Minggu, Desember 22, 2024
30.1 C
Jakarta

Kebersamaan Anak-Anak Sekami di Danau Tage, Epouto, Paniai

Acara kebersamaan anak-anak Sekami Paroki Santo Fransiskus Asisi Epouto. (Pena katolik/Dok.Pribadi)

PANIAI, Pena Katolik – Sekami di Paroki Santo Fransiskus Asisi Epouto mengadakan dua kegiatan besar 13-14 Agustus 2021. Selama dua hari, paroki ini megadakan pembinaan guru dan pendamping Sekami lalu pada hari kedua diadakan acara kebersamaan anak-anak Sekami yang berasal dari berbagai stasi di paroki itu.

Pada hari pertama, kegiatan diisi dengan pelatihan pendamping Sekami. Menurut Siska You, tujuan dari kegiatan pembinaan guru Sekami agar para guru di berbagai stasi mendapat pengetahuan serta keterampilan yang baru dalam mengajar anak-anak. Pertemuan ini juga ingin menambah bahan dan metode mengajar bagi mereka.

Di dalam kegiatan kursus pembinaan guru Sekami, Anselma Doo membawakan materi pendampingan berdasarkan Kitab Suci. Anselma mengajarkan bagaimana mengolah materi pendampingan Sekami dengan memanfaatkan kisah-kisah dari Kitab Suci.

Latar belakang pelatihan ini karena selama ini di beberapa paroki di Papua, khususnya di kampung-kampung, mereka para pendamping sulit untuk mendapatkan buku sumber panduan Sekami.  Hal ini disebabkan akses transportasi yang mahal maupun pengadaan buku. Buku Kamu Sahabat-Ku yang tersedia sangat terbatas sekali, tidak semua kampung mendapatkannya. Oleh sebab itu, Ance, panggilan Anselma, mengajak pembina Sekami untuk mengajarkan anak-anak dengan berbagai kreatifitas yang bersumber dari Kitab Suci. Ance menjelaskan, cerita dari Kitab SUci dapat ditambahan berbagai dongeng atau cerita rakyat setempat.

“Kitab Suci menjadi sumber pembinaan bina iman anak. Kitab Suci bisa ditampilkan dalam berbagai bentuk seperti drama, dongeng, permainan, teka-teki, cerdas cermat Kitab Suci. Tujuan adalah untuk mengantar anak-anak untuk dekat dengan Kitab Suci. Yang terpenting, anak-anak dapat mencintai dan mengenali Tuhan Yesus lebih dekat lagi,” ujar Ance.

Yuliana Tekege, salah satu kakak pembina dari Stasi Santa Maria- Dimiya, mengatakan, materi yang diberikan oleh Ance sangat menarik dan mendalam. Setelah pelatihan ini, ia akan mengaplikasikan materi ini dalam kegiatan sekami di stasi. Selain itu, ibu Ance juga memberikan berbagai materi dalam Bahasa daerah, Bahasa Mee, yang sesuai dengan kearifan lokal setempat. 

“Karena kami tinggal di kampung, selama ini saya mengalami kesulitan untuk mendapatkan berbagai bahan pengajaran. Hal ini menjadikan pendampingan anak-anak Sekami tidak maksimal,” ujar Yuliana.

Ada 20 pembina Sekami yang mengikuti pembinaan tersebut. Selama kegiatan, mereka antusias dalam mengikuti setiap sesi materi yang diberikan. Kesempatan ini diharapkan meningkatkan kemampuan para pendamping ini untuk semakin baik dalam menyiapkan materi pendampingan Sekami.

Kebersamaan Sekami

Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan acara kebersamaan anak-anak Sekami. Sebanyak 250 anak Sekami yang berasal dari lima stasi Paroki Epouto terlibat dalam kegiatan kebersamaan anak-anak Sekami di Epouto 14 Agustus 2021. Anak-anak ini berasal dari wilayah Distrik Yatamo, Kabupaten Paniai. Mereka adalah umat dari Stasi Santa Maria – Dimiya, Stasi Santa Maria – Onepa, Stasi Santa Katarina- Wotai, Stasi Santo Yohanes Don Bosko- Uwebutu, dan Stasi Santo Yohanes- DeiyaMo. Selain itu ada juga peserta dari tiga komunitas basis yang berada di pusat paroki.

Beberapa anak Sekami saat mengumpulkan rumput dan kayu untuk acara bakar batu. (Pena Katolik/Dok.Pribadi)

Kegiatan kebersamaan Sekami ini diisi dengan ibadah anak -anak Sekami yang dipimpin oleh Diakon Vincent Budi. Dalam ibadat tersebut seluruh liturgi dibawakan oleh anak-anak Sekami. Mereka berbagi tugas menjadi dirigen, ada yang menjadi lektor, koor pembawa persembahan, dan sebagainya.

Didalam khotbah, Diakon Vincent mengadakan wawancara interaktif (talks show) dengan Suster Maricen Kuayo, DSY tentang perjalanan panggilan menjadi biarawati. Sharing panggilan dan kesaksian Suster Maricen ini diharapkan merangsang dan menumbuhkan panggilan anak-anak Epouto sejak dini untuk terpikir menjadi imam, suster maupun guru.

Suster Maricen yang berasal dari Kabupaten Dogiyay, mengatakan bahwa awal dia tertarik menjadi suster karena pelayanan yang penuh kasih dari Suster Margaretha DSY dan Suster Pangracia DSY. Suster Maricen terkesan dengan Suster Sipriana DSY yang mengajar Matematika di SMP Moanamani.  Suster Maricen mengajak anak-anak Sekami Epouto untuk rajin bersekolah dan berdoa.

“Dengan bersekolah maka masa depan akan menjadi lebih baik, bisa menjadi guru, pegawai ataupun biarawan-biarawati dan pastor,” ujar Sr Marincen.

Didalam kesimpulannya, Diakon Vincent Budi berharap anak-anak Epouto selalu ingat dan dekat dengan Tuhan Yesus. Dengan kedekatan ini, anak-anak dapat meraih cita-cita jika ingin jadi suster, pastor, guru atau pegawai. Mereka didorong untuk tetap rajin belajar dan sekolah dengan baik.

Setelah ibadah bersama, di halaman SMP Santo Fransiskus- Epouto, diadakan berbagai rangkaian kegiatan permaian dan kuis berdasarkan tiga kelompok umur. Untuk kelompok anak-anak dibawah lima tahun diadakan perlombaaan mewarnai gambar rohani. Sedangkan untuk kelompok anak-anak SD, diadakan permainan dan bernyanyi bersama serta berbagi kuis Kitab Suci. Begitu juga kelompok SMP- SMA, juga diadakan berbagai kegiatan permainan kebersamaan dan nyanyi bersama yang diselingi dengan kuis Kitab Suci.

Acara bakar batu menjadi salah satu bagian dalam kebersamaan anak-anak Sekami Paroki Santo Fransiskus Asisi Epouto. {Pena Katolik/ dok. Pribadi).

Menurut Yuliana Tatogo, misdinar dari Stasi Dimiya, Kelas 5 SD, acara kegiatan kebersamaan itu sangat meriah dan dia bisa berkumpul bersama dengan teman-teman yang lain. Ia gembira dapat terlibat dalam kegiatan ini.

“Senang bisa ikut kegiatan Sekami ini, saya jadi bisa berkenalan dengan banyak teman,” uja Yuliana.

Seluruh rangkaian acara diakhiri dengan makan bersama dengan ciri khas Papua, yang bakar batu ayam. Sejak dari pagi hari, panitia telah menyiapkan berbagai bahan sayuran (yang dicari oleh anak-anak di hutan), kayu bakar (anak-anak mencari di hutan) dan ayam, dan kemudian dibakar dalam batu. Seluruh anak dan kakak pembina menjadi bagian makanan yang sama.

Paroki di Tepi Danai Tage

Paroki Santo Fransiskus Asisi Epouto terletak di Danau Tage. Lokasi ini berada di ketinggian 1700 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini masuk dalam pemerintahan Kabupaten Paniai, Papua.

Paroki Epouto berdiri sejak 1 Januari 1952. Pada awalnya, Paroki Epouto digembalakan oleh para Misionariis Saudara Dina (Fransiskan/OFM). Saat ini, paroki ini digembalakan oleh para imam dari Keuskupan Timika.

Diakon Vincent bersama anak-anak Sekami Paroki Santo Fransiskus Asisi Epouto. (pena Katolik/Dok. Pribadi).

Dua tahun yang lalu, pastor paroki, Pater Michael Tekege meninggal dunia dan mengakibatkan kekosongan tenaga pastoral. Sementara Paroki Epouto tidak mempunyai imam yang tinggal menetap. Pelayanan di paroki ini lalu dirangkap oleh Pastor Dekan Dekenat Paniai, Pastor Sebastianus Amamean. Sejak awal Januari 2021, Diakon Vincent Budi menjalani diakonat di Paroki Epouto.

Dari umat di sekitar Danau Tage, kini telah dihasilkan dua imam yaitu, Romo Yan You dan Pastor Yuven Tekege. Saat ini ada juga dua calon suster dalam pembinaan Novisiat.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini