Minggu, Desember 22, 2024
29.9 C
Jakarta

Ini aku Tuhan, Refleksi Tahbisan Imamat Pater Vincentius Budi Nahiba

Pater Vincentius Budi Nahiba bersama keluarga sesaat setelah Misa Tahbisan sebagai imam Keuskupan Timika.

HERE AM I  LORD

I am coming to do Your Will

Ecce Ego Sum, mite me

Inilah Tuhan, saya siap melaksanakan kehendakMu

Pater Vincentius Budi Nahiba

Here am I Lord merupakan moto refleksi perjalanan hidup dan panggilan saya sejak saya awal memasuki masa pembinaan formasi Tahun Orientasi Rohani di Wisma Puruhita – Keuskupan Agung Jakarta pada tahun 2008 yang lalu. Moto yang sama  menjadi moto tahbisan imamat saya. Hampir lebih 15 (lima belas) tahun saya menjalani formasi panggilan yang Panjang dan penuh liku dengan  menjadi calon imam baik pada awalnya di seminari tinggi Keuskupan Agung Jakarta, Novisiat Dominikan, dan Keuskupan Timika. Saya merefleksikan bahwa selama perjalanan hidup dan panggilan saya yang jatuh bangun,  Tuhan Allah selalu membimbing dan menjaga serta merawat semangat api panggilan dalam diri saya diberbagai tempat perutusan.

Berbagai proses perjalanan panggilan ini  dari tahun orientasi rohani, studi filsasat teologi, tahun orientasi pastoral dan kerasulan dan penerimaan  tahbisan imamat di Keuskupan Timika semata-mata karena kehendakNya yang memanggil aku dari tengah masyarakat untuk meninggalkan keluarga, pekerjaan, harta duniawi, dan segala keterikatan duniawi dan berpaling kepada Sang Gembala yang empunya panggilan. HERE AM I LORD. Saya merasakan diri saya seperti Nabi Yesaya yang dipanggilkan Tuhan untuk menjadi perpanjang tanganNya ditengah umat Allah. Saya adalah manusia lemah dan penuh berbagai kekurangan serta kekurangan, Tuhan Allah ingin memakai dan mempergunakan saya sebagai alatNya untuk melayani umat Allah di berbagai tempat di Keuskupan Timika tercinta.

Pater Vincentius Budi Nahiba membagikan komuni kepada umat yang hadir dalam tahbisan imam Keuskupan Timika

Saya merasakan Tuhan Yesuslah yang memanggil daku untuk berkarya dan mengabdi di Keuskupan Timika dan merasul ditengah umat Papua yang tercinta. Mengapa Keuskupan Timika? Saya merasakan bahwa bukan semata-mata saya pribadi yang memilih di kebun Keuskupan Timika. Tuhan Allah yang menuntun dan membuka jalan untuk diriku di Keuskupan Timika melalui proses awal menjadi guru volunteer Jesuit di Wahgete. Dengan menjadi seorang guru volunteer, saya berproses bersama anak-anak kelas satu SD yang mayoritas orang asli Papua. Dari pintu kevolunteran ini saya mulai mengenal sedikit demi sedikit dinamika Keuskupan Timika melalui perjumpaan dengan umat sederhana di Wahgete, belajar berpastoral dengan pastor paroki Wahgete (ikut turney ke stasi), mengikuti kegiatan ibadat kombas, mengikuti Misa inkulturasi Mee di Gereja Katolik Wahgete dan berbagai pengalaman rohani yang membuat diriku mengatakan Ya Tuhan, saya mau mengikutiMU menjadi penjala manusia di Kebun Keuskupan Timika.

Saya siap melaksanakan kehendakMu, inilah Tuhan, utuslah aku. Saya memilih Keuskupan Timika dan dengan penuh kesadaran, saya menyerahkan seluruh hidup dan karya saya kepada pimpinan keuskupan Timika.

HERE AM I  LORD

I am coming to do Your Will

Ecce Ego Sum, mite me

Inilah Tuhan, saya siap melaksanakan kehendakMu (YES 6:8)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini