Sabtu, Juli 27, 2024
30.6 C
Jakarta

Kardinal Suharyo: Merayakan Natal berarti bersyukur atas kebaikan yang boleh kita alami

Ignatius Kardinal Suharyo menyampaikan khotbah saat Perayaan Natal Nasional 2020 (Screenshot oleh PEN@ Katolik/pcp)
Ignatius Kardinal Suharyo menyampaikan khotbah saat Perayaan Natal Nasional 2020 (Screenshot oleh PEN@ Katolik/pcp)

“Sepanjang sejarah Engkau mencurahkan kasih sayang yang begitu besar kepada bangsa kami. Berkat jasa begitu banyak pribadi, Engkau menumbuhkan kesadaran kami sebagai bangsa. Kami bersyukur kepada-Mu atas bahasa yang mempersatukan dan atas Pancasila dasar kemerdekaan kami.”

Itulah Prefasi Tanah Air dalam salah satu Doa Syukur Agung yang dibacakan oleh Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Ignatius Kardinal Suharyo dalam khotbah Perayaan Natal Nasional 2020 online 27 Desember dari Ciputra Artpreneur Jakarta dengan tema “…. dan mereka akan menamakan Dia Imanuel (Matius 1:23).

Merayakan Natal, menurut Uskup Agung Jakarta itu, antara lain berarti “bersyukur atas kebaikan yang boleh kita alami sampai sekarang, dalam persaudaraan antarsesama warga, dalam keluarga, dalam pelayanan publik, dan dalam berbagai kesempatan lain.”

Meski sepanjang sejarah bangsa Indonesia, selalu ada tantangan dan rintangan, namun Kardinal Suharyo melihat “semua dapat dilewati.” Sejarah itu, lanjut kardinal, “menjadi dasar sangat kuat bagi kita semua dalam keadaan apapun untuk terus melangkah maju dengan penuh harapan dan optimisme.”

Maka kardinal mendorong umat Kristiani “untuk semakin rajin berbuat baik, karena itulah jati diri murid-murid Kristus.” Berbuat baik, jelas kardinal, adalah “membangun kehidupan bersama sebagai warga bangsa, bekerja sama dengan pemerintah dan semua yang berkehendak baik, bertolong-tolongan meringankan beban kehidupan, makin rela berbagi, menjauhkan diri dari godaan untuk mengumbar ujaran kebencian, kebohongan dan keserakahan dalam berbagai macam bentuknya.”

Menghadapi suasana prihatin karena wabah virus corona, maraknya ujaran kebencian, kebohongan publik, dan keserakahan, yang merupakan tanda sangat jelas bahwa paham dan penghayatan hidup keagamaan, dangkalnya keimanan, lemahnya ketaatan pada hukum, dan tergerusnya rasa kebangsaan dan watak mulia bangsa, kata Kardinal Suharyo, pada hari Natal ini “kita diajak terus berusaha mencari inspirasi dan kekuatan iman.”

Dalam rangka itulah, jelas kardinal, KWI bersama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menawarkan tema Natal “… dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” yang berarti Allah menyertai kita (Mat 1:23). “Yesus yang lahir bagi kita adalah sang Imanuel, wujud Allah yang menyertai kita. Melalui tema ini kita diundang menyambut Natal dengan keyakinan iman yang kuat bahwa dalam keadaan apapun Tuhan selalu menyertai kita hari demi hari. Penyertaan Tuhan itulah yang menjadi nyata dalam diri Yesus yang disebut Imanuel,” kata Kardinal Suharyo.

Acara yang diketuai oleh Menteri Kominfo Johnny G Plate itu disiarkan secara langsung melalui TVRI dan link streaming Youtube juga menghadirkan Ketua Umum PGI Pendeta Gomar Gultom yang memimpin Doa Safaat dalam ibadah yang dipandu oleh Pastor A Erwin Santoso MSF dan Lisa A Riyanto.

Acara yang juga diisi dengan berbagai penampilan tari, lagu dan koor itu diawali dengan aksi sosial berupa pemberian bantuan untuk 8.424 anak asuh di 186 panti asuhan dan rehabilitasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Khotbah Kardinal Suharyo diakhiri dengan cerita dari satu relief di Candi Mendut Jawa Tengah yang menggambarkan seekor burung berkepala dua, yang satu di atas dan satu lagi di bawah. “Setiap kali burung itu mencari makan, hanya kepala yang di atas yang dapat makanan enak. Sedangkan kepala yang di bawah hanya mendapat sisa-sisanya. ‘Tolonglah sekali-sekali kamu memberikan makanan yang segar bukan sisa-sisa terus,’ kata kepala yang di bawah. Kepala yang di atas menjawab, ‘Kawan kita kan satu badan, jadi yang saya makan juga untuk kamu.’ Kepala yang di bawah menerima. Setiap kali dia berkata demikian mendapat jawaban yang sama. Pada suatu titik dia marah, makan racun dan matilah burung berkepala dua itu.”(PEN@ Katolik/paul c pati)

Artikel terkait:

Presiden Jokowi berharap umat Kristiani terus menyalakan lilin-lilin dalam hati

Semua foto ini adalah hasil screenshot: (dari atas ke bawah) Pendeta Gomar Gultom, Menteri Kominfo Johnny G Plate, serta Pastor A Erwin Santoso MSF dan Lisa A Riyanto.

Screenshot (17) (1)Screenshot (25) (1)Screenshot (9)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini