Home KEGEREJAAN Jubah bukan jaminan menang, harus berjuang lawan godaan agar jubah tak ternoda

Jubah bukan jaminan menang, harus berjuang lawan godaan agar jubah tak ternoda

0
Jubah 5
56 frater calon imam dari tiga keuskupan menerima jubah (Komsos Atambua)

“Barang siapa bertahan sampai akhir, dialah yang menang. Jubah  tidak menjadikan jaminan untuk kita menang. Kita masih harus berjuang melawan godaan untuk tidak menodai jubah itu. Kita hendaknya meneladani Bunda Maria yang sudah dibebaskan dari noda dosa namun masih bertanya dalam dirinya dan membiarkan Tuhan yang menjawabnya, menjawab hidup  kita.”

Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku berbicara dalam Misa Penerimaan Jubah bertema “Jadilah Taat Seperti Bunda Maria” bagi 56 frater calon imam diosesan (27 dari Keuskupan Atambua, 21 dari Keuskupan Agung Kupang, dan 8 dari Keuskupan Weetebula) di Aula Dominikus dari Tahun Orientasi Pastoral (TOR) Loo Damian, Emaus, Atambua, pada Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, 8 Desember 2020.

Mgr Domi mengingatkan para frater agar membiasakan diri membiarkan Allah menjawab hidup mereka karena Allah sendiri yang juga menyiapkan pakaian untuk Adam dan Hawa yang jatuh dalam dosa, dan “pakaian yang kalian diterima hari ini adalah pakaian rohaniwan atau pakaian pemulihan.”

Uskup Atambua itu mengajak para frater untuk belajar dan meneladani “ketaatan yang tidak pernah selesai” dari Bunda Maria. “Taat harus diperbaharui dari hari ke hari, karena kita mengalami kejatuhan seperti Adam dan Hawa di taman Firdaus,” kata Mgr Domi seraya mengharuskan para frater untuk “berjuang menjadi pemenang.”

Perayaan, yang dihadiri Vikjen Keuskupan Atambua Pastor Vincentius Wun SVD dan lima pendamping para frater itu, diawali dengan panggilan nama para frater, pemberkatan jubah, penerimaan jubah, dan doa penyerahan para frater. Jubah, kata Praeses Frater Lo’o Damian Pastor Yustinus Ati Bere Pr kepada para frater itu saat itu, “merupakan pakaian pemulihan dan perlindungan dari Tuhan.”

Imam itu minta kepada frater diosesan angkatan 31 yang baru menyelesaikan pembinaan lima bulan di TOR Loo Damian, Emaus, itu agar mempertahankan jubah yang diterima hari itu dan merenungkan perjalanan panggilan mereka di hari-hari selanjutnya.

Salah satu frater Keuskupan Agung Kupang, Frater Pedro Tanouf, sangat gembira dan bersyukur kepada Tuhan karena perayaan penerimaan jubah itu berjalan lancar “meski tanpa kehadiran orang tua kami karena situasi pandemi.” Namun dia berharap dukungan doa dari orang tua dan seluruh umat membantu mereka menjalani panggilan Tuhan.(PEN@ Katolik/Simpro Leki/Komsos Atambua)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version