Memasuki di era normal yang baru, Keuskupan Manado ingin mengajak masyarakat dan umat Katolik, khususnya umat Paroki Santo Lukas Ratahan untuk tidak berdiam diri menunggu bantuan, namun dengan gerakan Hari Pangan Sedunia 2020 kita “Bangun Kemandirian Pangan di Masa Covid-19,” dengan saling bersolidaritas meski masih dalam suasana pandemi.
“Dengan semangat Pancasila, kita sebagai keluarga petani harus bisa menjaga kesuburan tanah dengan cara ramah lingkungan,” kata Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Manado Pastor Joy Derry Pr kepada PEN@ Katolik, 19 Oktober 2020.
Pastor Joy Derry berbicara dengan media ini mengomentari Perayaan HPS Keuskupan Manado 2020 di Paroki Ratahan, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, 16 Oktober 2020, yang dihadiri Uskup Manado Mgr Benedictus E Rolly Untu MSC yang sekaligus memimpin ibadat pemberkatan lahan, alat-alat pertanian, dan benih.
Acara, yang dilaksanakan bersamaan dengan perayaan pesta pelindung paroki itu, ditutup dengan penandatanganan prasasti dan penanaman bibit oleh uskup dan Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap. Prasasi itu menetapkan lahan gereja itu sebagai lahan agrowisata untuk pelatihan dan percontohan lahan pertanian yang ramah lingkungan. Wakil bupati, aparat kepolisian, dan jajaran pemerintah juga hadir.
Menyadari tidak semua keluarga petani memiliki kebun dan tidak semua petani mengetahui cara bertanam, Pastor Joy Derry mengajak keluarga petani untuk “mengutamakan solider bertani yang sehat, bersatu menanam dan juga menjual, sehingga keluarga petani bisa mengelola keuangan dalam keluarganya.”
Dijelaskan, yang diberkati oleh Mgr Rolly dalam acara itu adalah pacul, mesin potong rumput serta benih sayuran dan rempah-rempah “yang akan ditanam di lahan gereja serta di lahan-lahan pertanian yang sudah dibagi per wilayah menurut stasi, agar umat stasi bertanggungjawab di areanya.”
Sebagai ketua Komisi PSE, Pastor Joy Derry berpesan pada umat Keuskupan Manado agar selama masa pandemi ini mereka sosialisasikan gerakan bersama “Ayo konsumsi makanan sehat, ayo menanam, ayo berbagi” demi “terbangun relasi kuat di antara sesama ciptaan dan menjadikan pertanian kita sebagai agrowisata organik yang ramah lingkungan,” agar “petani menghidupkan keluarga petani.”(PEN@ Katolik/michael)