Home BERITA FOTO Tiga imam Kapusin dan satu diosesan Keuskupan Sibolga meninggal sejak September

Tiga imam Kapusin dan satu diosesan Keuskupan Sibolga meninggal sejak September

0
Pastor Philipus Tola Awo Harefa Pr di Nias, Imam Diosesan Keuskupan Sibolga (Komsos Keuskupan Sibolga)
Pastor Philipus Tola Awo Harefa Pr di Nias, Imam Diosesan Keuskupan Sibolga (Komsos Keuskupan Sibolga)

Sejak September hingga Oktober 2020 umat di Keuskupan Sibolga kehilangan empat imam yang berkarya di keuskupan itu, satu imam diosesan Pastor Philipus Tola Awo Harefa Pr dan tiga imam Kapusin, Pastor Theophil Odenthal OFMCap, Pastor Servasius Sihotang OFMCap, dan Pastor Blasius Fau OFMCap.

Pastor Tola meninggal di Pastoran Paroki Santo Bonifasius Alasa, Nias, 25 Oktober, Pastor Theophil meninggal di Rumah Sakit Elisabeth Medan 29 Oktober, Pastor Servas meninggal di Biara Yohaneum Sibolga 10 Oktober, dan Pastor Blasius meninggal di RSU Gunungsitoli 22 September di RSU Gunungsitoli.

Berdasarkan laporan Komsos Keuskupan Sibolga, di pagi hari sebelum kematiannya Pastor Tola sebagai Kepala Paroki Alasa Nias dan dikenal sebagai “pastor ganteng” bersama seorang katekis mengunjungi Stasi Leonardus Faekhu Kare dan pukul 14.00 WIB tiba di pastoran dan meminta Pastor Ambar pergi ke Stasi Fulolo untuk memasukkan jenazah umat yang meninggal ke dalam peti jenazah.

Pukul 16.00 umat datang ingin berjumpa Pastor Tola untuk membicarakan muspas paroki, namun Pastor Tola tidak keluar kamar. Sekitar pukul 17.00, Pastor Ambar ketuk pintu Pastor Tola karena umat sudah lama menunggu. Setelah mendengar suara “ya” dari dalam kamar, Pastor Ambar melanjutkan olah raga di aula, sedangkan umat masih menunggu.

Lalu seorang frater mendengar suara batuk dan muntah dari kamar Pastor Tola. Pukul 18.00 lewat beberapa menit, umat yang menunggu pulang tanpa berjumpa Pastor Tola. Pukul 18.30 pintu kamar Pastor Tola kembali diketuk, tetapi karena tidak ada tanda-tanda jawaban, maka Pastor Walter dan sekretaris paroki mendobrak pintu kamar itu dan didapati Pastor Tola dalam keadaan telungkup di samping muntahnya. Sekitar pukul 19.00, karena tidak ada tanda-tanda kehidupan dalam diri imam itu maka jenazahnya dibersihkan dan disemayamkan di Gereja Paroki.

Misa Requiem dilakukan 26 Oktober pukul 15.00 di Gereja Paroki Alasa yang dipimpin Pastor Dony Ola Pr mewakili Unio Keuskupan Sibolga, dan pemakaman jenazah Pastor Tola dilakukan 27 Oktober pukul 11.00 di Pemakaman Paroki Santa Maria BPB Gunungsitoli dipimpin oleh wakil uskup, Dekan Dekenat Nias Pastor Gregorius Fau OFMCap.

Pastor Tola yang melakukan TOP di Paroki Katedral Santa Theresia Sibola (2007-2008) dan ditahbiskan diakon 4 Agustus 2020 itu baru ditahbiskan imam 28 Januari 2011 di Gereja Kristus Raja SA Sarudik Sibolga. Paroki yang dilayaninya barulah Paroki Kristus Gembala Baik Gunung Sitoli Luar Kota (2011), Paroki Roh Kudus Gomo (2011-2014), Paroki Kristus Raja Gido (2014-2017) dan Paroki Bonifasius Alasa (2017-2020)

Empat hari kemudian setelah meninggalnya pastor muda itu, Pastor Theophil yang sudah 54 tahun mengabdi di Dekanat Tapanuli meninggal. Umat mengenal imam Kapusin Kustodia Sibolga yang datang sebagai misionaris tahun 1966 itu sebagai imam yang lebih fasih berbahasa Batak daripada Bahasa Indonesia, karena sejak itu Pastor Theophil berkarya penuh di wilayah Dekanat Tapanuli. Salah satu kalimat yang paling sering diucapkan dalam khotbah adalah Berengma Silang I (lihatlah kayu salib).

Pastor Theophil yang pernah berkarya di Paroki Pangaribuan (1967-1985), Paroki Katedral Sibolga empat tahun, Paroki Padangsidempuan delapan tahun, dan Paroki Tumbajae 17 tahun, juga dikenang sebagai pendiri CU di Dekenat Tapanuli, salah satunya CU Dos Nitahi Pinangsori, dan ahli komputer yang sedang menyelesaikan Sistem Informasi Paroki secara digital.

Pastor Theophil yang dibawa ke Rumah Sakit Elisabeth Medan karena sakit jantung, hipertensi, maag, dan ginjal. Pernah berpesan dalam wawancara yang dimuat di Youtube Bro Semesta, agar umat setia beragama. “Kalau mereka setia beragama berarti mereka sudah tenang karena Allah mendampingi,” kata imam itu.

Sementara itu Pastor Servas yang meninggal pada usia 52 tahun dimakamkan keesokan 11 Oktober, pukul 14.30. Imam Kapusin Kustodi Sibolga itu dikenang karena pernah menjadi ketua Yayasan Hidup Bakti Keuskupan Sibolga (2009-2015), sekaligus ketua MPK dan kemudian Ketua Komisi Pendidikan Keuskupan Sibolga “sampai menyerahkan tugasnya karena keadaan fisik memaksanya untuk beristirahat.” Dalam Facebook OMK menulis, “Kami Orang Muda Katolik akan merindukan senyuman dan nasihatmu.”

Pastor Blasius dari Kustodia Nias kelahiran 25 Juni 1956 yang terakhir berkarya di Paroki Laweha Sumatra Utara dikenal dekat dengan umat. Imam Kapusin Kustodia Generalat Kepulauan Nias itu merangkul saudari maut 22 September dalam usia 64 tahun. Imam itu dimakamkan di pemakaman Kapusin Kustodi General Kepulauan Nias, 24 September. (PEN@ Katolik/paul c pati dari berbagai sumber)

Jenazah Philipus Tola Awo Harefa Pr
Pastor Theophil Odenthal OFMCap
Pastor Servasius Sihotang OFMCap
Pastor Blasius Fau OFMCap

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version