Jumat, November 22, 2024
27.1 C
Jakarta

Seorang Imam yang Ingin Menjadi Presiden Timor Leste

DILI, Pena Katolik – Romo Martinho Germano da Silva Gusmão adalah imam dari Keuskupan Baucau, Timor Leste. Ia disuspensi dari tugas imamatnya karena keinginannya menjadi calon presiden Timor Leste. Keputusan suspense ini terungkap dalam sebuah surat yang diterbitkan 30 Agustus lalu oleh Mgr. Dom Basílio do Nascimento, Uskup Baucao.

Suspensi imamat dilakukan apabila seorang uskup melihat adanya Tindakan seorang imam yang melencang dari tugas utama imamatnya, yaitu menjadi pelayanan altar. Keputusan ini harus diterima Romo Martinho, karena imam itu telah mendeklarasikan untuk menjadi calon presiden Timor Leste.

Mgr. Nascinamento menjelaskan, Romo Martinho mengajukan pengunduran diri kepadanya sejak 25 Januari tahun lalu. Setelah satu tahun, 4 Februari tahun ini, Vatikan menyetujui proses laikalisasi Romo Martinho. Dengan demikian, Romo Martinho dibebaskan dari semua kewajiban pelayanan altar.

Surat itu sekaligus jawaban atas keputusan Romo Martinho. Mgr. Nascinamento mengeluarkan surat suspensi untuk pelayanan sakramental terhitung sejak 20 Agustus 2021. Dalam surat itu, Mgr. Nascinamento tidak menjelaskan secara rinci alasan permohonan pengunduruan diri imam itu. Ini berarti, keputusan politik Romo Martinho adalah tanggung jawb pribadinya.

Selama ini, Romo Martinho adalah dosen filsafat politik, etika fundamental, ateisme kontemporer dan filsafat bahasa di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Dom Jaime Garcia Goularat, Fatumeta, Dili. Romo Martinhi mengatakan, pengunduran dirinya terkait dengan tekadnya untuk terjun ke dalam politik di negara itu.

Romo Martinho berpendapat, pengunduran diri dari imamat ini menjadi konsekuensi dari keputusannya. Dengan ini, ia tidak harus terbebani oleh aturan-aturan yang diterapkan oleh Gereja. Meskipun Gereja Katolik memang tidak melarang, apalagi membungkamnya ketika berbicara tentang politik, namun, jelasnya, selalu saja ada orang, termasuk para politisi tertentu, yang mempersoalkannya.

Dalam pencalonanya nanti, Romo Martinho akan maju dari jalur independent. Hingga kini, ia juga mengklaim didukung oleh beberapa partai politik Timor Leste. Romo Gusmao tergerak masuk politik karena melihat Timor-Leste berada dalam situasi gawat darurat.

“Negara kami sudah lumpuh. Saya menawarkan diri untuk bertindak. Selama ini kerja saya menulis dan berbicara di berbagai forum nasional dan internasional. Semua yang saya bahas itu menjadi kenyataan, solusi yang saya tawarkan hanya dijadikan sampah. Ya, saya harus bertindak,” katanya.

Timor Leste sebelumnya adalah bagian dari Indonesia. Negara itu merdeka setelah jejak pendapat yang diadakan tahun 1999. Setelah merdeka, Timor Leste sangat lekat dikaitkan dengan Postugal dan tidak lepas dari relasi “erat” dengan Australia.

“Yang harus diubah ya, cara berpikir dan bertindak. Kami harus yakin bahwa kami bukan provinsi seberang lautan Portugal, bukan pula propinsi ke-27 Indonesia apalagi negara boneka milik Australia. Kami hanya ingin memakai otak sendiri untuk berpikir, kaki dan tangan sendiri untuk bekerja,” kata Romo Martinho.

Pesaing Perempuan

Selain Gusmao, salah satu nama yang kini beredar sebagai calon presiden Timor Leste adalah Armanda Berta do Santos, wakil perdana menteri Timor Leste saat ini. Armanda adalah seorang politikus Timor Leste dan ketua partai politik Kmanek Haburas Unidade Nasional Timor Oan (KHUNTO).

Ia adalah anggota paling senior dari dua Wakil Perdana Menteri petahana, yang menjabat sejak Mei 2020 di bawah Pemerintahan Konstitusional Timor Leste VIII pimpinan Taur Matan Ruak. Ia pernah menjadi Menteri Solidaritas Sosial dan Inklusi sejak Juni 2018.

Namun, pakar hukum dari partai Kmanek Halibur Unidade Timoroan (KHUNTO) mengklarifikasi belum resmi mencalonkan Armanda.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini