Kelahiran Yesus adalah tanda dan pesan harapan terkuat dalam dunia yang gelap oleh bayang-bayang ketakutan dan ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi virus corona. Vatican News menampilkan suara-suara para pemimpin religius dan kepala-kepala organisasi amal kasih Kristen karena mereka memandang masa depan, saat “Tidak ada yang diselamatkan sendirian.”
Merayakan kelahiran Anak Yesus, yang membawa terang harapan dan keselamatan ke dunia, Uskup Mthatha Mgr Sithembele Anton Sipuka dan Ketua Konferensi Waligereja Afrika Selatan, merenungkan cara Tuhan memberi kita kecerdasan untuk “mengakali” virus Covid-19 dan cara kita dipanggil untuk solidaritas karena ”Melalui krisis ini Tuhan membuat kita menyadari bahwa terlepas dari kebangsaan, kekayaan, kelas, ras dan usia, kita semua adalah saudara dan saudari dan diajak saling peduli.
Pesan Natal dari Mgr Sithembele Sipuka:
Salam untuk semua orang dalam nama Tuhan saat kita merayakan kelahiran-Nya.
Kita selalu menantikan Natal karena itu merupakan puncak harapan umat manusia untuk hidup dan bekerja kembali bersama Allah, setelah dipisahkan dari Dia oleh dosa.
Harapan untuk berjalan bersama Allah ini adalah sumber sukacita karena, seperti yang dikatakan Santo Agustinus, “hati-hati kita gelisah sampai mereka menemukan ketenangan di dalam Allah.”
Allah adalah hidup kita, Allah adalah pemenuhan kita, di dalam Kristus, Allah datang untuk memberi kita hidup dan hidup sepenuhnya. Namun saat kami menantikan Natal tahun 2020, kami tidak begitu berharap karena naga virus corona sedang menunggu memanfaatkan perayaan Natal kita, menelan sukacita itu.
Covid-19 telah mendatangkan malapetaka di seluruh dunia degan meninggalkan jejak rasa sakit dan penderitaan, benar-benar mengganggu cara hidup kita, menyebabkan isolasi dan kesepian, memperburuk situasi orang miskin dan yang melarat, dan secara prematur mengakhiri ratusan ribu nyawa. Karena ia telah membuat hidup kita sengsara dalam sembilan bulan terakhir, ia menunggu untuk menjadikan pesta Natal kita yang penuh sukacita sebagai saat duka.
Virus corona ini dilambangkan sebagai Herodes yang berusaha mengubah suasana sukacita kelahiran Kristus, yang diungkapkan dalam nyanyian para Malaikat dan gembala, dengan berupaya membunuh anak Yesus. Demikian pula, virus corona bertekad menjadikan masa sukacita ini sebagai masa menyedihkan dengan menghancurkan kehidupan dan mempersulit orang mencari nafkah.
Namun, karena Allah kehidupan tidak mengizinkan Herodes menghancurkan Yesus, Dia tidak akan membiarkan Covid-19 merenggut sukacita Natal kita. Ketika Dia menuntun orang-orang bijak menghindari Herodes dalam rencananya membunuh Yesus, dan dalam mimpi memerintahkan Yusuf dan Maria melarikan diri ke Mesir untuk menyelamatkan anak Yesus, Allah sedang membimbing dan menetapkan kita merayakan Natal ini dengan cara yang memberi hidup.
Saat langit dan bumi bersatu ketika Yesus lahir, untuk pertama kalinya dalam masa Covid-19 ini, Allah memanggil kita untuk solidaritas. Melalui krisis ini Allah membuat kita sadar bahwa terlepas dari kebangsaan, kekayaan, kelas, ras dan usia, kita semua adalah saudara dan saudari dan diundang untuk saling peduli. Di Natal 2020 ini kita diajak melepaskan sindrom keegoisan Herodes kita yang seolah memanfaatkan masa menyakitkan ini untuk meraup untung dengan melakukan penipuan dan korupsi seputar dana yang dimaksudkan untuk meringankan serangan virus corona.
Seperti besarnya harapan menemukan vaksin melawan virus corona, demikian juga dalam semangat Natal kita berharap vaksin itu tersedia untuk semua dengan cara yang adil dan terjangkau. Pertimbangan keuntungan tidak boleh menjadi prioritas utama dalam hal obat itu, tetapi kebaikan bersama. Dalam semangat solidaritas manusia, bangsa atau benua mana pun yang terlebih dahulu menemukan obat itu harus bermurah hati untuk berbagi dengan bangsa dan benua lain.
Covid-19 telah menelanjangi ketidaksetaraan ekonomi yang sangat besar di masyarakat kita dan di dunia umumnya. Saat kita merayakan kelahiran Kristus yang menjadi ara Allah mempersatukan diri dengan umat manusia, kita manusia juga dipanggil untuk berjuang demi persatuan dan kesetaraan di antara kita sendiri. Persatuan dan kesetaraan seperti itu akan terungkap dalam ekonomi yang inklusif, bukan dalam bentuk ekonomi saat ini yang hanya menguntungkan sedikit orang.
Seperti orang-orang bijak mengakali Herodes dan pulang mengambil jalan berbeda, Allah telah memberi kita kecerdasan untuk mengakali virus ini dengan tiga cara sederhana: memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak aman. Mari praktikkan persyaratan sederhana ini demi menyelamatkan nyawa dan mengamankan mata pencaharian.
Kristus hadir di antara kita bahkan saat kita merayakan kelahiran-Nya di lingkungan kecil keluarga dan teman-teman, bukan dalam kerumunan besar, dan dengan cara yang tidak terlalu mewah seperti yang biasa kita lakukan.
Semoga cinta dan kemurahan hati yang diungkapkan oleh masa Natal meresap ke dalam kita dan memengaruhi induksi kita selama masa percobaan covid ini. Selamat Natal.
***
Saat merayakan kelahiran Anak Yesus, yang membawa terang harapan dan keselamatan ke dunia, Ketua Konferensi Waligereja Amerika Serikat Mgr José Horacio Gómez mengatakan Natal adalah waktu awal yang baru.
Dalam pesan Natal, Uskup Agung Los Angeles itu mengajak kita menyambut Juruselamat yang baru lahir ke dalam hati kita dan ke dalam dunia kita. Pesan Natal Mgr José Horacio Gómez:
Saudara dan saudari terkasih di dalam Kristus,
Saya ingin mengucapkan selamat Natal untuk kalian dan untuk orang-orang yang kalian cintai.
Sudah lama kita semua ditantang. Tetapi di masa sukacita dan pengharapan ini kita tahu bahwa Penebus kita hidup.
Setiap Natal adalah awal baru hidup kita, dan seluruh dunia. Ketika kita melihat Sang Anak di dalam palungan, kita tahu betapa Tuhan sangat mencintai kita. Anak ini lahir untukmu dan untukku dan untuk setiap orang. Ini sangat luar biasa, bukan?
Allah kita begitu mencintai kita sehingga Dia datang ke dunia sama seperti kita, sebagai bayi mungil dalam pelukan ibu-Nya. Allah menciptakan kalian karena cinta. Inilah sebabnya mengapa kalian dilahirkan: karena Tuhan mengasihi kalian. Dia ingin kalian mengetahui kasih-Nya. Dia ingin kalian membagikan kasih-Nya kepada semua orang di sekitar kalian. Dia ingin menyebarkan kasih-Nya dalam segala hal yang kalian lakukan dalam hidup. Inilah awal baru yang indah yang kita miliki saat Natal.
Di masa yang kudus ini, saat Allah kita datang untuk menyertai kita sebagai seorang anak kecil, marilah membiarkan Yesus datang kembali, ke dalam hati kita dan masuk ke dunia kita.
Biarkan Dia masuk ke dalam hidup kalian, pikullah beban dan nikmatilah sukacita kalian bersama Dia, rasakan kasih-Nya, dengarkan suara-Nya.
Semoga Natal yang kudus kalian da keluarga dipenuhi sukacita dan harapan yang indah.
Dan saya mempercayakan kalian semua ke hati Maria yang lembut, Bunda Yesus. Semoga dia membantu kita menjadikan kelahiran Putranya sebagai awal yang baru, untuk kalian dan untukku, dan untuk seluruh dunia.
***
Saat merayakan kelahiran Anak Yesus, yang membawa terang harapan dan keselamatan ke dunia, Uskup Agung Bombay Kardinal Oswald Gracias merenungkan ensiklik terbaru Paus Fransiskus, Fratelli tutti, yang katanya bisa menjadi surat gembala Natal. Saat membacanya, jelas kardinal itu, benar-benar muncul semangat kelahiran Yesus: Natal.
Kardinal Gracias mengingat bahwa Yesus dilahirkan dalam “keadaan sangat menyedihkan,” di kandang dan “bukan di istana.” Ini mengingatkan kita akan perlunya memperhatikan orang miskin, “punya hati yang kuatir akan mereka, mata yang melihat kesulitan mereka, tangan yang menjangkau mereka. Cinta untuk orang miskin adalah apa yang harus Natal berikan kepada kita.”
“Ketika Yesus datang ke Betlehem, tidak ada kamar untuk mereka di penginapan,” kata Kardinal Gracias. Hal ini, lanjut kardinal, mengingatkan kita pada semua kaum migran yang diberitahukan bahwa tidak ada tempat bagi mereka. “Mereka dalam penerbangan yang sama dengan Yesus, Maria dan Yusuf,” kata kardinal.
Kardinal Gracias lalu mengatakan bahwa pernyataan tentang kelahiran Yesus diberikan oleh para malaikat kepada semua orang, “tetapi pertama-tama kepada para gembala.” Para gembala, jelas kardinal, “adalah masyarakat adat.” Ini mengingatkan bahwa masyarakat adat, yang begitu banyak mengalami diskriminasi, harus dihormati dan diperhatikan.
Uskup Agung Bombay itu juga mengingatkan bahwa Yesus lahir di sebuah kandang yang “dikelilingi alam.” Tak ada tangisan ketidaknyamanan di sana. Ini mengingatkan “kewajiban kita sendiri untuk menjaga rumah kita bersama.”
Kardinal Gracias mengingatkan bahwa pesan Laudato si’ adalah bahwa “Allah menciptakan kebaikan Bumi, bukan hanya untuk satu generasi tetapi untuk semua.” Namun demikian, kita mengeksploitasinya, lanjut kardinal itu.
Menurut Kardinal Gracias, kita berada di tengah pandemi, dan satu hal yang sangat jelas adalah perlunya solidaritas, agar kita semua berkumpul sebagai saudara dan saudari dari satu keluarga. “Semuanya adalah ‘kita,” kata Kardinal Gracias. “Itulah pesan Natal.”
***
Saat merayakan kelahiran bayi Yesus yang membawa terang harapan dan keselamatan ke dunia, Uskup Agung Birighham Mgr Bernard Longley merenungkan merefleksikan suasana tidak biasa yang sangat menandai tahun lalu dan mendorong umat beriman untuk membagikan kabar gembira Natal:
Uskup Agung Longley merenungkan bagaimana kita berkumpul tahun ini untuk merayakan pesta besar Natal dalam keadaan yang sangat tidak biasa, dan menjelang akhir tahun apa yang sangat tidak biasa bagi kita semua.
Mgr Longley mengajak umat beriman tidak membiarkan apa pun “memperkecil sukacita kita dalam merayakan kelahiran Juruselamat kita Yesus Kristus,” dan mengatakan bahwa pengalaman tahun 2020 “memberikan makna lebih dalam pada perayaan kita.”
“Kita tahu bahwa bagi banyak orang tahun ini telah membawa lebih banyak kesedihan dan kecemasan,” kata uskup agung itu, dan mengubah cara hidup kita semua, tetapi secara khusus di saat-saat seperti ini tatkala “kita membutuhkan fondasi iman.”
Uskup Agung Longley mengajak semua umat Kristen untuk memikirkan makna kedatangan Allah ke dunia kita, dan untuk membagikan “pesan luar biasa kisah Natal” dengan sesama.
***
Merayakan kelahiran bayi Yesus yang membawa terang harapan dan keselamatan ke dunia, Suster Patricia Murray, Direktur Eksekutif Perhimpunan Para Superior Jenderal Sedunia (International Union of Superiors General, UISG) menggali akar-akarnya sendiri dan memberi pesan dari tradisi Celtic kepada kita:
Suster Patricia memberikan kepada kita sebuah doa bagi semua orang yang merasa membutuhkan cahaya penuntun:
Jika jalanmu dihalangi oleh bayangan, semoga Tuhan mengelilingimu, tetap terang, tanpa kegelapan.
Jika jalanmu menjadi sasaran konflik, semoga Tuhan, mengelilingimu, tetap dicintai, tanpa kebencian.
Jika jalanmu terancam oleh kekhawatiran, semoga Tuhan, mengelilingimu, tetap damai, tanpa ketakutan.
Sudah lama kami menunggumu, Ya Tuhan. Kegelapan sudah tertanam dalam. Kami rindukan kedatangan-Mu, di sini di antara kami di tempat Engkau berada saat ini.
Kami tidak akan takut pada bayangan-bayangan yang mengelilingi kami karena Engkau datang di antara kami.
Kami menunggu suara tangisan malam hari, sukacita yang mengikuti rasa sakit, datangnya Harapan ke dunia kami.
UISG adalah badan Internasional yang berakar pada Kristus, dan mewakili Kongregasi-Kongregasi Para Religius Wanita di seluruh dunia. UISG berusaha memberi kesaksian dan mewartakan identitas kehidupan religius apostolik dalam semua keragamannya. Misi UISG adalah membangun jembatan yang menjangkau jarak, pembatasan dan batas guna menciptakan cara-cara berkomunikasi, berkomunitas dan bersekutu bagi para anggota. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman tentang kehidupan religius, dan para anggotanya terlibat dalam berbagai proyek termasuk perang melawan perdagangan manusia, perlindungan kaum migran, dialog antaragama, pendidikan, serta Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan.(PEN@ Katolik/pcp)