Home MANCANEGARA Sidang umum online para uskup Australia bahas pelecehan, tata kelola Gereja, pandemi

Sidang umum online para uskup Australia bahas pelecehan, tata kelola Gereja, pandemi

0
Uskup Agung Mark Coleridge dari Brisbane merayakan Misa Kudus di Katedral Santo Stephanus yang kosong karena pembatasan (ANSA)
Uskup Agung Mark Coleridge dari Brisbane merayakan Misa Kudus di Katedral Santo Stephanus yang kosong karena pembatasan (ANSA)

Konferensi Waligereja Katolik Australia memulai sidang umum dengan fokus menentang pelecehan anak, termasuk pembentukan badan pusat yang baru untuk melawan pelecehan seksual dalam Gereja, peninjauan tata kelola Gereja, dan dampak pandemi pada kehidupan Gereja.

Pertemuan empat hari, yang dimulai 24 November, awalnya direncanakan di Melbourne, tetapi, karena pandemi Covid-19, para Uskup berkumpul secara online, seperti yang mereka lakukan di sesi pertama di bulan Mei.

Pembentukan badan nasional baru dengan tanggung jawab semua bidang pengamanan dan standar profesional guna mencegah pelecehan seksual di Gereja adalah agenda penting pertemuan itu. Badan baru, yang diharapkan mulai bekerja awal 2021, akan menggantikan Catholic Professional Standards Limited (CPSL) yang didirikan oleh para Uskup Australia tahun 2016 untuk meningkatkan perlindungan anak. Badan itu juga akan mengambil alih tugas-tugas yang dilakukan oleh lembaga-lembaga Katolik lainnya yang menangani pelecehan seksual.

“Dengan membangun kerja luar biasa dari badan-badan yang ada, konsolidasi peran dan tanggung jawab yang kini dilakukan oleh beberapa kantor akan menciptakan cara lebih efektif dan efisien untuk menangani masalah-masalah kritis ini,” kata ketua Konferensi Waligereja Australia Uskup Agung Mark Coleridge.

Para uskup juga akan meninjau Protokol Tanggapan Nasional baru, yang akan menciptakan praktik-praktik konsisten dan berpusat pada para penyintas untuk menyelidiki keluhan historis dan kontemporer serta tuduhan pelecehan seksual terhadap anak.

Protokol itu dikembangkan dengan sumbangan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk para penyintas. Menurut Mgr Coleridge hal itu “akan memungkinkan orang-orang yang memiliki keluhan atau tuduhan untuk melihat bahwa mereka ditangani dengan cara yang sama di mana pun di negara ini dan tanpa memandang kapan atau di mana pelecehan dikatakan terjadi.”

Topik diskusi lainnya adalah Covid-19 dan dampaknya pada kehidupan Gereja. Para uskup akan melihat tanggapan pastoral Gereja Australia terhadap krisis itu.

Akhirnya, pertemuan itu akan meninjau tata kelola Gereja di Australia. Pertemuan itu akan memeriksa versi terakhir dari laporan berjudul “Terang dari Salib Selatan: Meningkatkan Tata Kelola Tanggung Jawab Bersama dalam Gereja Katolik di Australia,” yang disampaikan pada Konferensi Waligereja dan Para Religius Australia, Agustus lalu. Peninjauan terhadap tata kelola dan manajemen keuskupan dan paroki diminta oleh Royal Commissioan into Institutional Responses to Child Sexual Abuse. (PEN@ Katolik/paul c pati/Lisa Zengarini/Vatican News)

 

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version