ATIKAN, Pena Katolik – Paus Fransiskus pada Doa Angelus hari Minggu meminta negara-negara di seluruh dunia untuk menyambut dan melindungi warga Afghanistan yang rentan yang melarikan diri dari negara mereka. Ia berharap banyak negara akan menyambut dan melindungi mereka yang mencari kehidupan baru. Paus Fransiskus mengatakan, ia juga berdoa bagi para pengungsi di negara itu agar mereka mendapatkan bantuan dan perlindungan yang diperlukan.
“Semoga pemuda Afghanistan menerima pendidikan, barang penting untuk pembangunan manusia, dan semoga semua warga Afghanistan, baik di rumah, dalam perjalanan, atau di negara tuan rumah, hidup dengan bermartabat, dalam damai dan persaudaraan dengan tetangga mereka,” katanya.
Paus Fransiskus telah menyatakan keprihatinannya atas situasi di Afghanistan. Pada 15 Agustus segera setelah Taliban menguasai Kabul, Paus menyampaikan keprihatinannya ini. Pada kesempatan itu, ia meminta semua orang untuk bersatu dalam berdoa agar tercipta damai dan agar keributan senjata berhenti, dan solusi dapat ditemukan di meja dialog.
Perempuan protes untuk hak
Sementara itu, di Afghanistan, Taliban yang telah menguasai negara itu setelah penarikan pasukan AS, membubarkan demonstrasi oleh perempuan di Kabul yang menuntut hak. Ini adalah yang terbaru dari beberapa protes oleh perempuan di Kabul dan Herat. Para wanita yang menyerukan hak untuk bekerja dan dimasukkan dalam pemerintahan, mereka bersikeras bahwa Taliban menargetkan mereka dengan gas air mata dan semprotan merica saat mereka berbaris dari sebuah jembatan ke istana presiden.
Protes menjadi tidak terkendali. Sebuah foto seorang wanita, berdarah dari dahinya, dibagikan secara luas di media sosial. Sejak pengambilalihan Afghanistan bulan lalu, komunitas internasional bersikeras bahwa Taliban harus menghormati hak asasi manusia, termasuk hak asasi perempuan, dan tidak membiarkan negara itu menjadi tempat berkembang biaknya militan.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan masyarakat global harus bergabung dalam upaya untuk menyelesaikan masalah yang ada di Afghanistan. Putin menelepon AS, sebagai respon atas peristiwa di Afghanistan.
Sementara itu, pertempuran berlanjut di lembah Panjshir, daerah terakhir yang bertahan melawan kekuasaan Taliban di Afghanistan. Benteng anti-Taliban ini adalah rumah bagi sekitar 200.000 orang dan daerah pegunungan yang tersembunyi. .
Upaya kemanusiaan dan diplomatik
Ketika situasi rapuh berlanjut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berusaha menghindari bencana kemanusiaan yang membayangi. PBB akan mengadakan konferensi bantuan internasional di Jenewa pada 13 September. Di tempat lain, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dijadwalkan tiba di Qatar. Tetapi, dia tidak diharapkan untuk bertemu siapa pun dari Taliban.
Petinggi Militer Pakistan, Jenderal Faiz Hameed telah tiba di Kabul tetapi tidak memberikan apa-apa ketika ditanyai oleh wartawan. Seorang pejabat mengatakan kepada Reuters awal pekan ini bahwa dia dapat membantu Taliban mengatur kembali militer Afghanistan.