Home MANCANEGARA Konferensi Waligereja AS minta perhatian pada tren vandalisme gereja-gereja AS

Konferensi Waligereja AS minta perhatian pada tren vandalisme gereja-gereja AS

1
Tacio Philip Sansonovski | Shutterstock
Tacio Philip Sansonovski | Shutterstock

Konferensi Waligereja Amerika Serikat memberi perhatian pada meningkatnya vandalisme gereja-gereja di Amerika. Mereka mengutip lebih dari 67 insiden merusak yang telah terjadi sejak Mei 2020. Laporan itu berisi daftar insiden yang terjadi di 25 negara bagian. Pembakaran, pemenggalan patung, pencemaran kuburan, dan tulisan serta lukisan dinding yang penuh kebencian adalah beberapa kejahatan yang paling sering dilaporkan.

Sebagian besar kasus itu merupakan tindakan vandalisme sederhana yang mengakibatkan kerusakan pada properti gereja. Namun, beberapa dari laporan itu sangat berbahaya. Tanggal 1 April 2021, terjadi tembakan di biara Benediktin Maria Ratu Para Rasul di pedesaan Missouri.

Juli 2020, seorang pria menabrakkan mobil pada pintu gereja Florida. Dia lalu menuangkan bensin ke ruang masuk dan menyalakannya. Pada kejadian itu sekumpulan umat berada di bagian tengah gereja dan sedang mempersiapkan Misa.

Ini bukan pertama kali Konferensi Waligereja AS membahas tren yang mengkhawatirkan ini. Dalam sebuah pernyataan dari Juli 2020, Uskup Agung Miami Mgr Thomas Wenski dan Uskup Agung Oklahoma City Mgr Paul Stagg Coakley menulis:

“Apakah orang-orang yang melakukan tindakan ini adalah pribadi-pribadi bermasalah yang berteriak minta tolong atau agen kebencian yang berusaha mengintimidasi, serangan itu adalah tanda-tanda masyarakat yang membutuhkan penyembuhan.

“Dalam kejadian-kejadian yang jelas merupakan tindakan manusia itu, motifnya masih belum jelas. Saat kami berusaha keras memahami penghancuran simbol-simbol suci dari devosi ini, kami berdoa untuk siapa saja yang telah menyebabkan penghancuran itu, dan kami lebih waspada.”

Guna membantu membendung gelombang vandalisme anti-Kristen ini, Konferensi Waligereja AS melakukan lobi di Kongres untuk meningkatkan pendanaan bagi Nonprofit Security Grant Program (NSGP) yang memberikan bantuan pemerintah bagi kepada organisasi-organisasi nirlaba dan rumah-rumah ibadah untuk meningkatkan keamanan.

Kalau dana diterima, dana itu akan digunakan untuk meningkatkan infrastruktur, membiayai perencanaan dan pelatihan darurat, dan meningkatkan sistem keamanan. Para uskup mencatat bahwa program itu sangat populer, tetapi kekurangan dana menyebabkan beberapa gereja ditolak tahun 2019. Mereka meminta Kongres untuk melipatgandakan pendanaan NSGP saat ini, menjadi 360 juta dolar AS.

“Setiap komunitas kami percaya bahwa penghormatan terhadap martabat manusia membutuhkan penghormatan terhadap kebebasan beragama. Kami percaya bahwa melindungi kemampuan semua orang Amerika untuk menjalankan iman mereka tanpa rasa takut atau kerusakan adalah salah satu tugas terpenting pemerintah federal,” tulis Konferensi Waligereja AS. (PEN@ Katolik/paul c pati/J-P Mauro/Aleteia)

 

 

1 komentar

  1. Orang – orang seperti bertindak tiadak beralasan adalah orang irihati melihat orang Kristen beriman kokoh semakin berkembang di seluruh dunia.

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version