Home SOSIAL Seorang imam hargai kapolres yang angkat harkat orang asli Papua dengan home...

Seorang imam hargai kapolres yang angkat harkat orang asli Papua dengan home industry

0
Doa Pemberkatan Home Industry di Merauke, Papua, oleh Pastor Anselmus Amo MSC didampingi Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji (PEN @ Katolik / gsk)
Doa Pemberkatan Home Industry di Merauke, Papua, oleh Pastor Anselmus Amo MSC didampingi Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji (PEN@ Katolik/gsk)

Direktur Sekretariat Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agung Merauke Pastor Anselmus Amo MSC memberikan apresiasi kepada Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji atas usaha dan upaya mengangkat harkat dan martabat Orang Asli Papua melalui home industry (industri rumahan) yang menggunakan sumber yang tidak diperhitungkan orang banyak namun menghasilkan kreativitas bernilai ekonomi.

“Saya memberikan apresiasi kepada Kapolres dan jajarannya yang mengangkat harkat dan martabat Orang Asli Papua melalui industri rumahan,” kata Pastor Amo usai memberkati pembukaan kegiatan itu di halaman Mapolres Merauke, 26 November 2020.

Dalam industri rumahan itu masyarakat mengolah kelapa menjadi minyak goreng dan negara batok kepala menjadi kancing pakaian dan minyak yang sudah matang dijadikan bahan dasar pembuatan sambal, yang diracik dengan memasukkan komposisi lain.

“Peserta yang ikut pelatihan diharapkan memanfaatkan peluang ini dengan baik dan mampu bekerja mandiri dalam memajukan ekonomi masing-masing,” kata Pastor Amo yang mengajak semua pihak ikut bekerja sama dan bekerja dengan baik untuk maju bersama guna mencapai tujuan yang baik.

Ketua RT 01 Kelurahan Karang Indah Emanuel Jebo juga memberikan apresiasi serupa karena pelatihan itu membuka pikiran warga setempat akan manfaat limbah, karena sebelumnya kelapa hanya diambil isinya dan batoknya dibuang karena tidak berguna. “Ternyata, manfaat dan nilai rupiah tempurung sangat tinggi setelah diolah. Kami sangat kasih kasih kepada Kapolres yang baru ini, ”katanya.

Emanuel mengaku warga pria dari Kelurahan Karang Indah rata-rata bekerja sebagai buruh pelabuhan. Sementara kaum wanita mencari ikan di kali atau rawa. Dengan latihan terpadu ini, berharap ada manfaat berkelanjutan bagi warga Merauke.

Kegiatan itu, jelas Kapolres Untung, menerapkan, menerapkan, kerapian, dan menggunakan sarung tangan saat kerja, tidak memakan pinang atau siri, serta disiplin. “Kelayakannya akan menghapus untuk mendapatkan ijin notaris, dan kelompok yang sudah mahir akan dilepas untuk bisa berdikari,” tegasnya.

Bahkan, kapolres itu akan memfasilitasi masyarakat dalam membuat kerajinan noken (tas ala Papua) dengan bahan dari sumber daya alam sekitar yang bisa dimanfaatkan. Kalau produk noken di Merauke sudah berhasil, akan ada hari khusus wajib noken bagi anggota Polres, “guna mengangkat nilai budaya Papua khas Merauke dan melestarikannya agar tidak punah.” (PEN@ Katolik/Getrudis Saga Keo)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version