Senin, November 18, 2024
26.1 C
Jakarta

Santo Yosef pelindung dan penjaga bayi yang belum lahir

Pastor Lawrence Lew, O.P. | Flickr CC BY-NC-ND 2.0
Pastor Lawrence Lew, O.P. | Flickr CC BY-NC-ND 2.0

Santo Yosef menjaga Maria dan bayinya yang belum lahir, meskipun Yesus bukan putra kandungnya. Di antara banyak gelar Santo Yosef, salah satu yang berkembang signifikan selama 40 tahun terakhir adalah “Santo Yosef, pelindung bayi yang belum lahir.” Gelar dan perlindungan itu paling cocok untuk Santo Yosef, karena dia mau “menceraikan [Maria] secara diam-diam” ketika dia tahu bahwa “dia mengandung … sebelum mereka hidup sebagai suami isteri” (lih. Mat 1: 18-19).

Dibutuhkan penampilan seorang malaikat untuk mengungkapkan rencana yang Tuhan miliki untuk Santo Yosef, yang meyakinkan dia untuk “jangan takut.”

Santo Yosef kemudian melakukan semua yang dia bisa untuk menjaga bayi yang belum lahir dalam rahim Maria, serta menjaga Yesus, setelah dia lahir, dari ancaman pembunuhan Herodes.

Santo Yohanes Paulus II menekankan peran Santo Yosef dalam menjaga janin itu dalam homili yang dia sampaikan di Tempat Ziarah Santo Yosef di Kalisz, Polandia.

Yosef dari Nazareth, yang menyelamatkan Yesus dari kekejaman Herodes, ditunjukkan kepada kita saat ini sebagai pendukung besar proses pertahanan hidup manusia, dari saat pertama pembuahan hingga kematian wajar. Oleh karena itu, di tempat ini, kita ingin mempercayakan kehidupan manusia kepada Penyelenggaraan Ilahi dan kepada Santo Yosef, terutama kehidupan anak-anak yang belum lahir, di tanah air kita dan di seluruh dunia. Kehidupan memiliki nilai yang tidak dapat diganggu gugat dan martabat yang tidak dapat diulang, terutama karena – seperti yang kita baca hari ini dalam liturgi – setiap orang dipanggil untuk ambil bagian dalam kehidupan Allah. Santo Yohanes menulis, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita harus disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah! (1 Yoh 3: 1).

Santo Yohanes Paulus II berulang kali menekankan dalam homilinya tugas setiap individu untuk menjaga kehidupan di dalam rahim dan memandang Santo Yosef untuk mendapatkan inspirasi.

Di sini, di Kalisz, tempat Santo Yosef, pembela hebat dan penjaga penuh perhatian akan hidup Yesus, dihormati dengan cara khusus, saya ingin mengingatkan kalian kata-kata yang diucapkan Ibu Teresa dari Kalkuta… ”perusak perdamaian terbesar di dunia saat ini adalah aborsi. Jika seorang ibu bisa membunuh anaknya sendiri, apa lagi yang bisa menghentikan kalian dan saya untuk saling membunuh? Satu-satunya yang memiliki hak untuk mengambil hidup adalah Dia yang telah menciptakannya. Tidak ada orang lain yang memiliki hak itu: bukan ibu, bukan ayah, bukan dokter; tidak ada agen, tidak ada konferensi, tidak ada pemerintah… Saya takut memikirkan semua orang yang membunuh suara nuraninya sehingga mereka bisa melakukan aborsi. Saat kita mati, kita akan berhadapan langsung dengan Allah, Pencipta kehidupan. Siapa akan memberikan pertanggungjawaban kepada Allah atas juta-jutaan bayi yang tidak diizinkan memiliki kesempatan hidup, untuk mencintai dan dicintai? … Anak adalah anugerah terindah dari Allah untuk sebuah keluarga, untuk sebuah bangsa. Jangan pernah kita menolak pemberian Allah ini.

Ketika kehidupan manusia perlu dipertahankan, berpalinglah kepada Santo Yosef!(PEN@ Katolik/pcp/Philip Kosloski/Aleteia)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini