Sabtu, Juli 27, 2024
30.6 C
Jakarta

Dua suster OP berkaul kekal, empat perbarui janji: Memilih itu mudah, bertahan itu susah

Kaul 3

Dua suster Dominikan, Suster Maria Felicia Peni Verawati OP dan Suster Maria Alfonsa Purwanti OP,  satu per satu “mengucapkan kaul dan berjanji akan taat kepada Tuhan, kepada Santa Perawan Maria, kepada Santo Dominikus, dan kepada Suster Maria Elisabeth OP selaku pemimpin Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus di Indonesia dan para penggantinya, sesuai Regula Santo Agustinus dan Konstitusi Kongregasi ini. Saya mau hidup sebagai Perawan Kristus yang bersikap taat dan miskin seperti Kristus sampai waktu ajal saya.”

Kaul yang diucapkan di Kapel Novisiat Baciro, Yogyakarta, 6 Desember 2020, itu ditanggapi Superior Jenderal kongregasi itu Suster Maria Elisabeth Yaya Budiarti OP yang diwakili oleh Suster Maria Lusia Kusrini OP dengan mengatakan, “Semoga Suster diberi Tuhan kehidupan Kekal. Suster Elisabeth berhalangan hadir karena sakit.

“Mohon doa dan restu suster,” harap kedua suster itu yang kemudian mendapat berkat dan doa dari Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko yang memimpin Misa live-streaming itu “agar hidup dan penyerahan diri mereka sungguh menjadi berkat bagi setiap orang yang mereka jumpai.”

Dan, setelah penyerahan diri dengan telungkup di depan altar selama lagu Litani Para Kudus, kedua suster itu menerima salib dan cincin, serta secara definitif diterima dalam kongregasi itu. “Dengan ini saya menyatakan bahwa Suster Maria Alfonsa OP dan Suster Maria Felicia OP diterima secara definitif dalam Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus di Indonesia,” kata Suster Lucia yang disambut tepuk tangan dan para suster dan dewan pimpinan serta pimpinan komunitas yang hadir. Mereka maju juga ke depan altar sambil bernyanyi, “Terpujilah Allah Bapa … Terpujilah selamanya …”

Dalam Misa, dengan lilin bernyala di tangan, empat suster bersama-sama mengatakan, “Tuhan Yesus Kristus, saya bersyukur kepada-Mu, Engkau telah setia menyertai saya dalam menjawab panggilan-Mu sampai saat ini. Engkau telah menyelenggarakan panggilan-Mu dalam diri saya dengan cara-Mu sendiri, meski kadang kehendak-Mu sering tak kumengerti sehingga saya sering tidak setia dalam menjawab kesetiaan-Mu.”

Keempat suster itu, Suster Maria Clarita Susilarti OP dan Suster Maria Angela Linawati Simanjuntak OP yang merayakan 25 Tahun Hidup Membiara, dan Suster Maria Lisabetha Sukarni OP serta Suster Maria Caroline Sutarmi OP yang merayakan 50 Tahun Hidup Membiara.

Percaya akan penyertaan dan penyelenggaraan-Mu, “saya hendak membaharui janji-janji saya. Saya mau taat kepada Tuhan, kepada Santa Perawan Maria, kepada Santo Dominikus dengan hidup bersungguh-sungguh dan religius, hidup sehati dan sejiwa dalam Tuhan, setia pada pewartaan kebenaran di mana pun saya diutus. Saya mau taat kepada pemimpin Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus di Indonesia sesuai dengan Regula Santo Agustinus dan Konstitusi Kongregasi. Saya mau hidup sebagai perawan Kristus yang bersikap taat dan miskin seperti Kristus sampai waktu ajal saya,” lanjut mereka.

Dalam homili Misa itu Mgr Ruby yang ditemani Kepala Paroki Baciro Pastor FX Alip Suwito Pr membacakan pesan Rektor Seminari Tinggi Kentungan Pastor Matheus Djoko Setyo Prakosa Pr, berjudul “Memilih itu mudah, bertahan itu susah.”

Pada awalnya, tulis imam itu, “semua orang bangga pada pilihannya, tapi akhirnya tidak semua orang setia pada pilihannya, saat dia sadar bahwa yang dipilih tidak sepenuhnya seperti yang diimpikan, karena yang tersulit dalam hidup bukanlah memilih tetapi bertahan pada pilihan. Sedikit waktu mungkin cukup untuk menentukan pilihan tetapi untuk bertahan pada pilihan tersebut mungkin harus menghabiskan sisa usia yang dimiliki.”

Mgr Ruby membenarkan bahwa memilih tidak butuh waktu lama, apalagi kalau ada minat, “tetapi bertahan dengan penuh kesetiaan dan ketekunan dalam pilihan itu tidak gampang, apalagi ketika menghadapi banyak kesulitan.” Kalau impian kita tidak sesuai kenyataan, jelas uskup itu, kadang seorang frustrasi, dan “Di sinilah dibutuhkan pengorbanan dan ketekunan dalam pilihan.”

Namun sebelumnya, ketika mengomentari tema perayaan itu, “Kasih Karunia Tuhan Menyertai Kita,” Mgr Ruby menegaskan bahwa menjadi religius adalah sungguh panggilan Tuhan, karena Tuhanlah yang berinisiatif memanggil kita menjadi suster, pastor dan bruder. “Allah yang berkehendak, Allah yang menginginkan kita menjadi religius bagi-Nya dan bagi Gereja-Nya, maka panggilan religius sungguh merupakan anugerah Tuhan yang pantas disyukuri,” tegas Mgr Ruby.

Perjalanan 50, 25 dan 9 tahun untuk kaul kekal yang dirayakan para suster itu, menurut Mgr Ruby, merupakan pengalaman para suster “bahwa Allah menyertainya dan syukur atas rahmat panggilan yang diberikan kepada mereka masing-masing.”

Uskup meyakinkan mereka bahwa Allah yang memanggil adalah Allah yang bertanggung jawab, artinya “sekali Dia memanggil, Dia bertanggung jawab mendampingi dan menyertai orang terpanggilnya agar bisa melaksanakan tugas dan tanggungjawab sepenuh hati.” Allah, tegas uskup, tidak lalai akan janji-Nya, selalu ingat janji-Nya untuk menyertai, mendampingi dan memberkati mereka yang dipanggil.

Pendampingan, lanjut prelatus itu, termasuk saat “kita harus menghidupi tiga nasihat Injili yang diberikan kepada kita masing-masing.” Uskup yakin, tidak mungkin dengan kekuatan sendiri para suster bisa hidup murni, hidup miskin, dan mau diatur. “Semua perjuangan itu tidak mudah dan tidak mungkin terjadi tanpa campur tangan dan anugerah Tuhan sendiri.”

Contoh kesetiaan para suster yang diperlihatkan pada perayaan itu, lanjut Mgr Ruby, pasti tidak berjalan mulus, tetapi melewati “banyak kekurangan, gelombang jatuh dan bangun dalam berbagai bentuk, tapi akhirnya kita bangkit kembali untuk berbenah, memperbaiki diri.” Pembaharuan diri, menurut uskup, diperlukan terus-menerus dari waktu ke waktu. Dan, “Tuhan sabar menyertai kita.”

Uskup itu melihat kaul kekal dan pembaharuan kaul itu sebagai bentuk nyata pembaharuan diri untuk ikut Yesus dengan segala macam konsekuensinya, dengan sepenuh hati dan kesetiaan. “Untuk ikut Yesus tidak ada acara lain selain mengikuti keutamaan yang dimiliki Yesus yakni kemurnian hati, kemiskinan dan ketaatan.”(PEN@ Katolik/paul c pati)

Semua foto ini adalah hasil screenshot PEN@ Katolik/pcp

kaulKaul 5e261ebed-644f-416a-b157-c86562c4e56eKaul 613a32b5f-3976-4bdc-9f0d-a9182584804842d5be85-69aa-4bff-926a-d8d9a1c81963db1ff551-5f32-4621-a42e-a2453dd11c81

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini