Prefek Kongregasi untuk Klerus Kardinal Beniamino Stella mengatakan dia ingin melihat para imam “yang menjaga jiwa” dianggap oleh masyarakat sebagai orang berisiko tinggi, dan karenanya memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin Covid -19.
Komentar kardinal itu muncul karena banyak bagian dunia terbatas akses vaksin itu. Menurut The Economist, 5 Mei, “Di Afrika, baru 1% orang menerima setidaknya satu dosis vaksin; di Asia 4,4% pernah mengalami satu suntikan. Sementara itu di Eropa dan Amerika, masing-masing 22% dan 44%, menurut Our World in Data, sebuah proyek yang dijalankan oleh para peneliti di Universitas Oxford.
Dalam wawancara yang diberikan kepada kantor berita Sir, 3 Mei, prelatus itu pertama-tama membahas kembali banyaknya korban yang dialami Gereja Katolik dalam pandemi ini. Di Italia sendiri, virus itu telah menyebabkan kematian 269 imam antara 1 Maret 2020 dan 1 Maret 2021. “Banyak dari mereka menyerah pada virus sambil dengan murah hati mengabdikan diri guna memastikan bahwa Umat Allah merasakan kedekatan para gembala mereka,” keluh kardinal itu.
Karena banyak imam melakukan pelayanan sosial setiap hari, Kardinal Stella secara pribadi memohon pemberian vaksin Covid.
“Seorang imam yang setia pada panggilan dan misinya, dan karena itu menghabiskan waktu untuk melayani di paroki, di penjara, di rumah sakit, harus dianggap sebagai bagian dari ‘kategori berisiko’, karena melakukan pelayanan ‘yang berguna secara sosial’,” kata Kardinal Stella.
Persoalan ini, lanjut kardinal, harus menjadi fokus perhatian otoritas kompeten sipil dan gerejawi. Untuk mendukung maksudnya, kardinal orang Italia itu mengutip contoh kerja sama yang baik antara Gereja dan otoritas sebuah kota besar di Amerika Latin.
Di sana, pada awal epidemi, uskup agung harus mengeluarkan para kapelan dari rumah-rumah sakit karena mereka terlalu tua dan terancam terinfeksi. “Sebagai tanggapan, para imam muda lainnya secara sukarela melayani di rumah sakit, dan memperoleh izin dari otoritas sipil untuk melakukannya, bersama dengan perlengkapan [pelindung] yang sesuai untuk melayani dengan benar-benar aman,” laporan kardinal itu.
Akibatnya, tak seorang pun di keuskupan ini yang meninggal di rumah sakit tanpa menerima sakramen atau bantuan spiritual, jelas kardinal.
Tahun 2018, Gereja Katolik memiliki 414.065 imam di seluruh dunia, termasuk 170.936 imam Eropa.(PEN@ Katolik/paul c pati/I.Media untuk Aleteia)