Dalam intensi doanya untuk Oktober 2020, Paus Fransiskus meminta semua orang untuk berdoa agar wanita diberi peran kepemimpinan yang lebih besar di Gereja.
Sudah menjadi kebiasaan Paus Fransiskus untuk merilis pesan video yang merinci intensi doanya setiap bulan. Video bulan ini merupakan hasil kolaborasi Dikasteri untuk Awam, Keluarga dan Kehidupan yang menyoroti peran awam, yang oleh Paus Fransiskus dianggap sebagai protagonis sejati dalam pewartaan Injil.
Dalam video itu, Paus meminta secara khusus agar perempuan diberikan partisipasi dalam “bidang tanggung jawab dalam Gereja” karena mereka “cenderung dikesampingkan.”
Selama masa kepausannya, Paus Fransiskus membuat banyak gerakan untuk memberikan momentum pada keinginan ini yakni memberi perempuan bobot lebih besar dalam Gereja. Evangelii gaudium dari Paus berbunyi:
“Tuntutan-tuntutan agar hak-hak sah kaum perempuan dihargai, yang didasarkan pada keyakinan teguh bahwa laki-laki dan perempuan setara dalam martabat, mengajukan kepada Gereja pertanyaan-pertanyaan mendalam, yang menantang dan tidak dapat dihindari begitu saja” (104).
Pastor Frédéric Fornos SJ, Direktur Internasional Jaringan Doa Sedunia Paus, mengamati “sejak 2013, banyak yang telah dicapai, tetapi lebih banyak yang harus dilakukan.” Imam itu juga menunjukkan bahwa “berdasarkan Pembaptisan, kita semua dipanggil untuk dengan setia memberitakan dan melayani Injil Yesus Kristus, untuk menjadi murid misionaris Tuhan. Meskipun demikian, di antara umat awam, perempuan secara sadar dan tidak sadar diturunkan ke tingkat lebih rendah. Sebagaimana Fransiskus mengingatkan kita di Querida Amazonia, banyak perempuan, yang digerakkan oleh Roh Kudus, menjaga Gereja tetap hidup di banyak bagian dunia dengan pengabdian luar biasa dan iman mendalam. Sangatlah penting bahwa mereka berpartisipasi lebih dan lebih di bidang-bidang tempat pengambilan keputusan. Ini membutuhkan perubahan mentalitas yang mendalam; itu membutuhkan pertobatan kita, yang berarti doa.”
Teks lengkap intensi doa itu:
Tidak ada yang dibaptis sebagai imam atau uskup. Kami semua dibaptis sebagai umat awam.
Umat awam adalah protagonis Gereja.
Saat ini, sangatlah penting menciptakan kesempatan lebih luas untuk kehadiran lebih jelas dari perempuan di dalam Gereja.
Dan kehadiran awam yang feminin harus ditekankan karena perempuan cenderung dikesampingkan.
Kita harus meningkatkan integrasi perempuan, terutama di mana keputusan penting dibuat.
Kita berdoa agar dengan kebajikan baptisan, kaum awam, khususnya perempuan, bisa lebih berperanserta dalam bidang tanggung jawab dalam Gereja, tanpa jatuh ke dalam bentuk-bentuk klerikalisme yang mengurangi karisma awam.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)