertepatan dengan peringatan Hari Ibu. Kiranya kasih sayang dan pengorbanan seorang Ibu bisa menjadi bukti bahwa kasih Allah itu nyata dalam diri anak-anaknya.
Lalu, biarlah kehadiran sang buah hati dapat mengingatkan para ibu akan perbuatan besar Allah yang boleh dialami dalam kehidupan mereka. Sungguh, inilah makna dari Hari Ibu yang seharusnya kita wujudkan, yaitu agar setiap ibu dapat senantiasa mempersembahkan hidup anak2 mereka ke dalam tangan Tuhan dan seorang anak dapat membalas kasih sayang ibu mereka dengan tulus.
Semoga, masa adven ini dapat senantiasa menginspirasi bahwa Tuhan telah begitu baik dan melakukan banyak perbuatan besar/ ajaib dalam hidup kita. Sehingga harapannya, seperti Bunda Maria kita pun mau senantiasa bersyukur dan menyerahkan segala berkat yang kita terima kembali ke dalam tangan Tuhan. Tuhan yang memberi maka Tuhan pulalah yang tahu terbaik bagi diri kita dan segala yang ada pada diri kita.
Kita hanya perlu bersyukur, sujud dan menyembah-Nya disetiap waktu agar kita bisa melihat perbuatan ajaib Allah di dalam hidup ini.
Selamat Hari Ibu!
Bunda Maria… Bunda kami, doakanlah kami terutama para Ibu agar hidup kami semua bisa menjadi saksi dan bukti kebaikan Tuhan bagi dunia ini. Amin.
Frater Agustinus Hermawan, OP