Kadang kala Tuhan berbicara lewat hal-hal yang sederhana yang tidak kita sangka-sangka. Tuhan memilih orang-orang yang biasa-biasa saja untuk mengingatkan kita agar hidup lebih baik lagi. Tetapi tidak jarang sebagai manusia, kita lebih senang melihat sesuatu yang wah dan luar biasa. Tuhan memiliki caranya sendiri dalam menyapa, hal-hal yang diluar dugaan. Inilah cara yang dipakai Tuhan untuk membuat kita sadar. Kadang kala kita tidak sadar bahwa pengalaman-pengalaman dan perjumpaan kita bisa menjadi sarana Tuhan menyapa dan menemani kita.
Dalam bacaan Injil 1 Desember 2020, Peringatan Wajib Dionisius dan Redemptus (Lukas 10:21-24), Yesus mau menunjukkan kepada kita bahwa sebenarnya karya keselamatan Allah tidak selalu dipikirkan, tidak hanya ada dalam otak tetapi sesuatu yang juga hadir dari kedalaman hati. Seperti yang dikatakan Yesus bahwa terkadang orang bijak dan pintar tidak bisa mengerti cara dan karya Tuhan, tetapi mereka yang sungguh berserah dan membuka hati dan pikiran yang sungguh memahami bagaimana Allah bekerja. Hal ini menjadi benar karena bisanya orang-orang pintar selalu berpikir dan berpikir bahkan mereka melupakan Allah yang hadir dalam hidup mereka. Kehadiran Allah pun mereka pikirkan sehingga mereka tidak lagi terbuka akan misteri keilahian Allah itu sendiri. Sedangkan, kalau kita berjumpa dengan orang sederhana, dengan segala keterbukaan dan kepercayaannya mereka dengan mudah memahami Allah yang hadir dalam hidup mereka. Saya tidak mengatakan orang pintar itu salah, tetapi terkadang orang-orang yang pintar kurang cukup rendah hati untuk menyadari Tuhan yang berkerja dalam hidup mereka.
Untuk sungguh menyadari kehadiran Allah dan karya-karya-Nya dibutuhkan keselarasan antara hati dan pikiran kita. Ketika hati dan pikiran digunakan sebaik-baiknya, kita menjadi rendah hati dan sungguh dapat mengerti dan memahami karya-karya indah Allah dalam hidup ini. Karena hidup kita bukanlah kita sendiri yang bekerja tetapi ada campur tangan yang Ilahi yang membimbing dan menuntun kita.(FRAY.EL.OP)