BEJING, Pena Katolik – Pihak berwenang Tiongkok telah menutup sebuah sekolah Kristen populer di Beijing, Tiongkok. Penutupan ini mengakibatkan terabainya kehidupan akademik lebih dari 100 anak-anak.
Pejabat distrik Tongzhou di Beijing menutup Pusat Pembelajaran TK dan Sekolah Dasar Golden Reed pada bulan September lau. Penutupan ini menyusul perintah untuk mengosongkan properti dan menutup sekolah. Sebuah kelompok hak asasi yang dipimpin oleh orang-orang buangan Tiongkok yang mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia dan mempromosikan kebebasan beragama di Tiongkok.
Lebih dari 100 siswa yang sebagian besar beragama Kristen, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus seperti autisme, belajar di sekolah yang didirikan oleh Gereja Golden Lampstand, sebuah Gereja Evangelis. Selain taman kanak-kanak dan bagian dasar, sekolah juga menyediakan fasilitas termasuk pusat penitipan anak, dapur, gym, taman bermain dan perpustakaan.
Kelompok-kelompok hak asasi seperti International Christian Concern (ICC) menyatakan kekecewaannya atas penutupan sekolah karena menghalangi siswa belajar dan otoritas sekolah terpaksa menderita kerugian besar karena ditinggalkannya fasilitas. Penutupan itu adalah bagian dari penganiayaan terus-menerus oleh pemerintah komunis terhadap orang-orang Kristen, terutama gereja evangelis dan rumah serta organisasi yang berafiliasi dengan gereja-gereja itu.
Pemerintah Tiongkok juga melanjutkan tindakan keras terhadap panti asuhan Kristen dengan kedok menegakkan peraturan baru tentang urusan agama. Pada bulan Agustus, polisi Tiongkok menangkap sembilan pemimpin dan anggota Gereja Kaki Pelita Emas di Linfen provinsi Shanxi, tiga tahun setelah gereja dihancurkan dengan bahan peledak.
Sebelum kehancurannya pada Januari 2018, Gereja Golden Lampstand adalah sebuah gereja besar dan salah satu terbesar di Tiongkok. Jemaatnya adalah bagian dari jaringan 50.000 anggota dan Gereja itu dibangun dengan perkiraan biaya US$2,6 juta.
ICC melaporkan bulan lalu bahwa beberapa sekolah Kristen di provinsi Jiangsu, Zhejiang dan Guangdong digerebek. Homeschooling yang diadakan oleh Early Rain Covenant Church di provinsi Sichuan juga telah berulang kali digerebek.
Pemerintah Tiongkok juga melanjutkan tindakan keras terhadap panti asuhan Kristen dengan kedok menegakkan peraturan baru tentang urusan agama, meninggalkan ribuan anak yatim piatu dan anak-anak cacat yang miskin dan kurang beruntung tanpa dukungan penting.