“Perekonomian Tahta Suci harus transparan seperti rumah kaca, umat beriman berhak mengetahui bagaimana kami menggunakan sumber daya kami.” Hal itu dikatakan oleh Prefek Sekretariat Ekonomi Pastor Juan Antonio Guerrero Alves dalam wawancara dengan Andrea Tornielli dari Vatican News tentang status rekening Kuria Roma dalam anggaran tahun 2019.
“Umat beriman berhak mengetahui bagaimana kami menggunakan sumber daya kami,” lanjut Pastor Guerrero dalam wawancara yang diterbitkan Vatican News dalam edisi 1 Oktober 2020, dan diterjemahkan oleh Paul C Pati dari PEN@ Katolik.
Pastor Guerrero, Anda baru saja menyerahkan anggaran Kuria kepada Dewan Ekonomi. Banyak orang minta agar Vatikan memulai operasi transparansi, menjelaskan status rekening mereka kepada umat beriman, dan bukan hanya kepada umat beriman. Apa yang bisa Anda katakan kepada mereka yang mau mengetahuinya?
Mereka yang minta transparansi itu benar. Ekonomi Tahta Suci harus berupa rumah kaca. Inilah yang diminta Paus dari kami. Inilah komitmen prefek ini dan saya sendiri, dan inilah yang saya lihat dalam organ-organ lain Kuria itu. Itulah alasan dimulainya reformasi. Itulah mengapa beberapa aturan diubah. Itulah mengapa Kode Pengadaan Barang dan Jasa diluncurkan. Kami bergerak maju di jalur ini. Umat beriman berhak mengetahui bagaimana kita menggunakan sumber daya di Tahta Suci. Kami bukan pemilik, kami pengurus barang-barang yang kami terima. Oleh karena itu, dalam menyajikan anggaran tahun 2019, kami ingin menjelaskan kepada umat beriman, dengan cara yang paling bisa dimengerti, apa saja sumber daya Kuria Roma, dari mana asalnya, dan bagaimana penggunaannya.
Mungkin ada baiknya mundur satu langkah. Pertama-tama, jelaskan apa yang sedang kita bicarakan. Terkadang ada kebingungan antara Kuria Roma dan Gereja. Terkadang antara Kuria dan Vatikan. Apa itu Kuria?
Benar. Jadi, pertama-tama, yang kami sajikan di sini bukan neraca Gereja. Ada konferensi-konferensi waligereja, keuskupan-keuskupan, paroki-paroki, kongregasi-kongregasi dan institut-institut keagamaan, dan begitu banyak karya Gereja, yang tersebar di seluruh dunia, yang tidak termasuk dalam anggaran Tahta Suci. Juga tidak ada rekening seluruh Vatikan, yang juga mencakup , misalnya, anggaran Kota Vatikan, yaitu Kegubernuran; IOR (Bank Vatikan), Peter’s Pence, dan sejumlah Yayasan yang bekerja sama dengan berbagai departemen. Semua lembaga ini menyampaikan pernyataan dan laporan mereka kepada otoritas terkait. Apa yang telah kami sampaikan kepada Dewan Ekonomi adalah Neraca Kuria Roma, yaitu Tahta Suci dalam arti sempit: enam puluh lembaga yang melayani Paus dalam misinya dalam memimpin Gereja, dalam misinya mempersatukan karya amal kasih, yaitu evangelisasi, komunikasi, pelayanan pengembangan manusia seutuhnya, pendidikan, bantuan kepada Gereja-Gereja dalam kesulitan, formasi klerus, dll.
Mengapa Anda mendefinisikan Tahta Suci sebagai “pernyataan misi”?
Karena saya menghubungkan uang dengan misi. Untuk apa? Itu sebabnya dalam penyajian anggaran kami mencoba menjelaskan bagaimana sumber daya digunakan, untuk tujuan apa, untuk misi apa. Artinya, kami ingin anggaran itu menjelaskan bagaimana Tahta Suci menggunakan sumber-sumber dayanya untuk memenuhi misinya, pelayanannya untuk misi Bapa Suci. Lalu ada aspek lain. Tahta Suci tidak berfungsi sebagai sebuah perusahaan atau suatu negara, tidak mencari keuntungan atau surplus. Karena itu, wajar jika defisit. Kenyataannya, hampir semua departemen adalah “pusat biaya” yang memberi pelayanan yang tak dijual atau disponsori. Menghindari defisit bukan tujuan Tahta Suci. Semangatnya berbeda. Kami percaya, tujuannya adalah agar biaya sesuai dengan yang diperlukan untuk pelayanan misi yang dipercayakan kepada kami. Dalam pengertian ini, sangat diharapkan kami bisa mendapat banyak penawaran menarik kalau itu membantu pelayanan yang harus kami berikan. Dengan kata lain, kami tidak bisa abaikan kebutuhan akan sumber daya dan sumber-sumber daya yang tersedia: kami harus memiliki kebijakan ekonomi. Tetapi kami juga tidak boleh berpikir dan bertindak berdasarkan itu saja, terkadang kami harus memberi lebih dari yang kami miliki guna memenuhi misi kami: kami harus punya keberanian dalam misi. Yang harus kami jaga adalah apakah defisit itu berkelanjutan atau dibiayai secara memadai dalam jangka panjang. Ada banyak sekali kebutuhan di dunia ini. kami harus percaya akan Penyelenggaraan Ilahi, yang bertindak melalui kemurahan hati umat beriman.
Konkretnya, apa itu misi?
Misi Tahta Suci, Kuria Roma, bukan hanya amal kasih Paus, yang dipahami sebagai semacam LSM yang menerima sumbangan dan membagikannya pada yang membutuhkan. Gereja melakukan banyak hal untuk membantu mereka yang membutuhkan. Sebagian besar bantuan semacam ini dilakukan di tingkat lokal, di paroki dan keuskupan. Dan Kuria juga melakukan banyak hal. Misi utama Tahta Suci adalah membantu membawa pesan Injil ke ujung bumi dengan mengkomunikasikannya, menengahinya dalam situasi yang tidak jelas, membantu mereka yang membutuhkan, mengupayakan kebaikan umat manusia, mendukung Gereja-Gereja lokal yang membutuhkan, mengkomunikasikan Magisterium Paus, mengupayakan persatuan dalam doktrin dan liturgi, menilai dalam konflik di dalam Gereja, mendorong refleksi tentang isu-isu tertentu, membangun dialog tingkat tinggi, memberikan bimbingan kepada Gereja-Gereja lokal, dll. Dengan semua cara ini “Amal Kasih Paus” mengungkapkan cinta Paus untuk Gereja dan Gereja kepada dunia.
Bagaimana dengan data neraca konsolidasi 2019?
Seperti saya katakan di masa lalu, bagaimanapun Anda melihatnya, Tahta Suci bukanlah entitas ekonomi besar. Kami memiliki pendapatan 307 juta euro, kami telah menghabiskan 318 juta euro. Defisit kami 11 juta. Aset bersih kami bernilai 1.402 juta euro. Ada banyak sekolah menengah di Amerika Serikat yang memiliki volume lebih tinggi daripada Kuria Roma yang ditunjukkan dalam anggaran ini.
Bagaimana dengan anggaran seluruh Vatikan?
Seperti saya katakan di awal, Kuria bukanlah keseluruhan Vatikan. Jika kami tambahkan anggaran Kegubernuran, Peter’s Pence, IOR, Dana Pensiun dan Yayasan yang membantu misi Tahta Suci, kami memperoleh warisan bersih sekitar 4.000 juta euro. Jika kami konsolidasikan semuanya, tidak akan ada defisit di tahun 2019, juga tidak ada di tahun 2016, tahun terakhir di mana semua rekening ini dikonsolidasi. Namun, saya tidak ingin mengatakan bahwa kami tidak mengalami kesulitan dan bahwa dalam krisis virus corona ini kami tidak akan mengalami kesulitan lebih besar.
Kembali ke Kuria, apa sumber pendapatan Anda?
Tahun 2019, 54%, atau 164 juta euro, dihasilkan dari aset yang sama. Kegiatan komersial (kunjungan ke katakombe-katakombe, yang tidak seperti museum-museum adalah bagian dari Tahta Suci, produksi yang dijual oleh Dikasteri Komunikasi, Rumah Penerbitan Vatikan, dll.) Dan jasa-jasa (biaya beberapa sertifikat, biaya akademik lembaga universitas, dll.) menghasilkan 14%, atau 44 juta euro. Entitas-entitas Vatikan yang tidak dikonsolidasikan dalam anggaran ini (IOR, Kegubernuran, Basilika Santo Petrus) menyumbang 14% dari pendapatan, 43 juta. Dan kolekte-kolekte dari keuskupan-keuskupan dan umat beriman berjumlah 56 juta euro, 18%.
Mari sekarang membahas biayanya. Berapa biaya kuria, bagaimana distribusi biayanya?
Kami bisa membagi biaya itu menjadi tiga blok: yang kami sebut manajemen aset adalah 67 juta euro, 21% dari biaya, dan termasuk 18 juta euro untuk pajak dan 25 juta euro yang dihabiskan untuk pemeliharaan gedung. Bisa kami katakan 67 juta euro ini adalah biaya yang kami keluarkan untuk menghasilkan pendapatan 164 juta euro yang saya sebutkan sebelumnya dan yang berasal dari kepemilikan. Pelayanan dan administrasi menyerap 14% biaya. Dan biaya misi menyerap 65% dari biaya. Secara umum, ketika saya semakin mengenal Kuria, yang paling membuat saya terkesan adalah bahwa kami melakukan banyak hal dengan biaya sedikit. Saya melihat anggaran berbagai negara dan wilayah, saya tidak menemukan yang sebanding dengan mempertahankan 125 nunsiatur dan misi permanen di dunia dengan 43 juta euro, dengan relevansi, kapasitas untuk mediasi dan persembahan Tahta Suci. Menerbitkan surat kabar harian terkenal, seperti L’Osservatore Romano, menyiarkan lebih dari 24 jam sehari dalam 40 bahasa, seperti yang dilakukan Radio Vatikan dan Media Vatikan, menghasilkan berita dan menjelaskannya seperti yang dilakukan Vatican News, menghabiskan 45 juta euro: Saya tidak temukan perbandingannya dalam dunia komunikasi. Pesan Injil harus mencapai ujung dunia dan, sejauh mungkin, diharapkan disampaikan dalam bahasa setiap orang dan dengan cara yang bisa dipahami dalam budaya mereka sendiri. Menarik juga untuk melihat bagaimana komunikasi Tahta Suci dimodernisasi beberapa tahun terakhir, juga mengurangi biaya. Sekali lagi, jika melihat Perpustakaan, arsip-arsip atau arkeologi Kristen, yang berkaitan dengan warisan bukan hanya Gereja, tetapi juga kemanusiaan, dan membandingkannya dengan institusi serupa: bisa dikatakan bahwa mereka melakukannya dengan bermartabat dan, dengan demikian, dengan sedikit biaya. Hal sama bisa dikatakan tentang institusi universitas, dll. Setiap kali saya menemukan istilah perbandingan dengan institusi lain yang serupa atau sebanding, bagi saya tampaknya Tahta Suci melakukan banyak hal dengan sedikit biaya, berkat jasa banyak orang yang bekerja dengan kemurahan hati yang luar biasa. Saya tidak ingin mengatakan tidak perlu berkembang dalam banyak hal. Tetapi juga harus ditekankan bahwa banyak yang dilakukan dengan baik.
Defisit tahun 2019 sebesar 11 juta jauh lebih kecil dibandingkan defisit tahun 2018 sebesar 75 juta. Terlihat hasil yang dicapai berkat investasi. Sementara defisit operasi mencapai 68 juta dibandingkan 88 juta tahun 2018.
Seperti yang Anda amati, keuangan mencakup sebagian dari defisit manajemen. Selain itu, sebagai perbandingan, beberapa biaya dan pendapatan luar biasa tahun 2018 atau 2019 harus dihilangkan. Menetralkan “satu alat pengatur waktu” ini akan menghasilkan defisit 22 euro juta tahun 2019 dibandingkan dengan 50 juta euro tahun 2018. Sudah saya katakan bahwa kami tidak hanya menganggap diri sebagai penghasil defisit. Misi kami akan selalu cenderung menghasilkan defisit, misi kami tidak menghasilkan pendapatan yang cukup. Ini pelayanan yang tidak kami lakukan demi mendapat keuntungan. Kami harus menemukan cara untuk mendukung misi dalam jangka panjang.
Bagaimana aturannya?
Tidaklah cukup hanya memiliki tabungan dan pengendalian pengeluaran yang diperlukan untuk mengurangi defisit. Ada banyak lembaga di Tahta Suci yang melakukan banyak hal dengan sedikit pengeluaran. Tabungan harus disertai pemeriksaan pendapatan, yaitu investasi, sekuritas, atau real estat, untuk mengupayakan pengoptimalannya. Upaya dalam kerja sama ini perlahan-lahan berakhir. Mengenai pembahasan pendapatan, kami harus pikirkan juga kolekte. Kolekte umat untuk Peter’s Pence juga bertambah, dan berkontribusi 35% untuk biaya. Umat beriman ingin berkontribusi pada misi Gereja, tetapi penting untuk memiliki kebijakan transparansi dan komunikasi eksternal yang mampu menyampaikan dengan tepat bagaimana kami menggunakan uang yang kami terima dan kelola. Ini tujuan yang ingin kita capai, inilah cara yang Bapa Suci arahkan kepada kami. Inilah garisnya (aturannya). Seperti diketahui, dalam beberapa bulan terakhir Kode Pengadaan Barang dan Jasa sudah disetujui. Harapannya, selain menumbuhkan transparansi, berkat persaingan juga dimungkinkan memperoleh tabungan. Kami perlu beberapa tindakan terkait dengan apa yang menjadi perhatian agar bisa mendapatkan orang-orang yang lebih termotivasi dan bertanggung jawab dalam tugas yang dipercayakan kepada mereka, mobilitas lebih baik, serta efisiensi dan pengurangan biaya lebih besar. Kami perlu mencari model yang lebih fleksibel, yang berorientasi pada penghargaan prestasi, komitmen dan keterampilan profesional.
Dalam wawancara dengan Vatican News Mei lalu, Anda bicara tentang proyek sentralisasi investasi. Bagaimana prosesnya?
Ada keputusan-keputusan yang implementasinya perlu waktu. Kemajuan dibuat sedikit demi sedikit. Menurut Konstitusi Pastor Bonus (1984), APSA adalah administrator Tahta Apostolik. November 2018, Paus meminta koordinator Dewan Ekonomi Kardinal Marx untuk memusatkan investasi. Sedikit demi sedikit kami bergerak ke arah ini. Tahun ini kami telah mengadakan banyak pertemuan, kami memeriksa banyak model yang mungkin. Saya kira kami telah membuat kemajuan dan mencapai keputusan untuk memilih sebuah model dengan belajar dari praktik yang baik dari orang lain. Saya kira mungkin akhir tahun atau awal tahun depan langkah-langkah terakhir akan diambil. Sentralisasi niscaya akan memungkinkan transparansi lebih besar dan kontrol lebih tepat, serta memberikan kemungkinan untuk berinvestasi secara terpadu sesuai ajaran sosial Gereja, dengan kriteria etis, berkelanjutan, tata kelola yang baik dan profesional. Harus dikatakan bahwa mayoritas investasi terpusat di APSA. Banyak investasi lain yang dilakukan oleh institusi-institusi yang terkait dengan Tahta Suci juga dilakukan melalui IOR, yang memberikan jaminan pengawasan, transparansi, dan kriteria etis. Jelas bahwa IOR, yang dalam beberapa tahun terakhir membuat kemajuan luar biasa, harus memainkan peran penting dalam organisasi investasi Tahta Suci. Sentralisasi sebenarnya harus dikombinasikan dengan subsidiaritas: tidak semuanya bisa disentralisasikan kalau ingin efektif.
Anda berbicara tentang investasi seolah-olah Anda belum membaca koran selama beberapa minggu terakhir …
Saya hidup di masa sekarang. Saya baca koran. Ada kemungkinan bahwa, dalam beberapa kasus, Tahta Suci tidak hanya mendapat nasihat jelek tetapi juga ditipu. Saya yakin, kami belajar dari kesalahan atau kecerobohan masa lalu. Atas dorongan tegas dan mendesak dari Paus, persoalan sekarang adalah percepatan proses pengetahuan, transparansi internal dan eksternal, kontrol, dan kolaborasi antardepartemen yang berbeda. Dalam tim-tim kami sudah dimasukkan para profesional tim dari tingkat tertinggi. Saat ini ada komunikasi dan kolaborasi antara departemen-departemen dari konten ekonomi untuk mengatasi masalah ini. Kolaborasi adalah langkah maju yang bagus. Sekretariat Negara, APSA dan Prefek Sekretariat Ekonomi bekerja sama dengan baik. Kami pasti bisa membuat kesalahan, kami bisa membuat kesalahan atau ditipu, tetapi tampaknya ini lebih sulit kalau kami bekerja sama dan bertindak dengan kompetensi, transparansi, dan kepercayaan di antara kami.
Apa resikonya di masa depan?
Negara-negara besar, perusahaan-perusahaan, dan masyarakat berada dalam kesulitan ekonomi. Karena ujian krisis kesehatan dan ekonomi, mereka mengambil hutang yang akan sulit dibayar, menunda semua pembayaran, dan berupaya menjaga likuiditas dalam menghadapi ketidakpastian yang menanti. Kami yang kecil pasti berada dalam kesulitan. Kami bergantung pada pengembalian aset dan kolekte, dan krisis itu mempengaruhi keduanya secara negatif. Hal terburuk yang bisa kami lakukan adalah tidak mengenali kesulitannya, atau memilih opsi “setiap orang untuk dirinya sendiri.” Kita harus berjalan bersama. Kita harus melawan. Melawan bersama, bersama berkorban. Seperti kata Paus, krisis itu bisa menjadi situasi khusus yang membuat kita lebih baik. Krisis itu juga bisa menjadi kesempatan untuk memperkenalkan perubahan-perubahan penting yang telah terlihat.
Apa alasan meminta departemen-departemen April lalu untuk mentransfer likuiditas mereka ke APSA?
APSA adalah departemen yang dirancang untuk mengelola sumber daya dari semua departemen. Bulan April, mengingat ketidakpastian yang ditunjukkan oleh lockdown, saya mencatat ini, tanpa tahu berapa lama lagi ini akan berlangsung, dan saya mengantisipasi hal itu akan memengaruhi pendapatan. Kami telah memutuskan untuk tidak memotong donasi dan bantuan kepada orang-orang dan Gereja-Gereja yang membutuhkan – orang lain bisa lebih buruk dari kami – atau gaji orang yang bekerja untuk Tahta Suci. Dan karena alasan ini sumbangan dan bantuan meningkat. APSA harus membayar gaji, kami tidak tahu berapa lama penutupan akan berlangsung, atau apakah kami akan peroleh pendapatan yang diharapkan. Oleh karena itu kami meminta kepada departemen-departemen untuk menjaga likuiditasnya di APSA.
Benarkah Sekretariat Negara akan tetap tanpa “portfolio” dan dananya akan dikelola oleh APSA?
Sekretariat Negara telah melakukan proses ini selama berbulan-bulan. Sekretariat Negara sedang melaksanakan tugasnya. Sekretariat Negara melakukan pekerjaan yang baik untuk memastikan kejelasan, transparansi dan ketertiban. Sekretariat Negara telah membawa semua dananya ke IOR dan APSA dan akan berpartisipasi dalam proses sentralisasi investasi, dengan manajemen yang lebih teknis dan profesional. Pernyataan tentang hilangnya “portofolio” ini, setahu saya, tidak akurat. Manajemen akan dilakukan dengan cara lain, seperti halnya di departemen lain yang memiliki portofolio. Dalam beberapa bulan terakhir saya melihat bahwa di Vatikan, seperti di bagian Gereja lainnya, terdapat penghormatan yang sakral terhadap tujuan dana, atas kemauan yang diungkapkan oleh para donor. Ketika sumbangan diterima untuk tujuan tertentu, ini dihormati. Banyak dana yang dikelola oleh Sekretariat Negara telah diterima untuk tujuan tertentu, selalu terkait dengan misi kami. Jika dana akan dikelola oleh entitas lain, dana itu harus tetap terkait dengan tujuan tersebut, dengan penerima yang sama.
Apa tujuan Peter’s Pence? Mengapa umat beriman diminta memberi kolekte ini?
Sumbangan umat beriman untuk Peter’s Pence adalah cara konkret untuk bekerja sama dengan misi Bapa Suci demi kebaikan seluruh Gereja. Tahun 2019, dana Peter’s Pence menutupi 32% biaya misi Tahta Suci. Struktur dan pelayanan ditutup dengan dananya sendiri. Kolekte Peter’s Pence berjumlah 53 juta Euro, 10 juta Euro di antaranya didonasikan untuk tujuan tertentu. Dengan kata lain, dana itu bekerjasama dengan misi Bapa Suci memberikan 66 juta euro, 23 juta lebih dari yang terkumpul. Ini telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Artinya dana itu juga telah dipenggal. Tetapi selalu untuk misi yang jadi intensi. Peter’s Pence harus dikelola dengan kebijaksanaan administrator yang jujur, sebagaimana seseorang menginvestasikan bakatnya, seperti yang dilakukan oleh setiap bapa keluarga yang baik, untuk menjamin bahwa Paus memenuhi misinya.
Namun, pemberitaan tentang investasi London telah menimbulkan disorientasi.
Saya mengerti. Itu benar. Maka, penting ada kejelasan, ada transparansi. Sementara itu, saya bisa katakan satu hal. Sejauh yang saya tahu, kerugian di London tidak ditanggung oleh Peter’s Pence, tetapi oleh dana cadangan lain dari Sekretariat Negara. Dan satu hal lagi yang ingin saya sampaikan sebagai penutup: kami harus selalu berterima kasih kepada Umat Kudus Allah yang membantu misi Paus. Juga untuk ini kami harus transparan. Seperti yang Paus Fransiskus tulis dalam pesan terakhirnya kepada Serikat-Serikat Misi Kepausan, “Gereja selalu terus maju juga berkat persembahan janda, berkat sumbangan semua orang yang tak terhitung jumlahnya yang merasa disembuhkan dan dihibur oleh Yesus dan yang karena alasan ini, karena kelimpahan rasa syukur, memberikan apa yang mereka miliki.” Tugas kami adalah mengatur pemberian mereka dengan kejujuran, kehati-hatian dan pandangan jauh ke depan dari bapa keluarga yang baik.