Home BERITA TERKINI Kardinal Suharyo: Bangsa Indonesia adalah Masyarakat yang Murah Hati

Kardinal Suharyo: Bangsa Indonesia adalah Masyarakat yang Murah Hati

0
KH Maaruf Amin saling bertukar cendera mata dengan Uskup Agung Jakarta Kadinal Ignatius Suharyo. (Pena Katolik/Foto. KAJ).

JAKARTA, Pena Katolik – Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo dari Jakarta, ketua Konferensi Waligereja Indonesia, mengatakan bahwa Gereja Katolik telah menekankan perlunya memajukan kebaikan bersama. Hal ini disampaikan pada dialog nasional lintas agama yang disiarkan pada 11 September 2021.

“Dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini sekarang dan menghadapi dunia pascapandemi Covid-19 di masa depan, adalah panggilan kita untuk memastikan bahwa kepentingan bersama adalah yang utama. Untuk melakukan ini, kita membutuhkan motivasi,” kata Kardinal Suharyo itu.

Ia mengatakan nasionalisme dan rasa solidaritas adalah contoh. Kardinal Suharyo melihat, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang murah hati. Hal ini dapat disyukuri, mengingat dalam situasi pandemic, masyarakat perlu saling mendukung.

“Saya baru saja membaca Charities Aid Foundation World Giving Index 2021, Indonesia menempati peringkat pertama dari 146 negara. Sebagai warga negara Indonesia, saya merasa sangat bangga karena bangsa Indonesia memiliki karakter yang begitu dermawan,” ujarnya.

Indeks ini memberikan wawasan tentang ruang lingkup dan sifat memberi di seluruh dunia. Kardinal Suharyo berharap motivasi seperti itu akan mendorong umat Katolik untuk lebih kreatif di dunia pasca-Covid.

Rencanan Bimbingan

Sementara itu, Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin telah meminta para pemimpin agama untuk menyiapkan rencana bimbingan untuk menunjukkan kepada umat bagaimana menjalani kehidupan pasca-Covid. Pandemi yang melanda Indonesia dan sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat baik secara sosial maupun ekonomi. Banyak penelitian ilmiah menunjukkan virus corona terus bermutasi dan menjadi ancaman bagi kehidupan.

“Setiap gangguan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 adalah tantangan tertentu yang harus dihadapi para pemimpin agama,” kata Ma’ruf Amin pada

Tokoh agama harus berperan signifikan dalam menyiapkan pola hidup baru untuk mengantisipasi situasi pasca-Covid. Para pemuka agama, juga pimpinan ormas keagamaan, perlu melakukan penelitian untuk menyiapkan konsep yang tepat, yang dapat menjadi pedoman agama tentang bagaimana menjalani kehidupan pasca-pandemi.

“Sudah menjadi kewajiban mereka untuk mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk tuntunan agama, sejak awal agar umat beriman tidak merasa khawatir dengan kehidupannya yang terganggu.”

Ma’ruf Amin juga berharap para pemuka agama terus mencerahkan masyarakat. Tokoh agama dapat berperan menanamkan semangat optimisme di antara mereka.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version