Paus Fransiskus memperingati enam tahun kematian 21 umat Kristen Ortodoks Koptik yang dibunuh di Libya oleh ISIS dengan pesan video yang didalamnya Paus menyebut mereka “orang-orang kudus kita, orang-orang kudus dari semua umat Kristen.”
“Hari itu ada dalam hati saya, hari itu (16) Februari 2015,” kata Paus. “Saya menyimpan dalam hati saya baptisan darah itu, 21 orang yang dibaptis sebagai umat Kristen dengan air dan Roh, dan hari itu mereka juga dibaptis dengan darah.”
“Mereka adalah Orang-Orang Kudus kita, Orang-Orang Kudus semua umat Kristen, Orang-Orang Kudus semua denominasi dan tradisi Kristen,” tegas Paus. “Mereka adalah orang-orang yang telah merendam hidup mereka di dalam darah Anak Domba, mereka adalah… umat Allah, umat Allah yang setia.”
Acara itu diperingati secara virtual, 12 Februari, yang dihadiri Patriark Ortodoks Koptik Tawadros II. Primat Persekutuan Anglikan, Uskup Agung Justin Welby dari Canterbury, juga hadir, bersama dengan beberapa pejabat lainnya.
Paus Fransiskus menyebut mereka sebagai “orang-orang biasa” yang pergi ke luar negeri untuk menghidupi keluarga mereka. “Pria-pria biasa, bapa-bapa keluarga, pria-pria yang berkeinginan memiliki anak; manusia-manusia dengan martabat pekerja, yang tidak hanya berusaha membawa pulang makanan, tapi membawanya pulang dengan martabat kerja.”
“Leher mereka dipotong oleh kebrutalan ISIS, mereka meninggal sambil berkata, ‘Tuhan Yesus!” – mengakui nama Yesus,” kata Paus.
Menurut Paus, meskipun kematian mereka di pantai Sirte itu sebuah tragedi, pantai itu “diberkati oleh darah mereka.” Lebih benar lagi, lanjut Paus, “dari kesederhanaan mereka, dari iman mereka yang sederhana namun konsisten, mereka menerima karunia terbesar yang bisa diterima umat Kristen: bersaksi tentang Yesus Kristus sampai memberikan hidup mereka.”
Seraya mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas anugerah dari “saudara-saudara pemberani” ini, Paus berterima kasih kepada Roh Kudus karena telah memberi mereka “kekuatan dan konsistensi” untuk mengakui Yesus bahkan sampai menumpahkan darah mereka.
Paus juga mengakui para uskup dan para imam Gereja Koptik yang “membesarkan mereka dan mengajar mereka untuk bertumbuh dalam iman.”
Paus lalu mengalihkan perhatian kepada ibu-ibu mereka dan berterima kasih atas peran mereka dalam merawat mereka dalam iman. “Mereka adalah ibu-ibu dari umat suci Allah yang mewartakan iman ‘dalam dialek’,” kata Paus.
Paus menambahkan, “Saya ikut bersama umat beriman yang kudus dari Allah yang dalam kesederhanaan, dengan konsistensi dan ketidakkonsistenan mereka, dengan rahmat dan dosa mereka, mengakui Yesus Kristus: Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Pada peringatan kematian umat Kristen Ortodoks Koptik ini, Bapa Suci mendorong semua orang untuk berdoa, agar mereka menjadi perantara kita semua di hadapan Allah. (PEN@ Katolik/pcp/Kathleen N. Hattrup/Aleteia)