Minggu, Desember 22, 2024
28.6 C
Jakarta

Tahbisan Uskup Padang, Menjadi Gembala Berbau Nasi Padang

Mgr Vitus Ribianto Solichin SX ditahbiskan menjadi Uskup Padang

PADANG, Pena Katolik – Mgr. Vitus Rubianto Solichin SX sah menjadi Uskup Padang. Tahbisan ini diadakan dengan audiens terbatas dan menerapkan protokol kesehatan di Katedral St Theresia dari Kanak-Kanak Yesus, Padang, Sumatera Barat. Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo menjadi selebran utama dalam tahbisan ini. Ia didampingi Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko OFM dan Uskup Agung Medan, Mgr. Cornelius Sipayung OFMCap.

Saat menyampaikan homili, Mgr. Narko menyampaikan, Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa Gereja adalah seperti rumah sakit di medan perang, yang menerima siapa saja yang datang meminta bantuan. Ia melanjutkan, bacaan dalam tahbisan ini juga dipilih yang menunjukkan pesan Misericordia Mutus, ‘gembala yang tergerak oleh belas kasihan.

Uskup Padang yang terpilih ingin mengikuti Yesus menjadi Gembala Baik, yang tidak lari saat serigala datang. Ia ingin menjadi gembala yang mempertaruhkan nyawa bagi dombanya. Mgr. Vitus ingin menjadi seperti Yesus. Mgr. Narko melanjutkan, seperti kata Paus Fransiskus, Mgr. Vitus ingin menjadi gembala yang berbau domba.

“Kalau di tepat saya di Keuskupan Pangkalpinang, karena tidak ada domba, maka ingin menjadi gembala yang berbau ikan asin. Atau kalau di Padang ini, Bapak Uskup Vitus harus menjadi gembala yang berbau rumah makan Padang,” ujar Mgr. Narko menyelipkan gurauan dalam homilinya.

Mgr. Narko mengingat penghayatan St. Agustinus sebagai uskup dengan sebuah ungkapan. Di mana bersama umatnya St. Agustinus adalah sesame umat Kristen.

“Kalau posisi saya berhadapan dengan kalian (umat) membuat saya takut, maka posisi saya bersama kalian, menghibur aku. Karena berhadapan dengan kalian saya seorang kalian, tetapi bersama kalian kita sama-sama umat Kristiani.”

Ungkapan yang pertama St. Agustinus ini menunjukkan tugas, namun ungkapan kebersamaan dengan umat, ini lah rahmat yang diterima. Mgr. Narko mengungkapkan, ketika bersama dengan umat, seorang uskup akan menemukan sukacita.

Saya Mewarisi Senyum Papa Mama Saya

Saat menyampaikan sambutan di akhir tahbisan, Mgr. Rubi mengungkapkan sukacitanya yang tergambar seperti sukacita Yesaya seperti bacaan hari ini. Ia berterima kasih kepada sang ibu yang rela hadir dalam acara tahbisan hari ini.

“Saya mewarisi senyuman ibu dan bapak saya,’ ujar Mgr. Rubi.

 Mgr. Rubi mengingat malam ketika menjelang tahbisan imama. Sang ibu menceritakan, saat Rubi masih di dalam kandungan, tiba-tiba ada surat nyasar dari Seminari Menengah Mertoyudan yang seharusnya diperuntukkan bagi seorang anak tetangga, yang kini juga telah menjadi imam, Romo Haryanto. Lewat pengalaman ini, Mgr. Rubi. Merenungkan bahwa mungkin benar, bahwa ia telah dipanggil dalam jalan imamat sejak masa kandungan ini.

Berkat pertama dari Mgr Vitus Rubianto Solichin SX sebagai Uskup Padang

Mgr. Rubi mengucapkan juga terima kasih kepada umat Keuskupan Agung Semarang, tempat asalnya. Ia juga mengenang hari tahbisannya, di hari Perayaan Wajib St Perawan Maria Ratu Rosari, yang juga pelindung Katedral Keuskupan Agung Semarang, tempat di mana ia dulu melayani sebagai misdinar.

“Ini dikloning namanya karena Semarang dan Padang, uskupnya sama-sama Rubi,” ujarnya.

Mgr. Rubi berterima kasih kepada Duta Besar Vatikan, para uskup dan seluruh umat. Ia juga berterima kaisih kepada Serikat Xaverian dan komunitas St. Egidio. Ia berharap dapat terus melayani di Keuskupan Padang.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini